06🌻

81 90 136
                                    

Aku bertanya bagaimana rasanya di cintai?
Bagaimana rasanya di sayangi?
Izinkanlah aku merasakannya sekali ini saja. Walaupun hanya beberapa menit tapi tak apa.

_Annaya Senja Zahira_

☆☆☆

Kringgg

"Nay, udah bel tuh. Kita ke kantin yu, gue laper banget nih," rengek Keenan sambil memegang perutnya. Naya pun yang mendengar Keenan merengekpun terkejut. Entah kenapa tiba-tiba lelaki itu menjadi manja.

"Idih, ko kamu jadi manja gini si."

"Ck. Cepet ahh, lo gak denger tu perut gue udah bernyanyi dari tadi minta di isi." Geram Keenan.

"Yaudah yu, tapi kamu traktir ya," sahut Naya. Keenan yang sudah tidak tahan langsung mengangguk dan menarik tangan Naya untuk segera membawanya ke kantin.

Setelah sampai di kantin, Naya dan Keenan duduk di bangku pojok belakang, niatnya supaya tidak ada yang bisa mengganggu acara makannya.

"Lo mau makan apa Nay? Biar gue pesenin," Tawar Keenan.

"Aku pesen sendiri aja deh,"

"Udah lo duduk aja biar gue yang pesan."

"Emang gak ngerepotin?" Tanya Naya.

"Gak. Yaudah lo mau apa?"

"Aku mau bakso aja deh, sama minumnya es teh aja ya. Baksonya jangan lupa yang pedes ya," jawab Naya sambil tersenyum.

"Gak! Lo gak boleh makan pedes!" Ketus Keenan.

"Lah kenapa? Biasanya juga aku makan pedes. Pokonya aku mau bakso yang pedes."

"Ck. Dasar lo!"

Keenan pun pergi ke stand kantin yang menjual bakso bertuliskan bakso Mang Ujang. Dia juga memesan makanan dan minuman yang sama seperti Naya. Naya yang menunggu Keenan pun merasa bosan, karena Keenan terlalu lama memesan makanannya karena sangat antri.

Naya pun melihat-lihat ke sekeliling kantin. Ia menemukan Leon, Tania dan masing-masing teman mereka. Ia juga melihat Rey, Gio, Farel, dan Daniel yang sedang bercanda di meja yang tak jauh darinya. Ada juga beberapa teman kelasnya yang terlihat sedang bercanda gurau.

Naya hanya bisa memerhatikan mereka dari jauh. Kapan? Kapan Naya bisa seperti mereka? Mempunyai teman sekaligus sahabat. Terlihat menyenangkan jika Naya ikut bergabung dan berteman dengan mereka. Namun satu kenyataan menampar dirinya. Mana mungkin ada dari mereka yang mau berteman dengan Naya. Untuk sekedar berbicara kepada Naya saja, mereka seperti jijik. Apalagi jika mereka berteman. Sangat tidak mungkin.

"Dorr!"

Seseorang menepuk pundak Naya sangat kencang. Hingga membuat lamunan Naya bayar dan seketika membuatnya ingin mencecik orang yang membuatnya kaget. Jantungnya serasa ingin lepas dari tempatnya. Tangan Naya bergetar dan berkeringat dingin.

"Ngelamun ae lo. Nih bakso lo di makan." Ucap Keenan.

Naya tidak membalas ucapan Keenan, entah kenapa tubuhnya bereaksi seperti ini untuk yang kesekian kalinya. Keenan yang tak kunjung mendapat jawaban dari Naya pun melirik ke arah Naya.

Ia kaget melihat wajah Naya yang memucat, tubuh yang bergetar, keringat dingin menyapu pelipisnya, dan tak lupa tangannya yang begitu dingin. Apa mungkin ini karena Keenan mengagetkan Naya tadi? hal ini juga pernah terjadi sebelumnya jika Naya sedang takut atau kaget.

"Hei, lo kenapa?" Tanya Keenan dengan raut wajah yang khawatir.

Di meja lain, ada seseorang yang sedang memperhatikan dua orang itu dari jauh. Ia melihat semuanya, termasuk saat Naya di buat kaget oleh laki-laki yang sekarang duduk di samping Naya. Jangan salah, ia sangat tau apa yang di sukai Naya dan apa yang tidak di sukai Naya. Ia tau bahwa Naya tidak suka di buat kaget, karena jika ada yang mengagetkan Naya, Naya akan bereaksi seperti sekarang dan berakhir pingsan.

OPACRAPHILE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang