Dreams 2 Januari

PROLOG

Perempuan terhormat yang dijaga oleh orang-orang disekitarnya. Perempuan yang selalu dianggap sempurna, perempuan yang didik oleh ayahnya untuk menjadi pemimpin bagi adik adiknya hanya karena dia seorang anak pertama. Perempuan yang selalu didik dengan tegas sejak dini yang kadang ketegasan tersebut bisa menjerumus menjadi kekerasan hanya agar ia menjadi manusia yang disiplin dan bisa diandalkan. Perempuan itu bertumbuh dewasa dengan semua itu, yang membuat dirinya susah untuk dibaca kepribadiannya. Ia yang selalu tidak ingin melibatkan orang di setiap urusannya karena tidak ingin merepotkan orang lain.

Perempuan yang dicintai setengah mati oleh seorang lelaki yang berbeda dengannya. Walupun begitu lelaki itu tidak pernah berhenti mencari hati perempuan yang amat dijaga oleh ayahnya. Lelaki itu selalu membuktikan cintanya walau ia tau mereka tidak akan bersatu karena perbedaan keyakinan ini.

"Ihhh kok kayaknya terlalu boring ceritanya deh Put", ucap gadis yang masih duduk di bangku SMP. Ia kesal karena menurutnya cerita yang ia buat memiliki alur yang sangat bosan dan monoton.

" Nggak kok La!! Bagus loh!", balas temannya untuk menyemangati.

"Itu dah bagus! Ceritanya pasti bakalan keren sih. Tinggal kamu kasih tambahan sedikit pasti nanti cerita kamu bagus."

"Aku kayaknya mau nyerah aja deh, impian ku buat novel aku urung aja! ", ucapnya dengan putus asa.

" Ehh jangan gituu nanti kalo kamu nyerah lagi, siapa yang bakalan ngujutin keinginan umma kamu? Kamu bilang kamu mau pamer kalo kamu punya umma yang hebat lewat tulisan kamu. Jadi ayo semangat nulisnya! ", mendengar ucapan penyemangat dari sahabatnya, ia kibaran api semangatnya berkobar kembali. Ia mulai kembali berkutik dengan papan ketik yang ada di hadapannya. Sekarang ia akan menulis kalimat yang indah, yang membuat orang-orang mengenal sosok wanita yang menjadi panutannya selama ini.

"Umma!! Aqila janji bakalan pamerin hasil kerja keras Aqila sama umma! "