#2-Bintang

11 2 0
                                    

Happy Reading
***

"wah apanih? watashi ngerasa kayak di anime" ucap Zahra

"watashi... watashi.. blog jangan kebanyakan halu! " ucap Angkasa

mereka pun berdiri dan bergegas ke kantin. Seperti biasa, di pagi hari sudah banyak yang izin ke kantin.

"Angkasa, pesenin ya? " ucap Zahra
"hm... kebiasaan" kata Angkasa
"ntar gua traktir" bujuk Zahra
"makanya jangan nolep, pesan makanan aja takut" ucap Angkasa

Angkasa pun menuju tempat biasa.
"Buk biasa ya 2, Saya sama Zahra" ucapnya
"oke siap" ucap Ibu kantin

"ohiya Sa, besok kan meeting kelas. Kayaknya ntar malem gua bisa keluar rumah" ucap Zahra
"hm, gitu" ucap Angkasa mengangguk
"iya Angkasa, ntar malem lo sibuk ga? " tanya Zahra
"ntar malem gua paling kerja sih" jawab Angkasa
"yaudah, gua kesana" ucap Zahra
"oke, asal lo ga dimarahin bapak lo"

"eh Zahra, Angkasa.. ini pesanan kalian" celetuk Ibu kantin
"wahh makasih" ucap Zahra
"makasih Buu" ucap Angkasa
"iya, Ibu tinggal dulu"
"iya bu" jawab Zahra

Mereka pun segera sarapan dengan lahap. Lima menit berlalu, makanan milik Angkasa sudah habis. Seperti biasa, lagi-lagi Zahra belum selesai makan. Cewek cantik satu ini udah wibu, nolep, cengeng, makannya lambat kayak siput lagi.

"Angkasa tungguin, awas ya lo ke kelas duluan! " ancam Zahra
"siapa suruh lo makannya lama mulu, gua bawa di perang abis lo" ucap Angkasa sambil tertawa
"yee, udah setelan pabrik inimah" ucap Zahra
"sst.. udah! mending cepet makan" kata Angkasa
"yauda, lo nunggu sambil main game kek"
"sini hp lo" ucapAngkasa
"nih, jokiin ya... Hahahah" ucap Zahra
"iye iye"

Angkasa pun mulai membuka game online di handphone Zahra. Angkasa ini memang hampir setiap hari kerjaannya nunggu Zahra makan sambil main gane online.

walaupun mereka sehari tanpa berantem, tapi mereka bener-bener sahabat banget. Mungkin kalian mengira bahwa Angkasa anak yang cupu, karena setiap diganggu anak kelas lain ia hanya diam saja.

Angkasa itu orangnya tidak ingin ribet, tidak ingin terlibat dalam masalah-masalah yang tidak penting.

Setengah jam pun berlalu
Kring... kring... kring
Bel sekolah pun berbunyi.
"Angkasa ayo" ajak Zahra
"oh, udah?" tanya Angkasa
"udah" jawabnya

Zahra pun membayar makanan yang mereka makan dan menarik Angkasa menuju kelas.

"Zahra... nanti kalo gua udah punya uang sendiri, gua pasti bales kebaikan lo" ucap Angkasa
"ih apaansih... alay" ucap Zahra
"iyain aja susah amat Raa" kata Angkasa
"lagian, gua tu ikhlas" ucap Zahra dengan kesal
"ya gua kan cowo, masa gua nyusahin lo mulu" gumam Angkasa
"ah udah, gausah temenan ama gua" kesal Zahra
"yee, ngambek" ucap Angkasa
"bodoamat" ucap Zahra

seperti yang author bilang, mereka ini gak bisa sehari aja gak gelud. mereka pun masuk ke kelas dan mengikuti pembelajaran hingga akhir jam pembelajaran.

***
Malam pun tiba, Zahra yang selesai sholat isya langsung bergegas mengganti pakaian dan pergi menuju tempat kerja Angkasa.

Di perjalanan, Zahra mampir untuk membeli makanan untuk Angkasa. Zahra pun melanjutkan perjalanan, kebetulan jarak tempat membeli makanan tidak begitu jauh.

Sesampainya di sana, Zahra melihat Angkasa sedang fokus mengatur stiker-stiker. Ide jahil terlintas di pikiran Zahra.

Zahra pun mengendap-endap layaknya maling. Saat mendekati pintu toko...

"DUARR... " teriak Zahra
"Astaghfirullah, Zahra" kaget Angkasa
"HAHAHAHA, sumpah muka lo ngakak banget anjir" ucap Zahra sambil terbahak-bahak
"Zahra lo hobi banget ya bikin gua kaget? istighfar lo" omel Angkasa
"anjir sumpah, lo fokus banget gua ga bisa" ucapnya sambil tertawa
"sini duduk" kata Angkasa sambil memberikan kursi untuk Zahra
"makasih Angkasa"
"iye, sama-sama"

"ohiya Sa, lu dah sholat belom? " tanya Zahra
"belom nih, soalnya gada yang jagain toko" tutur Angkasa
"yaudah lo sholat, gua yang jagain" tawar Zahra
"boleh... nanti kalau ada yang beli, ni gua tulis ya harganya" jelas Angkasa
"oke siap"

Angkasa pun menuliskan daftar harga untuk Zahra. Setelah itu ia berikan dan bergegas pergi ke mesjid di seberang jalan.

Zahra pun merasa diberi pengalaman baru, secara Zahra belum pernah bekerja seperti ini. Saat tengah asik melihat stiker, pembeli pun datang.

"kak, di sini tempat stiker kan? " tanya pembeli
"oh iya kak, kakak mau yang mana? " jawab Zahra
"saya mau lihat-lihat dulu boleh? " tanya pembeli
"boleh kak, silahkan" jawab Zahra

Pembeli itu pun masuk ke dalam toko dan mulai memilih-milih mana stiker yang akan dibeli.

Sembari mengawasi, pembeli lainnya pun datang. Zahra tidak menyangka bahwa toko akan ramai.
"kak saya ambil yang ini ya? " ucap pembeli 1
"ohiya kak, totalnya 15 ribu" jawabku
"oh, satunya lima ribu ya? kalau gitu saya genapin jadi 20 ribu saja" ucap pembeli 1
"baik kak, saya bungkus"
"ini uangnya, terima kasih" ucap pembeli
"iya Terima kasih"

Saat sibuk melayani pembeli, Angkasa kembali ke toko. Ia pun tersenyum melihat Zahra.

Angkasa pun mengambil alih untuk melayani pembeli dan berniat untuk menutup toko. Karena saat itu jam operasi sudah selesai.

"thankyou Raa" ucap Angkasa
"ohiya, ini uangnya Sa"
"hebat juga lo" kata Angkasa
"gitu doang, lagian kebetulan aja ada yang beli" jelas Zahra
"hm gitu"
"ohiya Sa, udah makan belom? tanya Zahra
" belom, kenapa?"
"nih gua bawaain makanan. Dah, buka kita makan bareng" ucap Zahra
"astaga, gak usah repot-repot Zahra"
"bawel, cepet makan" ucap Zahra

Mereka pun makan bareng di toko hingga selesai. Saat selesai, Angkasa pun menutup toko dan mengajak Zahra duduk di depan toko sambil melihat jalan.

"Angkasa lo pasti cape kerja" ucap Zahra
"nggak juga sih, bosen sih iya. Karena cuma duduk doang" ucap Angkasa
"hm gitu ya"

mereka pun melihat jalanan, motor yang berlalu lalang di jalan, udara malam yang dingin menyelimuti mereka.

"hm, Angkasa... " panggil Zahra
Angkasa hanya diam tanpa suara. Zahra yang merasa tak ada jawaban pun langsung melihat ke arah Angkasa.
"ANGKASA LO NANGIS? " kaget Zahra
Angkasa hanya mengusap air matanya lalu tersenyum

"gak usah sok kuat deh Sa! " tegas Zahra
Zahra pun yang tidak tega melihat hal itu langsung memeluk Angkasa.

Angkasa pun menundukkan wajahnya dan tangisnya pun pecah dipelukan Zahra. Zahra yang semakin tidak tega pun hanya bisa mengusap-usap bahu milik Angkasa.

Tanpa ia sadari, air matanya pun ikut turun di wajahnya.
"Angkasa lo kenapa? kalo mo cerita, cerita aja gapapa" ucap Zahra
Mendengar hal itu Angkasa melepaskan pelukan dan langsung melihat ke arah langit.

"gua cuma kangen bapak gua Raa" gumam Angkasa
"al-fatihah Angkasa, do'ain bapak lo" ucap Zahra
"iya Raa"
"sabar ya Angkasa"
"iya, eh gua cengeng ga si Ra? " tanya Angkasa
"gak kok, ini kan soal orang tua"
"hm gitu ya"
"iya. Angkasa coba liat bintang yang paling terang, terus pikirin orang yang Angkasa kangen. Kalo bintangnya ngedip cepet, berarti orang itu kangen juga" ucap Zahra
"oh gitu ya Ra... " ucap Angkasa sambil mengangguk

makasih ya Raa... gua gatau teori yang lo bilang ini bener apa enggak, intinya gua paham kalo lo berusaha buat bikin gua ga sedih lagi"batin Angkasa

***
#TBC, mohon koreksi typonya hihi
jangan lupa vote ya manis❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kertas BuramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang