Chapter 1

32 5 0
                                    

Teriakan putus asa terdengar di seluruh desa dengan nyaring.

Aku tidak bisa apa-apa kecuali berdiri mematung, sambil gemetar menghadapkan pedangku pada salah satu tentara yang datang menyerang.

Tidak, dia bukanlah tentara biasa. Dengan auranya yang jelas mencekam, aku yakin dia adalah pemimpin para tentara-tentara itu.

Dia memandangku tidak lebih dari seekor serangga yang bisa diinjak kapan saja. Meskipun terlihat aku mengacungkan senjataku padanya, dia tidak tertarik.

Jelas sekali dia lebih kuat dariku, dia tidak perlu repot-repot menghunuskan pedangnya padaku. Level kami juga berbeda.

Aku hanyalah seorang petani di desa dan dia adalah prajurit terlatih di medan perang. Sekali lagi itu membuat perbedaan yang sangat jauh sekali.

Dengan perasaan putus asa, aku menyerangnya.

Selanjutnya yang aku tahu....

.....Aku mati....

~~~

Aku melihat sekeliling dan menemukan beberapa sosok putih yang melayang. Jumlah mereka banyak sekali dan tempat kami berdiri sekarang dibungkus dengan dinding bebatuan yang kasar, terlihat mirip seperti di gua.

Aku panik dengan situasi ini dan spontan berteriak. Namun, seberapa keras aku menggerakkan mulutku, suaraku tidak keluar.

Ini seolah-olah aku tidak memiliki mulut dan bibirku tersegel.

Aku memandang tanganku yang bergerak, itu putih, seperti sosok putih lainnya yang berada di sekitar.

Aku bisa bilang kami mirip.
Ini terasa alami dan aku melihat kebawah untuk menemukan bahwa aku melayang, sama seperti yang lainnya juga.

Aku berteriak beberapa kali dalam hatiku. Ini tidak bisa dielakkan karena beberapa saat yang lalu aku berjalan dengan kedua kaki.

Aku berkali-kali panik dengan situasi yang aku rasakan ini.

Bagaimanapun kau melihatnya....

....Aku menjadi hantu!

A-apakah aku bereinkarnasi menjadi hantu? Eh? Serius? Benarkah?!

Walaupun aku meragukannya, tetapi sensasi ini sangat nyata.

Aku berkeliaran dengan bebas memakai tubuh baruku. Itu murni karena aku perlu bereksperimen untuk meningkatkan kecakapanku dalam mengendalikannya.

Teman-temanku yang lainnya hanya diam saja dan terlihat tidak begitu antusias.

Ha-ha! Mereka mungkin masih panik dan hanya aku seorang yang berhasil menerima keadaan ini dengan baik.

Ingatan terakhirku adalah kematianku sendiri ketika aku berhadapan dengan pemimpin musuh.

Aku ingat pria itu menatapku dengan tajam dan menyaksikan kehancuran desaku tanpa menyesal.

Aku tahu mereka adalah tentara Kekaisaran Ahvan yang dikirim untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka.

Hasilnya, desaku juga terkena dampaknya.

Padahal mereka bisa saja membicarakannya baik-baik tanpa menghancurkan kami!

Mereka pasti melakukannya dengan sengaja.

Desaku tidak berada dalam wilayah negara manapun. Itu sebabnya tidak ada yang membantu ketika kami sedang terancam.

Butuh beberapa menit untuk menghabisi wilayah kecil kami bagi tentara elit Kekaisaran.

Semua orang terbunuh, termasuk keluargaku.

Aku tidak tahu apakah adikku selamat karena dia berada di hutan waktu itu.

Aku berharap dia tidak ditemukan oleh pasukan Kekaisaran. Tapi aku ragu itu akan terjadi.

Dia hanyalah gadis kecil yang berada di usia 12 tahun. Walaupun dia berhasil kabur, dia tidak akan bisa keluar dari hutan dan beberapa monster mungkin menyerang.

Ketika aku memikirkan hal itu, hatiku terasa sakit.

Aku bersumpah akan membalaskan dendam kepada mereka yang membuat kami menderita!

Sekali lagi, aku bersumpah!

Aku Hantu, Oke?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang