Menggunakan bahasa tidak baku art not mine typo dimana mana.
Author POV.
(Name) pun memasuki apartemen akaashi, cukup rapih untuk ukuran seorang laki laki. (Name) berusaha menjaga pandangannya, dia tidak ingin menjadi orang yang tidak sopan saat berkunjung ke rumah orang lain.
"Silahkan saga san, ini ruang kerjaku" kata Akaashi.
"Ojamasimassta" kata (name) memasuki ruang kerja akaashi.
"Silahkan, kalau begitu aku akan membuat teh terlebih dahulu" akaashi pun pergi meninggalkan (name) di ruang kerjanya.
(Name) pun mulai menggambar. Sementara itu akaashi menyiapkan teh dan cemilan.
Beberapa jam pun berlalu, tidak terasa matahari mulai tenggelam, (name) baru bisa menyelesaikan 7 halaman.
"Kruuuyukkkkkkkk"
Sfx=suara perut (name)."Aduh kok malah bunyi" batin (name), muka (name) merah padam, dia sedang menahan malunya.
Akaashi yang sedang sibuk menempelkan kata kata yang ada di dalam balon di komik ( phototypesetting ) langsung mentap (name).
"Maaf" (name) mengatakannya dengan suara yang amat kecil.
"Ahh tidak apa apa saga san, aku juga yang salah" akaashi tersenyum.
"Kalau begitu aku akan memasak sesuatu untuk mu" akaashi pun berdiri dan beranjak pergi ke dapurnya.
"Tidak perlu repot-repot akaashi san" (name) langsung berdiri.
"Tidak apa apa saga san" ujar akaashi tersenyum manis.
Akaashi beranjak pergi dari meja kerjanya, dia langsung pergi ke dapur untuk memasak sesuatu.
"Sepertinya kemarin masih ada sisa dada ayam deh, apa aku bikin katsudon aja yah" gumam akaashi.
Sekarang akaashi sedang sibuk melihat lihat isi kulkasnya. Dia berencana untuk memasak katsudon. Dia memakai aparon nya dan sibuk berkutat dengan kompor dan penggorengan.
Sementara itu (name) sedang sibuk melanjutkan pekerjaannya.
"Mamah tau kamu laper, tapi jangan kaya gitu dong nak, mamah malu sendiri" gumam (name), dia menatap lekat perutnya dia mengusap lembut dan tersenyum manis mengingat kejadian tadi.
Harum semerbak masuk ke ruang kerja akaashi, ternyata bau masakan akaashi yang sangat enak itu bisa sampai tercium di hidung (name).
(Name) yang sedang menggambar langsung diam membeku, dia mencium bau aroma yang tidak asing baginya. Tetapi ada yang janggal dengan perutnya.
"Hueek" (name) langsung menutup mulutnya
"Aku kenapa"
Seketika perut (name) rasanya seperti di remas-remas. Dia langsung berdiri meninggalkan meja kerjanya dan berlari ke kamar mandi.
"AKAASHI SAN AKU PINJAM KAMAR MANDINYA" (name) Berteriak dan berlari terburu-buru ke kamar mandi.
"Astaga" akaashi terkejut dia teridam sejenak mencerna keadaan.
"Brrakk" (name) menutup pintunya tidak rapat dan akhirnya terbuka.
Akashi yang sedang memasak langsung terkejut, akaashi mematikan kompornya, dia langsung menghampiri (name) di kamar mandi.
"Sagaa san-! Ada apa" akashi berteriak tepat di luar kamar mandi, dia masih belum berani masuk.
"HOOOOEEEEEKKK"
sementara itu (name) sedang berusaha mengeluarkan unek-unek yang ada di perutnya.
"HOOOOEEEEEKKK"
(Name) mencoba memijit tengkuk belakangnya.
"Ada apa dengan saga san" akaashi bingung harus berbuat apa. Dia akhirnya memberanikan diri masuk ke kamar mandi dan menghampiri (name).
"Sagaa san-!" Kaget akashi.
Akaashi mendapati (name) yang sedang lemas berdiri di depan wastafel.
"Kamu kenapa saga san-!" Akaashi langsung membantu menepuk nepuk punggung (name).
"HOOOOEEEEEKKK"
(Name) benar benar tidak mempedulikan akaashi, yang paling penting sekarang bagaimana cara menghilangkan rasa eneg dan jeleh.
"Keluarin aja semua saga san"
Akaashi masih setia menepuk nepuk punggung (name).
"HOOOOEEEEEKKK"
"Hiiks,... Sudah tidak bisa keluar lagi, akaashi san" ujar (name) lemas.
Akaashi hanya bisa menatap bingung (name). Keadaan (name) sekarang sangat lemas dan berantakan,air matanya yang jatuh, dan air liur nya yang berantakan. Sungguh pemandangan yang erotis. Tapi akashi tidak mempedulikannya.
akaashi membantu (name) mencuci mukanya, lalu menopang tubuh (name) menuju ke ruang tamu.Kemudian akaashi membantu (name) duduk di sofa.
"Terimakasih banyak akaashi san" ujar (name) lemas
"Sama sama" akashi tersenyum."Sebentar saga san, aku ambilkan air hangat" akashi pun beranjak pergi ke dapur. Tak lama kemudian akaashi kembali dengan air hangat.
"Terimakasih kaasih banyak akaashi san" ujar (name) lemas, dia mulai meminum air hangatnya.
"Hiikss..... Hiikkssss..." Entah kenapa air mata jatuh dari pipi (name).
"Maafkan aku.. hikss... Hikss.. akaashi san"
"Astaga... Saga san-! Ada apa" akaashi semakin bingung. Diaa tidak tau harus bagaimana lagi.
"Maaff hiks... Hiikss.." (name) menangis sambil senggukan.
"Maaf kenapa" akaashi semakin bingung dengan tingkah laku (name). Dia bingung mengahadapi orang seperti (name).
Biasalah orang hamil, moodnya bisa berubah secara drastis.
"Maaf telah merepotkan akaashi san... Hiks.. hikss..."
"Jangan menangis saga san"
"Hiiks.. hiksss... Air mataku tidak bisa berhenti"
"Haduuuhh... Ini aku berasa kaya ngehadapin perang dunia" batin akaashi memijat pelipisnya.
Bukan akashi san, lebih tepatnya kaya nenangin istri Sendiri.
Bersambung....
Bye bye sampai jumpa di chapter selanjutnya...
Maaf ya kalo typo atau salah kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akaashi the second male✨
Roman pour Adolescents"Sudahlah tetsu, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu, dia Sekarang sedang mengandung anak mu, jadi nikahilah dia dan Tolong lepaskan aku" "Tapi-". "Tolong ceraikan aku, dan nikahi wanita itu" ujar (name). (Name) berusaha untuk bersikap t...