Jam tangan dari seorang gadis bername-tag, Michella Aily Jehani, menunjukan pukul 12 : 15 WIB. Dengan raut wajah bosan dan kesal itu Aily menaruh kepala nya di kedua tumpukan tangan nya.
"masih lama banget pulang nya..." ucap nya seraya memainkan pulpen berwarna putih itu. Dari tadi, bu Reni tak henti henti nya mengoceh rumus matematika yang kemarin belum sempat di ajarkan. Membuat Aily merasa bosan.
"sabar aja, gue juga capek nih, mau makan" jawab Naya. Teman sebangku Aily.
"kita bolos aja yuk, Nay" ajak Aily.
"gak ah, nanti di omelin Raskal baru tau rasa lo!"
"gak asik ih, apa apa Raskal, apa apa Raskal. Kita kan cuma bolos satu kali doang" Naya menoleh dan menatap Aily dengan malas.
"gue gamau kena omelan Ervan, tau sendiri kalo dia marah kayak gimana"
"Ervan doang mah kecil," remeh Aily.
"kecal kecil, di bentak dikit aja langsung pundung, lo" Aily tersenyum kikuk. Diri nya memang takut jika harus berhadapan dengan Ervan, ketu mereka.
"ayo lah Nay, gue gabut"
"gak!"
"capek tauu harus nunggu lima menit lagi"
"tanggung kalo kita bolos, dikit lagi kan mau pulang, ngapain bolos?" ucap Naya.
"tapi--"
"gausah pake tapi tapi, besok aja kalo mau bolos, gue juga capek" potong Naya, gadis cantik itu lalu memposisikan diri nya untuk bersandar ke pundak Aily.
"nanti kan malming tuh, kita ke markas yuk, nonton film pengabdi hantu" ajak Naya, kepala Aily juga ikut bersandar di puncak kepala Naya.
"ayuk, dirumah bosen, selalu di kekang" ucap nya dengan tawa di akhir kalimat nya. Kata kata kekang adalah kata kata yang paling Naya benci. Apa lagi kata itu keluar dari mulut Aily.
"di paksa lagi?" tanya Naya. Yang di angguki oleh Aily.
"lo capek banget ya, Ai?" Aily kembali mengangguk.
"cerita aja"
"semalem, di suruh belajar lagi sampe jam empat subuh, dari pada tidur, mending lanjut sholat aja" ucapan itu membuat Naya membulatkan mata nya.
"lo gak becanda?"
"ngapain becanda?"
"Ai, lo gak tidur dari semalem?" Naya memasang wajah khawatir nya, Aily mengangguk pelan dan tersenyum.
"gila, lo gila, mama lo gila.. Kemarin pagi kan lo gak tidur juga, jadi.. Lo gak tidur dua hari dong?!"
"ya gitu deh resiko anak bego kayak gue, belajar mulu bikin otak gue mau pecah" Aily tertawa hambar. terdengar sangat menyakitkan untuk Naya. Naya adalah satu satu nya teman yang bisa mengerti keadaan Aily, karna dia juga merasakan nya.
___________________
"dua ratu iblis kemana? tumben banget mereka ngilang" ucap Raga. Kelima cowok yang diketahui adalah member inti 7cm itu tengah berjalan ke arah parkiran sekolah.
"telfon aja, kita jalan jalan sebentar habis itu pulang, sayang banget malming gua kagak ada yang ngajak jalan" usul Rey.
"kasian jomblo" Bara tersenyum tipis mendengar ucapan Rey.
"gapapa, jadi jomblo berkelas, gak kayak Raskal tuh, hts!" Rey dan Raga tertawa seraya menatap Raskal yang asik memainkan handphone nya.
"bacot!. Van tunggu, Naya sama Aily lagi beli makanan di kantin, kita jangan cabut dulu" Ervan mengangguk.
Mereka berlima akhirnya duduk di kursi dekat parkiran sekolah. Di saat tengah asik mengobrol, Nara. Pacar dari Bara datang bersama Vara dan Nesya.
"haii beb!" Bara tersenyum senang lalu memeluk tubuh Nara. Membuat Raga, Rey dan Raskal tersenyum kecil.
"eh ada Vara juga!, hai cantik" goda Raskal. Vara tersenyum kecil.
"parah lo! nanti di pergok Naya, bisa di tendang pala lo!" ucap Raga.
"yaelah, Vara kan emang cantik, kali!" Vara lalu menatap Ervan yang tidak peduli, cowok kulkas itu sibuk memainkan game nya. Senyuman Vara yang awal nya terlihat kini mulai pudar. Vara adalah cewek yang menyukai Ervan dari kelas 10.
"kamu ngapain masih di sekolah?" tanya Bara dengan lembut. Bara itu orang nya kulkas dan sangat batu. Jarang jarang dia bisa bicara selembut ini.
"aku mau ke mall sama Vara sama Nesya, kamu sendiri ngapain duduk disini? gak langsung ke markas aja?"
"lagi nunggu Naya sama Aily, nanti malem aku ga jalan sama kamu dulu gapapa kan?" Nara mengangguk pelan. Walau pun dia ingin sekali jalan bersama Bara. Tetapi dia tidak boleh egois.
"yaudah, kamu hati hati ke mall nya" Nara tersenyum senang lalu memeluk Bara.
"haduh, capek juga jadi nyamuk disini!" Rey memandang Bara dengan kesal, pandangan nya tak sengaja mengarah ke Nesya yang terdiam memandang Vara.
"Nes, lo cantik juga ya" puji Rey.
"waduh, khodam nya mulai keluar nih!" Raga mendelik kan mata nya.
"khodam gombalan ala ala Rey!" mendengar ucapan Raskal, Rey menoleh dan melemparkan tatapan tajam nya.
"Rey.. makasih pujian nya" ucap Nesya dengan lembut. membuat rey salah tingkah melihat senyuman Nesya.
"cie salting!" Raga menyenggol pelan bahu Rey, cowok itu menggaruk tenguk leher nya yang tidak gatal.
"lucu juga lo kalo lagi salting!" ucap Ervan.
"HAI GAIS---" senyuman Aily yang tadi nya mengembang sempurna kini luntur ketika melihat Vara di depan nya.
"ni dia ratu iblis kita, dari mana aja lo! lama banget!" tegur Raga.
"sori, abis beli bakso, sumpah ngantri banget!" Naya lalu duduk di samping Raskal. Dengan lembut, Raskal merapihkan rambut Naya yang berantakan. Sedangkan Aily masih terdiam di samping Ervan dengan tatapan ke arah Vara. Vara tau jika diri nya akan membuat Aily marah. Naya yang tau jika Aily tidak suka Vara ada disini pun refleks menoleh ke arah Nara.
"Ra, bisa cepetan gak? Aily gak suka" ucap Naya sedikit berbisik. Nara lalu mengangguk kecil.
"Ai, ayo pulang, lo belum tidur siang" ucap Ervan. Tangan cowok itu menggengam tangan mungil Aily.
Vara melihat nya. Perasaan nya begitu hancur melihat perhatian Ervan ke Aily. Mau cemburu, tapi dia sadar, dia itu bukan siapa siapa nya Ervan.
"lo ngapain disini?" tanya Aily, ke Vara yang menundukan pandangan nya.
"n-nemenin Nara doang, gak ada hal lain"
"ngambil kesempatan dalam kesempitan, cih" Aily mengalihkan pandangan nya ke arah pohon besar di samping mereka.
"terserah lo, tapi emang gue ga ada maksud buat ketemu Ervan--" dengan cepat, Nara menggandeng tangan Vara.
"gue pamit" ajak Nara.
____________☆___________
TBC.
gimana nih part pertama nya?
suka atau enggak?enjoy yaa gess kalo baca cerita aku hehe.
jangan lupa vote nyaa, ok?
I LOVE U READERS.