•||SATU⚘||•

28.3K 1.8K 22
                                    

Halo buat pembaca lama, cerita awal ini udah aku rombak sebagian, tapi InsyaAllah alurnya masih aman. Kata demi kata udah aku perbaiki sama kejelasan cerita biar kalian enggak kebingungan sama alurnya.

Bagi yang pembaca baru say hayyy, semoga suka ya sama cerita ini. Tapi yang pasti, karakter kita 'Ixora' bakal aku ubah total dari sifatnya.

Aku update revisi nya satu persatu. Semoga kalian suka sama hasil rombakan awal baru ini yaaa🙏💞

Happy Reading☇

Cerah nya langit tidak menggambarkan suasana hati bagi pemilik wajah manis, Canna Xylia. Surai hitam yang tadi rapi kini banyak bercabang mekar seperti gulali kapas. Wajah khas Asia tengah nya menggerang kesal, kasar dengan menyentakan tangan kulit langsatnya pada baju yang kini kotor ketumpahan air berwarna.

"Maafkan aku nona, aku benar-benar tidak sengaja." Ucap suara mengalun berat. Tanpa menatap Canna tahu jenis apa yang menumpahkan minuman padanya.

"Oh astaga! Hei kau! Tanggung jawab, baju milik temanku kotor gara-gara minuman mu itu sialan!" Seruan kasar seorang gadis, satu meja dengan Canna-- melotot dengan jari mengangkat sanksi.

Suara menyentak terdengar keras menghentikan kegiatan sebagian orang disana untuk hanya sekedar ingin tahu apa yang terjadi.

Canna menahan malu, kondisi mereka telah jadi ajang tontonan gratis pemilik mata di cafeteria yang kali ini ramai dihuni berbagai karakter makhluk.

"Hei sudahlah bodoh, dia sudah minta maaf!" Bisik penuh penekanan Canna dengan di sertai gestur tubuh agar teman nya itu tahu kondisi saat ini.

"Apa? Memang benarkan dia harus bertanggung jawab." Gadis tadi mengerut kening tak paham kode Canna berikan itu.

Lelaki yang menjadi poros dari semua ini terdiam tidak berinisiatif menjelaskan lagi. Terlebih ia sudah meminta maaf, tetapi karena mulut menyebalkan gadis berambut potongan bob itu masalah menjadi panjang.

"Hei nona!" Kini ada balasan dari lelaki tadi yang sempat diam. Menghentikan aksi bisik-bisik membosankannya itu.

Serentak mereka menoleh, menatap kini lelaki itu. "Aku kan sudah meminta maaf, jadi apa masalahnya? Kalau kau ingin aku mengganti rugi. Itu yang mau aku lakukan tadi tapi sebelum mulut mu itu menyeletuk," ucap nya dengan wajah julid.

Gadis berambut bob tersebut menyentak kasar kursi besinya hingga bergeret keras. Matanya sudah ingin lepas karena memaksaan keluar dari batasan garisnya. "Kauuuu!" Geram dengan tubuh bergetar pelan begitu menahan kelapan tangan yang kini mengerat-- sudah siap kapan saja untuk dihantamkan pada wajah lelaki itu yang tidak seberapa rupanya.

"Apa!" Balasnya menantang mengambil langkah lebih maju. Kalau sudah begini apa boleh buat. Canna akhir nya yang mengambil tindakan. Percuma sudah mengingatkan gadis berkepala batu itu.

"Hentikan aku mohon," Canna sudah berdiri meninggalkan kursi-- sekarang berada di tengah dengan tangan merentang manahan jauh-jauh mereka yang sempat mendekat.

"Malu! Kita sekarang dilihat oleh banyak orang! Hentikan sekarang." Canna berucap bergantian memandang mereka, yang kini emosi tersulut berangsut surut.

Keduanya menghela nafas kasar, baru manyadari banyak dari mereka memvideokan aksi tadi.

"Awas kau!" Ancam lelaki tersebut sebelum meninggalkan beberapa lembar uang diatas meja lantas pergi.

Menjadi Adik Tiri Protagonist ||On Going||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang