•||EMPAT⚘||•

15.8K 1.3K 10
                                    

Nyadar gak nyadar alur dari ceritanya agak beda, pas sebelumku ubah. Tapi puas sama yang ini, dapet rasanya. Ha ha

Happy Reading☇

Waktu, hari, minggu, juga bulan sudah jalan berlalu. Jiwa Canna genap meninggali dunia antah-berantah ini. Secara beruntun mengabaikan Canna yang bisa-bisa saja mengalami sesak nafas, mengetahui fakta diawal Canna hanya mengalami yang namanya Tranmigrasi biasa namun kini kilasan kepingan pazel juga buku tukisan tangaa itu membuktikan semua tanpa omong kosong.

Bukan sekedar mengisi raga yang telah kosong ditinggali, tapi juga mengisi peran sebagai adik tiri yang bermasalah. Cordelia Ixora Schaefer, cerita picisan sempat kali Canna baca pada kehidupan pertamanya-- namun itu sudah tertimbun lama, akhir dari kisah itupun tidak Canna ketahui.

Ia hanya mengandalkan tindakan kali ini, juga secara tak langsung tubuhnya kini sudah menjadi miliknya. Serta merta Canna bebas melakukan apa saja yang menyenangkan dirinya.

Pagi ini Canna mendudukan diri dibangku taman yang tersedia pada halaman rumput hijau segar, sekitar Canna di kelilingi ribuan macam bunga tumbuh dengan kelopak mekar mereka telah basah oleh air.

Kabut putih agak samar terlihat pudar, pantulan sinar cahaya hangat melewati juga celah berlubang daun-daun rimbun sekumpulan pohon. Tak jarang pula kawanan burung-burung cantik terbang berkelompok menyusuri langit cerah.

Canna menatapnya dari bawah sana, hembusan angin pagi menggoyangkan untaian surai juga batang kecil milik sang bunga-- menghembus kencang searah. Dress broken white tak luput serta menyikap ke atas jika Canna tidak menahannya.

Lengan ramping juga berjari-jari lentik menari-nari diatas kepolak merah basah itu, lantas memetiknya hingga kebatang berduri. Tidak lepas lekatnya mata memandang hamparan lautan bunga, secara sengaja Canna mencabuti daun berkelopak cantik kini sekarang.

Rumput-rumput rasa menggelitiki kakinya tanpa alas kaki saat Canna bangkit dari duduk, ia berjalan sampai rumput berganti menjadi batu-batuan padat sebagai jalur jalan rumah besar itu agar tidak becek saat di pijaki.

Kala ingin membuka pintu Canna perpapasan dengan salah satu pelayan muda dan pula mencangking keranjang anyaman di isi oleh skop kecil. "Kau ingin berkebun?" Tanya Canna menyipitkan pandang.

Pelayan tadi lekas membungkuk sembari menjawab. "Iya nona, hari ini adalah tugas saya."

Canna manggut-manggut saja lantas tersenyum lagi. "Aku akan ikut!" Seru Canna girang memamerkan deretan gigi-gigi rapi pun putih.

Selang menit pun berlalu Canna juga pelayan tadi sudah memasuki ladang kebun buah nan sayur milik si Nenek, perjalanan mencapainya sekitaran 15 menit tidak terlalu jauh dari perkarangan rumah. Jarang pula ia diajak untuk berkebun sekedar memetik buah matang, Canna lebih sering menghabiskan harinya sebulan penuh ini berkelana menuntaskan keingintahuan nya tentang hutan kini ia tinggali.

Sekitaran sini terdapat tebing curam serta bukit kecil dengan rumput hijau licin, juga arus sungai ditepi ladang. Tempat-tempat tidak terjamah itulah dalam keseharian Canna membaca buku disana. Walau tak urung ia sering diperingati oleh si Nenek saat keadaan pulang penuh kotoran dibaju.

Canna meletakan beberapa keranjang ke atas meja kayu pada pavilium kecil di tengah-tengah latar perkarangan buah dan sayur. Luas mata memandang melihat begitu terjaga udara disini. Dilingkupi warna hijau sehat pun langit terasa cerah.

 Dilingkupi warna hijau sehat pun langit terasa cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menjadi Adik Tiri Protagonist ||On Going||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang