Part ini adalah cuplikan dari beberapa scene yang ada di part selanjutnya, jadi jangan bosen-bosen yah:)
🥀🥀🥀
"Habis dari mana kamu jam segini baru pulang hah?! Ooo, atau kamu habis jual diri, iya?! Saya benar-benar malu mempunyai anak seperti kamu yang tidak tahu diri! Menyusahkan saja hidupmu!"
Vella yang baru saja masuk kedalam rumah hanya menunduk dalam, tidak berani menatap lawan bicaranya meskipun apa yang beliau katakan salah. Vella tidak jual diri! Vella tidak seperti itu! Vella gadis baik-baik.
🥀🥀🥀
"Selain nyusahin lo juga pembawa sial! Semua ini salah lo! Asal lo tau, kalau lo nggak lahir didunia ini, Ayah nggak bakal nikah lagi dan ninggalin Bunda! Gue benci sama lo Vella!"
Lagi, kata-kata menyakitkan yang hanya Vella dapat. Hati kecilnya sudah hancur tidak terbentuk, Vella memegang dadanya yang sesak, kata-kata itu sudah beberapa kali terlontar dari mulut seseorang yang Vella sayangi sebagai saudara.
🥀🥀🥀
"Ngapain kamu kesini lagi? Pergi dari rumah saya! Saya tidak menerima anak cacat seperti kamu! Pergi sebelum saya panggilkan satpam, cepat!"
Selalu seperti ini, diusir untuk kesekian kalinya, kemana lagi Vella akan meminta pertolongan jika orang tuanya saja sudah tidak sudi untuk menerima kehadirannya?
🥀🥀🥀
"Gue minta maaf Vel, gue bener-bener udah gabisa temenan sama lo lagi, Papa gue ngelarang buat nggak temenan sama lo, gue gatau apa alasannya tapi gue gabisa nolak kata-kata Papa, gue bener-bener minta maaf."
Satu persatu semua orang yang ada di sisi Vella telah menghindar, menjaga jarak, dan mulai tidak perduli pada gadis itu.
🥀🥀🥀
"Lo itu miskin! Jelek! Jadi gausah sok-sokan nolak perintah gue! Apapun yang gue mau harus lo turutin, atau kalau nggak." Seseorang itu menjeda ucapannya. "Lo bakal gue habisi saat itu juga."
Vella menangis sejadi-jadinya, apakah masih kurang penderitaan yang ia jalani selama ini? Kenapa semua orang begitu jahat padanya? Apa salah Vella? Vella hanya ingin bahagia, bukan seperti ini yang Vella mau, bisakah Vella menyalahkan takdir?
🥀🥀🥀
Brak!
Ctas!
Plak!
Suara pukulan, cambukan, dan tamparan, semua itu Vella terima saat ini. Badannya terasa sakit semua, tubuhnya sudah memar sana-sini.
Vella menangis tanpa suara, tubuhnya seakan sudah remuk.
Ctas!
"Akh!" Rasanya Vella ingin berteriak meminta mohon agar tidak di pukul dan cambuk lagi, namun suaranya seakan tertahan di tenggorokan. Tangan ringkihnya memeluk kaki sang Ayah meminta maaf dan ampun, agar pria paruh baya itu menghentikan aksi menyiksanya.
🥀🥀🥀
"Lo kalo kerja itu yang becus dong! Tumpah kan minuman gue! Makannya kalo jalan itu lihat-lihat! Dasar bisu!"
Dan masih banyak lagi cacian yang Vella dapat dari orang-orang.
🥀🥀🥀
TBC
Finna Anderson💫
KAMU SEDANG MEMBACA
VELLA
Teen FictionVella? Ya, Vella Pradita Putri, gadis cantik dan manis yang masih menginjak bangku sekolah menengah atas, lebih tepatnya kelas 11 SMA. Gadis pemilik lesung pipit, pipi chubby, dan mata bulatnya yang indah, tapi tidak seindah kehidupannya. Kehidupan...