Man robbuka!Man robbuka!
Man robbuka!
Suara alarm yang berasal dari benda pipih itu berbunyi nyaring hingga membuat sang empunya kamar terhenyak dari alam mimpinya. Gadis dengan piyama kotak biru itu terduduk secepat kilat.
"Heh, siapa yang ganti alarm gue!" sungutnya dengan wajah bantal dan penampilan berantakan.
Fazzura Meysha Elzahra. Gadis berusia dua puluh dua tahun itu menggaruk kepalanya yang gatal. Zura merupakan mahasiswa aktif semester lima. Masa studi yang sedang sibuk-sibuknya mencari tempat magang.
"REANDA!!" teriaknya menggelegar setelah satu nama terlintas di otaknya.
Tidak salah lagi. Pasti manusia super usil titisan setan itulah yang berulah. Memang makhluk satu itu tidak akan tenang, jika tidak membuatnya emosi barang semenit saja.
"Berisik. Congormu abang tampol ya, dek!" Teriakan di kamar sebelah tak kalah keras. Lelaki itu memang tidak suka, jika sang adik memanggil namanya langsung tanpa embel-embel 'Abang'. Terdengar kurang ajar menurutnya.
Siapa lagi kalau bukan ... Reanda Rajaswa. Lelaki yang kini berusia dua puluh sembilan tahun itu menyandang status sebagai kakak dari gadis yang kerap di panggil Zura. Gadis manja yang selalu ceria setiap saat.
Di usianya yang sudah matang, Reanda belum juga menggandeng seorang wanita untuk dikenalkan kepada keluarganya. Lelaki itu terlalu fokus bekerja, hingga lupa mencari pasangan hidup.
Sementara di ruangan serba biru, seorang gadis tengah meredam emosi yang sedang membuncah. Nafasnya terdengar memburu, namun dengan perlahan gadis itu bisa meredam emosinya setelah teringat dengan ponsel miliknya. Tangan putih itu meraih ponsel yang ada di atas nakas dengan kasar.
Matanya membeliak ketika melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Sontak ia menyibak badcover yang menyelimuti sebagian tubuhnya.
"Gaswat. Gue telat!"
Dengan gesit kaki mulusnya turun dari ranjang, menuju ke arah kamar mandi. Tidak ada waktu untuk berleha-leha lagi, sebab pagi ini seharusnya ia sudah rapi dan bersiap berangkat untuk hari pertamanya masuk kerja. Ah, ralat. Maksudnya hari pertama magang.
Sepuluh menit cukup untuk gadis itu membersihkan tubuhnya. Kini Zura sudah rapi dengan blouse berwarna Matcha sebagai atasan, celana kulot warna hitam sebagai bawahan, dan hijab hitam yang ia lilitkan ke leher. Tak lupa ia membawa tas sebagai pelengkap.
Tema outfitnya hari ini adalah Smart Casual Hijab, karena Zura sangat memperhatikan gaya pakaiannya. Maka dari itu, ia selalu saja menyematkan satu tema untuk outfitnya setiap hari.
Sebelum berangkat, tidak lupa ia menggunakan sunscrean untuk melindungi wajahnya dari sinar matahari. Setelah itu digunakannya bedak secara tipis saja. Selesai berdempul, Zura memakai pelembab bibir, gadis itu terus saja mengumpati sang Kakak yang tega mengubah nada dering alarmnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARAPHERNELIA
Teen FictionApa jadinya jika dua insan disatukan tanpa dilandasi sebuah rasa? Sebuah awal kehidupan baru yang penuh lika-liku. Dua raga yang saling bertolak belakang itu disatukan dalam ikatan pernikahan tak berlandaskan. Akankah takdir menyatukan keduanya? At...