Prolog

12 2 1
                                    

"Harsa, udah cukup. Kamu pasti capek."

Aira memandang lurus hamparan air kebiruan yang tersaji di hadapannya. Tak ada seulas senyum yang biasa selalu gadis itu hadirkan di wajahnya, hanya ada raut wajah sendu yang menunjukkan kekecewaan.

Sedangkan laki-laki yang duduk tepat di sebelahnya hanya menundukkan kepalanya tanpa mengeluarkan suara.

"Harusnya kamu jujur dari awal, supaya rasanya gak sesakit ini," gumam Aira pelan.

"Ai, aku salah, aku tahu itu."

Aira menarik napas dalam lalu menghembuskannya pelan.

"Udah, ya? Kita sampai di sini. Aku harap kamu selalu bahagia."

Harsa mengangkat wajahnya, kedua manik mata hitam itu menatap lurus pada gadis yang sudah menemani harinya selama empat tahun belakangan ini.

Gadis dengan mata cerah yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Kini mata yang biasanya terlihat sangat mempesona itu seperti berkabut.

"Ai, aku minta maaf. Tolong maafin aku, aku tau aku salah."

"Aku pamit, semoga kita gak pernah ketemu lagi ya, Sa."

Harsa tau, semua ini terjadi karena kesalahannya. Dia menyesal, tapi rasa sesal itu terasa percuma.

Aira sudah memutuskan untuk melangkah berbalik menjauh, dan kini dia hanya bisa terdiam seperti orang bodoh di pantai yang menjadi saksi bisu awal dan akhir kisah mereka.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Selamat membaca ♡

Rewritten Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang