Happy reading!
08.00
Nara, gadis itu terbangun dan meringis merasa bagian bawahnya terasa perih dan sakit. Gadis itu kembali menangis kala peristiwa malam tadi bukanlah mimpinya.
Gio yang terbangun mendengar tangisan Nara akhirnya angkat bicara."Gak usah nangis! Lebay banget lo!" Cetus Gio.
"Lebay kamu bilang! Setelah apa yang kamu perbuat sama Nara! Kamu nggak mikirin perasaan Nara!" Gadis itu menangis meraung-raung merasa terhina.
"Lo jalang 'kan? Ngapain takut, nanti gue bayar!"
Gio bangkit dari kasurnya dalam keadaan telanjang, saat ia bangkit dirinya melihat ada noda darah di kasurnya. Ia kaget bahwa yang ia tiduri bukanlah seorang jalang. Melainkan gadis perawan yang ia ambil kehormatannya.
Gio menjambak rambutnya frustasi, ahh sial sekali! Tanpa pengaman dan mengeluarkan di dalam! Apa yang harus ia lakukan sekarang.
Grep
Gio memeluk Nara dari belakang guna meredakan tangisan gadis itu. Bukannya mereda, Nara malah semakin menangis.
"Maafin gue nggak sengaja," gumam Gio pelan.
"Maaf aja nggak cukup buat Nara," ucap Nara yang masih menangis.
Gio yang tersulut emosi karena Nara hanya menangis, menangis dan menangis. Dirinya juga bingung! Bukan gadis itu saja!
"DIAM! GUE JUGA PUSING SAMA KAYAK LO! JANGAN NANGIS!" Bentak Gio yang membuat Nara ketakutan.
Dari pada dirinya pusing mendengar tangisan Nara, ia memakai pakaiannya kembali dan pergi. Tapi sebelum pergi ia menuliskan nomer teleponnya dan menaruhnya di samping Nara.
Untuk sementara hari ini ia bolos sekolah dan memilih pergi memikirkan hukuman apa yang cocok untuk penghianat seperti Andra.
Ahh memikirkannya sudah tidak sabar untuk bermain-main dengan Andra. Tangannya sudah gatal ingin menyentuh darah segar, jiwa iblisnya berapi-api sekarang.
bawah tanah
Gio bersiul menuju ruangan bawah tanah yang dipenuhi bau amis dan banyak darah berceceran. Sesampainya di sana ia melihat sekelompok orang yang sedang bermain judi, ada juga yang sedang bermain-main dengan korban mereka.
"Hey adik, kau tak berangkat sekolah?" tanya laki-laki dengan jas hitam yang melekat di tubuhnya sambil menghisap rokoknya.
"Tidak."
"Apa yang kau inginkan? Cepat katakan!" sentak laki-laki itu, ia sudah mengetahui niat adiknya. Jika ia datang kemari pasti ada permintaan yang harus ia penuhi.
"Bawakan Andra ke sini, aku mau kau menyiksanya secara perlahan," jawab Gio sambil tersenyum smirk.
"Kenapa? Kau bertengkar dengan temanmu itu?"
"Dia menjebak ku membuatku meniduri gadis yang masih perawan," sarkas Gio sambil menyalakan korek dan merokok.
"Gila! Bagaimana kalau dia hamil?"
"Gugurin."
Laki-laki itu tertawa senang mendengar jawaban adiknya." Bagus, ini baru adik ku," ucapnya lalu menelepon seseorang.
"Hallo bos," jawab seseorang dari seberang sana.
"Culik Alandra Sebastian, bawa dia dihadapan ku." Laki-laki itu menutup telponnya dan menatap Gio
Gio yang paham dengan tatapan kakaknya langsung berdiri dari duduknya."Thank kak," ucapnya lalu pergi.
🍑🍑🍑
Kini keadaan Nara sangat kacau, rambutnya kusut, badannya penuh cakaran, matanya sembab, ia menangis di bawah guyuran shower.
Ia merutuki dirinya sendiri, bodoh benar- benar bodoh andai saja ia malam itu tidak menuruti permintaan Anya, sungguh ia menyesal.
"Nara takut... Nara takut pulang... maafin Nara ma, maafin Nara," racau Nara dengan mendekap kedua tangannya.
Lama melamun akhirnya gadis itu memberanikan dirinya untuk berdiri dan memakai baju dari sebuah box yang entah dari siapa. Mau tidak mau ia harus pulang, ia takut Mama nya menghawatirkan dirinya. Masalah ini ia memilih bungkam.
rumah
Ia bisa sampai kerumahnya dengan memesan taksi sebelum memasuki rumahnya ia memasang raut muka yang biasa ia tampilkan ramah murah senyum itulah Nara.
"Mama! Nara pulang!" teriak Nara saat memasuki rumahnya.
Terlihat Dania- mama Nara sedang menyiapkan beberapa masakan di meja makan bersama pembantunya.
"Sayang, kamu dari mana aja? Mama khawatir bangett sama kamu sayang," ucap mamanya sambil menghampiri Nara.
Nara hanya menyengir. "Tadi pagi-pagi bangett Nara iseng keliling komplek hehe maafin Nara ma," alibinya. Untuk kali ini ia memilih berbohong, dirinya belum siap cerita yang sebenarnya kepada ibundanya.
"Iya udah gapapa, sini sayang sarapan sama mama," Ucap mama nya sambil menyiapkan sarapan untuk sang Anak.
.......
hai hai haii!
gimana kabar kalian hihi jangan lups vote bintang nya yaa
lovv uuu kalian
KAMU SEDANG MEMBACA
GIONARA
Teen Fiction"Aku hamil anak kamu Gio." "Gugurin ank lo, gue gak bakal tanggung jawab." Gio laki-laki yang memiliki julukan Badboy di sekolahnya, ia terkenal cuek dengan sekitarnya, ia juga keras kepala gengsian dan tak ingin di bantah. Ia tidak sengaja meniduri...