"Setelah ini semua selesai, kamu harus lebih bahagia ya, Sa."
Kalimat itu keluar dari mulut Aira tepat setelah hakim memutuskan ia dan Harsa, yang kini berstatus sebagai mantan suaminya resmi bercerai.
Berbeda dengan Aira yang terlihat lebih lega, wajah murung Harsa mendominasi persidangan yang berlangsung hampir dua jam itu.
"Bulan depan kamu harus menikahi Dina, dia sudah hamil dua bulan. Jangan sampai jadi omongan tetangga."
Suara yang samar terdengar dari mantan ibu mertuanya itu membuat Aira menghentikan langkah kakinya sejenak.
"Ini memang keputusan yang tepat, Ra," bisik Rida pelan.
"Iya, Bun."
Bohong jika wanita itu tidak sakit hati, Aira masih mencintai Harsa sebesar saat mereka mengucap janji suci. Tapi jika bahagia Harsa bukan lagi dia, untuk apa saling menyakiti.
■ ■ ■ ■ ■
"Hari sabtu mau ikut ke panti?"
Aira mengangguk pelan mendengar ucapan Kinan yang duduk tepat di sebelah kubikelnya.
"Jihan katanya udah bisa jalan, pasti lucu banget," sambung Kinan.
"Aku juga udah janji mau beliin hadiah buat Deon kalau berhasil dapet ranking satu," jawab Aira.
Sudah lima bulan Aira menyandang status janda, tapi sampai sekarang wanita itu masih teringat bagaimana perasaannya saat ada seorang wanita lain yang datang dan mengaku sedang hamil anak suaminya.
"Udah Ra, itu semua udah lewat," gumamnya pelan.
Setelah proses perceraiannya selesai, wanita itu lebih sering menghabiskan waktunya di panti asuhan yang memang sudah sering ia datangi bahkan sebelum menikah.
"Nan, nanti mampir ke tempat biasa, ya. Mau cari hadiah buat Deon," ucap Aira.
Kinan mengangguk dan mengacungkan jempol sebelum kembali berkutat dengan monitor di hadapannya.
Berpisah dengan Harsa membuat Aira sadar, jika ia harus menulis ulang kisahnya dari awal. Tapi, wanita itu tidak keberatan, karena ia yakin kisahnya kali ini akan berakhir bahagia.
■ ■ ■ ■ ■
Kedepannya, buku ini akan berjalan dengan alur campuran. Jadi akan ada beberapa part yang berisi flashback, semoga gak membingungkan ya.
Selamat membaca ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewritten
Short StoryAira seperti sudah bisa melihat akhir cerita yang semakin dekat, terlihat bahagia seperti yang diharapkan. Namun, kenyataan berkata bahwa ia harus mengulang semuanya dari awal. Gadis itu harus menulis ulang kisahnya yang entah akan berakhir bagaiman...