Crystal Membuka kasar pintu ruangan Ayahnya, setelah satu jam yang lalu ia baru saja mendarat dari China. Karena hal inilah mengapa ia harus menyuruh asisten pribadinya untuk mengambil penerbangan pertama setelah syuting Drama terbarunya usai- meski belum rampung semua.
"Kau sudah tiba? – Ujar pria yang terlihat sibuk dengan setumpuk berkas. "Aku tidak menyangka, jika kau akan datang menemui Ayahmu secepat ini." Ujar Tuan Kim santai, tanpa memandang lawan bicaranya ia masih tetap fokus dengan pena nya.
Crystal memutar bola matanya merasa jengah dengan perilaku Ayahnya yang sungguh membuatnya kesal. Tak berkata banyak, segera ia Tarik kursi didepannya dan langsung mendudukkan tubuhnya yang kelewat Lelah.
"Tolong, Jelaskan!" Ujarnya dingin
Tuan Kim melepas kacamata yang bertengger apik diwajahnya yang tampan, ia sedikit meregangkan otot-otot tangannya. Mata hitamnya menatap putrinya yang benar-benar sudah beranjak dewasa.
"Kau tau, kau seperti Ibumu. Perangai mu, tingkah lakumu, hanya saja ia-
"Stop!" Ujarnya menyela perkataan Ayahnya. "Jangan membahas dia.... Lagi." Sambung Crystal, kali ini suaranya memelan. Ia alihkan wajahnya menatap jendela yang menyajikan pemandangan Gedung-gedung pencakar langit di kota Seoul.
Tuan Kim yang melihat gelagat putrinya yang mencoba menghindari tatapannnya pun tersenyum sendu. "Khmmm- dehemnya- seperti apa yang telah ku sampaikan padamu lewat telepon 3 jam yang lalu. Aku sudah memutuskan bahwa kau tidak bisa menolak, sebab kali ini aku tidak pernah main-main Crystal." sambungnya penuh penekanan seolah tak ingin ada bantahan sama sekali dari Putrinya.
Crystal terkekeh kecil mendengarnya, benar-benar konyol. "Itu tak akan pernah terjadi, kau tau itu 'Ayah."
"hmm, kau tidak bisa menolaknya seberapa keras kau menghindar pun pernikahan ini akan tetap terjadi."
"Yahh, aku sungguh tidak bisa" rengek nya
"ini yang terbaik untukmu, aku tidak tau sampai kapan waktuku. Kau jelas tau bagaimana kondisi kesehatanku. Dan lagi, aku harus mengembangkan perusahaan kita."
Ceuuh, rasanya Crystal ingin mengumpati pria tua dihadapannya ini. Entah apa yang tengah direncanakan mereka, tapi sungguh ia tak ingin menikah dengan cara seperti ini. Tanpa sepatah kata pun, ia segera bangkit dari duduknya berniat pergi dari ruangan yang membuatnya sesak. Hingga saat tangannya hendak meraih kenop pintu- terhenti.
"A-apa kau baik-baik saja?" tanya Ayahnya tiba-tiba menatap wajah putrinya sendu.
Tak mengerti dengan pertanyaan Ayahnya, meski begitu Crystal mencoba acuh.
"Bawahanku mengatakan, belakangan ini kau selalu pergi ke rumah sakit. Apa kau benar baik-baik saja?"
Crystal mengepalkan jemarinya-kuat. Ia membenci bahwa kenyataan Ayahnya masih tetap mengawasi dirinya. kemanapun ia pergi. Kali ini, ia tak bisa acuh. Pertanyaan Ayahnya membuat sekujur tubuhnya menegang. Bahkan tangannya yang memegang handel pintu bergetar.
"Kau menemui Dr. Lee? Bukankah ia Dokter Psikiater. Apa kau-
"Berhenti menebak dan berhenti mengikuti ku, Tuan Kim Jaehwan." Selanya dingin
Crsytal segera mendorong pintu tinggi dihadapannya dengan keras, ia benar-benar muak dengan semua ini- ia hanya ingin keluar dan pergi. mengacuhkan ajudan Ayahnya yang membungkuk memberi hormat.
Biarlah, cukup dirinya yang tau. Ku mohon.
Jangan biarkan orang-orang mengetahui kelemahannya, termasuk Ayahnya.
Biarlah, ini menjadi cerita- yang akan ia simpan sendiri dalam hidupnya.
Maafkan aku, hanya ini caraku untuk tetap hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dipaksa Menikah
RomanceNyatanya pernikahan ini bukan hanya kedok dari perjodohan belaka, tetapi semua ini terselimuti oleh harta, tahtakuas dan kedengkian pria-pria tua itu saja. Lagi, kepahitan pun harus Crystal telan mentah-mentah. Saat pria yang belum genap 24 jam men...