"... terakhir, Kalila gak suka sama orang yang ngerokok," ucap Gisella pada Dwynna.Dwynna dengan cepat membuang rokok yang tengah ia hisap. Menatap sekali lagi ke arah Gisella dengan ragu, "Lu yakin ini bakal berhasil?"
Gisella mengangguk, "Yakin. Asalkan lo inget apa yang gue bilang tadi, dan yang penting jangan terlalu keliatan kalo lo suka sama Kalila, secara kalian selama ini temenan. Takut aja dia bakal risih," Ucapnya dengan santai lalu kembali mengunyah keripik kentang kesukaannya.
Dwynna mengangguk paham, mencoba mengulang kembali perkataan Gisella dalam benaknya.
"Kalila suka yang manis, sama yang pedes, suka kopi, baca buku, nonton film. Suka diperhatiin, tapi ga suka ditanyain. Jarang cerita sama orang kecuali sama gue, dan yang terakhir Kalila gak suka sama orang yang ngerokok." Dwynna menghafal ucapan dari Gisella.
"Kenapa tiba-tiba lo mau deketin Kalila as a crush? Sejak kapan lo suka sama dia? Lo ga lagi main-main kayak sama mantan lo kan?"
Dwynna dengan cepat menggeleng. "Gila kali lo gue mainin Kalila. Gue akhir-akhir ini sering mikirin Kalila, kayak apa aja yang gue lakuin itu ngingetin gue sama dia. Tiap denger dia ketawa gue juga pengen bikin dia ketawa, dan yang pasti gue pengen jadi alasan dia ketawa," ia tersenyum mengingat wajah manis gadis itu saat tertawa akibat gurauannya.
Gisella ikut tertawa, "Ya elah bucin. Tapi inget! Jangan main-main sama Kalila. Kalo ternyata lo cuma pengen tau doang sama Kalila, abis lo sama gue!" Ia melipat lengan bajunya dan mengepalkan tinjunya yang tak terlalu besar.
"Iya-iya, bawel!" Dwynna melempar Gisella dengan remahan keripik kentang, "Oke deh, semuanya udah gue catet di sini," ia menunjuk kepalanya. "Kalo gitu sekarang gue cabut duluan, thanks ya!"
- - -
Bunyi ketukan pintu terdengar dari dalam kamar Dwynna, membuat gadis itu memaksakan dirinya untuk bangun. Ya, dapat ditebak jika itu adalah bundanya yang membangunkan dirinya untuk sarapan dan bersiap untuk berangkat sekolah.
"Abis sarapan langsung mandi, nanti bunda nitip bekal buat Kalila juga. Inget! Buat Kalila Maheswari!" Wanita paruh baya itu menutup kotak bekal yang telah ia siapkan.
Dwynna mengangguk sembari mengunyah nasi goreng buatan sang bunda. "Bun, kalo adek pacaran sama Kalila boleh ga?"
"Loh? Bukannya kemarin adek pacaran sama Julia?"
"Udah putus, biasalah bun," Dwynna meminum air hangat yang telah disediakan bundanya.
"Biasa apa? Bosen?"
Dwynna menggeleng, "Julianya belum move on dari Prima," ia membereskan bekas makannya lalu berjalan menuju westafel untuk langsung mencucinya.
Bundanya hanya tersenyum, ia tau betul sifat anak gadisnya ini, satu bulan saja jika Dwynna tidak memiliki pacar nampaknya sangat aneh. Alias anaknya ini sangat sering gonta-ganti pacar, mulai dari alasan bosan, sering bertengkar, hingga diselingkuhi. Ajaibnya selang satu minggu sehabis kisah cintanya berakhir, Dwynna akan mudah jatuh hati pada yang lain.
"Bunda sih ga masalah kamu mau pacaran sama siapa aja, tapi inget, harus tanggung jawab. Kamu beneran mau pacarin Kalila? Kalo dia nolak gimana? Bunda ga pernah ngeliat kamu berjuang yang bener-bener berjuang, selama ini yang bunda liat paling lama cuma tiga hari deh pdktnya."
Dwynna membuka kulkas, mencari susu kotak dingin rasa coklat kesukaannya, "Nah itu masalahnya bun. Adek ga tau Kalila suka sama adek atau engga, kalo sama yang lain sat-set-sat-set kan karena mereka suka sama adek bun," ia memeluk sang bunda dari belakang, "Katanya doa ibu itu mujarab, coba deh bunda doain adek lancar deketin Kalila, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winrina Story
FanfictionSekumpulan fanfiksi singkat tentang winrina / jiminjeong. Seluruh cerita adalah fiksi, murni dari pemikiran penulis. Jika ada kesamaan nama, tempat dan kejadian, itu hanyalah kebetulan belaka. Find me on twitteer : @/cloudyiskie