Bab Tak Berjudul 3

4 0 0
                                    

Crystal Kim adalah istri pacarnya.

Istri pacarnya.

Istri pacarnya.

Istri pacarnya.

Kenyataan itu terus berputar-putar di dalam benak Sulli. Menyayat-yayat hatinya tanpa ampun. Tidak pernah terlintas sekalipun dalam benaknya jika ia akan menjadi Selingkuhan suami orang, meski pada kenyataannya ialah yang dikhianati oleh kekasihnya.

Bahkan ia terlalu syok dengan kenyataan yang menimpanya kini. Terlalu mengejutkan. Bahkan, Sean sama sekali tidak memberitahunya! Ia tau pun, pagi tadi. Sean menceritakan semuanya dan menyuruh untuk datang ke hotel ini.

Hal ini membuat Sulli merasa tenaga dan semangatnya hilang menguap begitu saja- entah kemana.

Oh, bahkan wanita itu- Istri kekasihnya dengan terang-terangan menghina dirinya. Ini sangat buruk. Ingin berbicara, namun lidahnya terasa kelu untuk ia gerakkan. Ingin melawan, apa daya? Dia hanyalah gadis biasa jika dibandingkan dengan orang di depannya. Pikiran Sulli tersadar lagi setelah mendengar suara ketukan pintu diluar.

TOK! TOK! TOK!

Sedangkan Sean sempat menahan nafas-merasa cemas. Khawatir orang tuanya atau orang tua Crystal lah yang datang kemari.

Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang. Bayangan ayah-nya yang memegang kayu besbol memenuhi benaknya.

"Masuk!" Perintah Crystal, tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari dua sejoli didepannya.

Krieeettt...

Suara derit pintu memenuhi ruangan. Pintu terbuka oleh pelayan yang membawakan satu troli makanan, "Permisi Nyonya, ini makanannya." Ujar sang pelayan.

Crystal menolehkan wajahnya, kedua iris matanya seketika berubah 180 derajat dibandingkan sebelumnya. kini ia merasa senang saat melihat troli yang dibawa oleh pelayan tersebut.  Di mana troli tersebut berisi tortilla, crepe, pasta, blueberry cream float dan beberapa botol anggur.

Disisi lain, tanpa diketahui kedua wanita itu, diam-diam Sean mengembuskan nafas lega.

"Nyonya, troli ini mau diletakkan dimana?" Ujar pelayan itu bertanya dengan sopan.

"Taruh saja disitu." Telunjuknya mengarah pada tempat kosong diantara sofa putih yang kecil dan sofa Panjang yang berada di samping Sean.

Pelayan itu mendorong dan menempatkan troli, setelah pekerjaannya terlaksana. Pelayan tersebut membungkukkan tubuhnya memberi hormat lalu pamit menutup pintu- pergi meninggalkan ruangan.

Setelah terdengar suara pintu yang tertutup, Crystal berjalan dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Ia langsung menuangkan anggur ke dalam selokinya. Menikmati kucuran anggur yang wangi; dari mulut botol dan mengisi penuh slokinya.

Mereka bertiga terdiam, sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga akhirnya kesunyian itu pecah akibat pertanyaan yang dilontarkan oleh Sean.

"Kau keberatan aku berselingkuh di depanmu seperti ini?." tanya Sean tiba-tiba, dengan menampilkan wajah datarnya.

Crystal tersenyum mendengar pertanyaan tak masuk di akal suaminya tersebut, Ia memiringkan kepalanya lalu Ia angkat gelas yang berisi anggur didepan wajahnya. Sorotnya menatap minuman didepannya dengan tajam, membuat imejnya layak dinobatkan sebagai seorang aktris yang berbakat dalam urusan akting- tetapi memang kenyataannya dia adalah seorang artis, tentu tak diragukan lagi. "Tidak." jawabnya ringan.

Membuat dua insan tersebut terkejut dibuatnya. Kedua manik hitam Sean membulat. Sungguh, pria itu tidak menyangka reaksinya akan begini. Bukan ini yang diharapkannya. Prsepsi tentang istrinya benar-benar salah.

Sulli pun dibuatnya menganga. Ini terlalu aneh. Tidak adakah rasa sedih muncul di hati wanita itu ketika melihat suami nya bersama orang lain? pikirnya tak percaya. Apalagi gadis ini menikahi seorang Sean Pramana Williams yang notabene adalah pujaan hati kaum hawa, seorang yang sukses di bidangnya, kaya raya dan dianugerahi ketampanan luar biasa dari Ibu nya yang berasal dari Korea dan Ayahnya yang berasal dari Canada Inggris.

"Aku tidak mencintaimu." sahut Sean, sambil melonggarkan ikatan dasinya yang seakan siap mencekiknya kapan saja. Selain itu ia juga membuka dua kancing kerahnya- merasa gerah. "Aku sudah punya kekasih." Lagi, Sean seakan mencoba memancing kesabaran seorang Crystal.

Crystal menatap gelasnya yang kosong. "Aku tahu." jawabnya singkat.

"Lalu untu apa kau menerima perjodohan bodoh ini 'HAH?" Bentak Sean menatap tajam kearah Crystal.

Ia pikir Crystal akan menangis atau marah jika melihatnya berselingkuh, namun yang terjadi malah sebaliknya. Sungguh wanita ini benar-benar bodoh.

Crystal cukup terkejut dengan bentakan Sean padanya, meski begitu Ia tetap bisa mengontrol dirinya untuk tidak terlihat lemah didepan orang lain. Sungguh, sesal menyelinap di hatinya karena telah mematuhi perintah Ayahnya untuk menjadi bagian keluarga Williams.

"Tidak apa jika aku tetap berhubungan dengan kekasihku?" rupanya Sean cukup penasaran. Ini pertama kalinya seorang gadis terang-terangan menolak dirinya. Mengatakan 'tidak mencintaimu'.

"Bukan urusanku." sahut gadis berkulit pucat tersebut. Angin malam membuat kulitnya terlihat semakin tidak sehat.

"Kita ini suami-istri!" Teriak Sean geram, entah kenapa? Sean pun tak memahaminya kata itu keluar saja dari mulutnya, padahal jika diputar balik lagi mungkin dialah yang bersalah di sini karena telah membawa wanita lain.

Sulli yang mendengar itu hatinya sangat sakit, mendengar kalimat yang dilontarkan Sean- meski pada kenyatannya memang seperti itu adanya. Dia hanyalah seorang kekasih yang berfrose sebagai pelakor saat ini dan dirinya tidak punya hak apa-apa atasnya. Pandangannya mulai kabur akibat air mata yang perlahan menggenangi kedua matanya.

Tanpa sengaja pandangan Crystal tertumbuk pada cincin yang melingkar di jari manisnya. "Bagaimana kalau aku tidak menganggap mu suamiku?" Tanya Crystal menatap Sean dengan tersenyum sekali lagi meremehkan. Aku tidak mencintaimu. Aku tidak mengenalmu. Kau berselingkuh. Lalu apa masih pantas aku menganggap mu suamiku? Alam bawah sadar Crystal terus memberontak, ingin melontarkan kata-kata tajam itu di hadapan dua orang yang tengah melihatnya tak suka.

Kalimat yang Crystal ucapkan tiba-tiba membuat Sean tersentak. Suasana makin tidak nyaman untuk ketiganya, suara jam semakin berdentang menunjukkan tepat pukul sebelas malam. Wajah Sulli pias, wanita itu berharap bisa hilang dari ruangan ini secepatnya.

"Aku tidak akan membocorkan hal ini kepada orangtuamu dan orangtuaku." Ujar Crystal santai namun penuh sindiran.

Tampaknya dia menikmati anggur dalam gelasnya. Kadar alkoholnya memang sangat rendah tapi masih bisa ia nikmati, ditambah Ayahnya yang sering mengajaknya, Tidak. tepatnya memerintah dirinya untuk selalu hadir di acara pesta. Untuk itu, Crystal tidak mudah mabuk dan cukup biasa dengan anggur. (Ayah menganggapnya tidak sopan dihadapan para tamu jika tidak ikut meminum anggur). Tapi, ia tidak kuat meminum wine, sake atau pun alkohol golongan C.

Gadis berambut coklat di seberangnya sedang mati-matian menahan rasa takut dan putus asa yang menyesakkan dada. Hingga akhirnya., "Ke- kenapa?" tanya Sulli- kekasih Sean dengan suara serak menahan tangis. Rasa penasaran sekaligus bersalah bercampur aduk di hatinya. Sebegitu tidak ada rasa di hati gadis itu pada Sean- nya.

Tau apa yang gadis itu maksud, Crystal hanya menjawab sekenanya "Ini masalah tidak penting."

Alis Sean terangkat sebelah,"Tidak penting?" mengulang kata-kata Crystal yang menurutnya aneh? dan Crystal hanya menganggukkan kepalanya dengan santai. "Ya." Ujar Crystal menatap langsung mata suaminya tanpa rasa takut di hatinya.

Rencananya memiliki suatu keluarga bahagia musnah sudah. Apa dia harus menunggu lagi untuk mendapat suatu bentuk kebahagiaan yang sejak dulu ia idam-idamkan? padahal ia tak meminta hal lebih Tuhan. Batin Crystal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dipaksa MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang