prolog

68 4 5
                                    

 Hujan turun membasahi pakaian seorang gadis yang tengah menatapi sebuah batu nisan di depan nya sore itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Hujan turun membasahi pakaian seorang gadis yang tengah menatapi sebuah batu nisan di depan nya sore itu. Air mata yang tak kunjung henti terus menerus mengalir membasahi pipi nya bersamaan dengan rintikan hujan.

"sudah, jangan menangis, bunda tidak akan tenang jika kau terus menangis seperti ini" ucap seorang pria di samping nya sembari menempatkan payung yang ia genggam ke atas kepala gadis tersebut.

"Aku ingin bersama bunda" ucap gadis tersebut dengan lirih.

Pria tersebut menggigit bibir bawah nya dan menahan tangis saat mendengar itu.

"ayah, jangan tinggalkan Nara ya" gadis tersebut menoleh ke arah Pria yakni ayah nya.

"iya, ayah janji, sekarang mari kita pulang, hujan semakin deras, nanti kamu sakit, berhenti lah menangis, bunda sudah tenang di sana" ucap pria tersebut dengan lembut di sertai senyuman hangat yang terukir di wajah nya.

Gadis tersebut menoleh kembali menatap batu nisan yang bertulis kan nama "ALUNA IRYA YUNI"

"Bunda, Nara sama ayah pamit ya, tenang di sana, Nara bakal selalu doain bunda kok, dadah bunda" Ucap gadis tersebut sembari mengusap batu nisan tersebut.

Pria tersebut tersenyum hangat dan berucap "Aku sama Elnara pamit ya, tenang di sana, istriku". lalu menggandeng Elnara -nama gadis itu- dan pergi meninggalkan tempat para orang orang yang sudah tenang di alam sana.

                                                                                      ***

     SELAMAT DATANG DI CERITA INI..

ini cerita sebenar nya sudah di publish, tapi saya revisi lagi dan menulis nya dari awal

TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR.. 

ELNARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang