02

12 3 5
                                    

Selamat membaca.

Kalau ada typo tolong bantu tandai, ya pembaca sekalian :)

•••
Pagi hari yang begitu cerah dengan banyaknya orang berlalu untuk memulai aktivitas baru mereka.

Bisa di lihat bagaimana cekatanya, para pedagang dan orang-orang mulai barsiap-siap untuk mengais rezeki.

Dari kejauhan saja sudah terdengan suara pedagan sayur keliling memanggil orang-orang supaya mau membeli dagangan-nya.

Teng teng teng~

"Yurr~"

"Sayur-sayur~"

"Bu-ibu~ mari beli sayur murahnya bu~"

" Murah-murah... cabai 1-ons 7 ribu"

Haaa.. Huftp~

Terdengar helaan nafas pajang dari seorang pedagang sayur keliling, sesekali ia tampak mengelap keringat yang mulai membasahi dahi serta leharnya dengan handuk kecil.

Tak terasa hari semakin panas matahari pun mulai naik menyingsing-kan teriknya sinar tersebut, padahal hari masih belum benar-benar siang.

"Ya Tuhan, lelah sekali.." kelunya sembari mendudukan diri di jalan terotoar untuk mengistiragatkan dirinya sejenak, sambil membuka tutup botol minuman lalu meminum 'kan air putih yang dia bawa langsung dari rumah.

"Kalau dagangan gak laku sama sekali hari ini, aku harus gimana bayar listrik dan airnya nanti?" dia bertanya pada dirinya sendiri sembari menatap jauh jalan raya yang tampak banyak-nya kendaraan berlalu lalang disana.

Lelah sekali rasanya. Seandainya dulu ia bisa menyekesaikan sekolahnya dengan benar, mungkin saja nasibnya tidak akan separah ini -pikirnya.

Setelah merasa cukup dengan istirahanya, dia pun mulai bangkit dan kembali menyusuri gang dan komplek perumahan biasa untuk menjajakan sayur dagangan-nya.

Tidak perlu banyak berkeluh-kesah, mungkin ini semua sudah menjadi takdir hidupnya -pikirnya.

Tanpa dia sadari takdir hidupnya akan berubah sebentar lagi, karena alam semesta sedang menyusun banyak rencana kehidupan.

...

Sore hari menjelang malam, karena sudah kelelahan dan tidak mendapatkan apa-apa dari hasil kerjanya dia pun akhirnya memilih pulang kembali kerumah lagi tanpa membawa 1-sen mata uang pun.

Sesampainya ia di rumah, rumah tempat tinggalnya terlihat jauh sangat berbeda dari para tetanga lainnya.

Gelap gulita. Dua kata untuk mendeskripsikan penampakan rumahnya saat ini, tidak ada cahaya penerang yang bisa menerangi rumanya, kecuali hanya secerca sinar matahari yang mulai meredup di ufuk barat.

Karena sudah terlalu lelah, pun dia tak lagi ingin ambil pusing memikirkan hal tersebut.

Dia pun mulai memasuki rumah gelap itu, dan menyusuri setiap belokan rumah menuju kerah dapur sekedar mencari lampu senter untuk menerangi rumahnya.

Namun, saat tiba di dapur terjadi sebuah kejangalan, lampu yang ada di dapurnya tiba-tiba saja berkedip beberapa kali dan tak hanya itu saja, ada sebuah kejanggalan lainnya seperti aliran kabel listrik yang berada didekat kompor gas-nya tampak mengeluarkan percikan api walau itu terlihat kecil.

Mungkin konslet? -pikirnya. sembari terus mencari keberadaan senter dengan mata yang memicing.

Duak~

Bruk~

"... Hm, apa itu?"

Dengan cepat wanita berusia 28 tahun itu segera menoleh kerah belakang tempat suara benda jatuh tadi berbunyi.

Tau apa yang terjadi, ternyata gas elpiji disamping meja komoprnya mulai mengeluarkan percikan api dan desingan bunyi saerta bau tidak sepadap dari gas tersebut mulai menguar.

Mata perempuan tersebut terbelalak kaget, bukannya keluar rumah dia malah segera mengambil kain lap asal di sekitarnya lalu membasahkannya untuk menutupi gas elpiji tersebut.

Namun sayangnya, belum sempat ia sampai kesana gas elpiji tersebut pun telah meledak terlebih dahulu dan...

BOMMM!

Dia yang tak sigap untuk berlindung akhirnya ikut terpelanting mengenai dinding,

Perlahan ia membuka matanya yang sayu untuk melihat keadaan sekitar dapurnya, ternyata sudah terbakar.

Saat hendak beranjak keluar untuk meminta pertolongan, tanpa ia sadari ternyata kabel listrik yang berada di atas kepalanya putus hingga menimbulkan percikan api yang lansung menimpa wajahnya.

Pengelihatannya multi memburam, belum sempat untuk beranjak bahkan hendak meminta pertolongan.

Sungguh malang sekali nasipnya.

Ya Tuhan... Sampai disini saja kah kisah hidup menyedihkan dari seorang perempuan 28 tahun yang sebatang kara ini? Kalau memang ini akhirnya aku mohon pada-Mu Yang Maha Kuasa untuk pertemukan aku kembali bersama keluarga ku, Aamiin...

- Doanya dalam hati sebelum kesadaranya hilang sepenuhnya.

___________

Ikuti selalu kisahnya meski authornya gak bakalan janji sering update.

Pesan untuk pembaca : Kalau suka silahkan baca dan kasih respon terbaik kalian, tapi kalau gak suka silahkan skip aja jangan menjatuhkan apalagi menghujat, oke.


Salam hangat : Dyew
Sekian dan terima kasih~
Bye-bye~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My ♡ C-B Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang