XIII Our Home

132 23 3
                                    

Yeseul membuka pintu kamar hotel yang ia tempati bersama Jimin tadi malam. Di luar orang tua Jimin sudah menunggunya. Begitu juga sang Nenek dengan Jeon Jungkook mendampingi seperti biasanya. Laki-laki itu nampak membawa sebuah koper yang tak asing. Koper Yeseul.

"Nenek mengemasi barang-barang ku?"
Ucap Yeseul.

Neneknya mengangguk.

"Kau sudah menghubungi Jimin? Kenapa dia belum sampai juga?"
Ucap ibu Jimin.

"Dia sedang dalam perjalanan pulang"
Ucap Yeseul.

Tak lama orang yang di tunggu datang, dengan masih mengenakan jas serta setelan kantornya Jimin datang dan sedikit terkejut dengan kehadiran orang tua nya juga Nenek Yeseul di sana.

"Kelihatanya aku sangat di tunggu di sini. Nek, apa kondisi Nenek sudah lebih mendingan? Apa tidak sebaiknya nenek istirahat saja"
Ucap Jimin.

"Jimin-ah, Nenek ingin ikut mengantar Yeseul ke rumah kalian"
Ucap Nenek Yeseul sambil tersenyum hangat.

Jimin tersenyum ke arah Yeseul sedikit kikuk.

"Baiklah, kita bisa pergi sekarang. Aku sudah mengurus check-out kita"
Ucap Jimin sambil mengambil barang Yeseul berupa sebuah koper yang di bawa oleh Jungkook pada awalnya.

Yeseul yang awalnya hendak mendorong kursi roda sang nenek malah di suruh oleh para orang tua itu untuk berjalan di depan berdampingan dengan sang Suami.

Yeseul berjalan sedikit canggung di sisi Jimin begitu juga sebaliknya. Perasaan aneh yang selama ini tak pernah mereka bayangkan akan di rasakan untuk satu sama lain.

"Kita akan kemana? Rumah orang tua mu?"
Ucap Yeseul setengah berbisik agar tak di dengar orang tua mereka di belakang sana.

"Aku sudah mempersiapkan rumah untuk kita tempati. Agar mereka tak curiga dengan pernikahan kita lebih baik kita tinggal terpisah dari mereka"
Ucap Jimin.

"Eoh.. ku rasa itu yang terbaik. Apa mereka setuju?"
Ucap Yeseul.

"Kalau tidak, mereka tidak akan mengantar kita dengan suka cita seperti sekarang bukan?"
Ucap Jimin.

Tepat saat pembicaraan mereka selesai keduanya memasuki lift. Diikuti anggota keluarga lain.

Jimin dan Yeseul berdiri di paling belakang.

"Aku selalu melihatnya. Siapa dia?"
Ucap Jimin pada sosok Jungkook yang beberapa waktu belakangan sering ia lihat.

"Dia asisten Nenek"
Ucap Yeseul.

"Orang kepercayaan nenek saat ini, mungkin jika tak ada dirimu aku akan di nikahkan dengannya"
Ucap Yeseul yang pasti sepelan mungkin agar hanya Jimin yang bisa mendengarnya.

Jimin menoleh sesaat ke arah Yeseul sesaat. Lalu kembali ke arah depan.

"Mungkin itu akan terjadi satu tahun setelah hari ini"
Ucap Jimin.

Yeseul tergelak singkat. Khas sarkasme.

"Cukup satu kali aku menikahi pria yang tak tulus mencintai ku. Aku ingin bersama pria yang aku cintai dan mencintai ku suatu hari nanti Jimin-ah"
Ucap Yeseul.

Lalu lift membuka. Nenek, Jungkook dan Orang tua Jimin keluar lebih dulu.

Tinggallah keduanya berdiri diam untuk beberapa saat.

Nampak Yeseul menarik nafas dalam.

"Satu tahun ini akan sangat sulit bagi kita berdua. Ku mohon untuk jangan terlalu menyakiti perasaan satu sama lain"
Ucap Yeseul pada Jimin sebelum ia benar-benar keluar dari lift.

I Love You But It Hurts |ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang