Huuuh..nyebelin banget sih tuh aki-aki .. ”gerutu Mona sambil membicarakan pintu kamar kostnya. Kembali hari ini ia sebel dengan Pak Mahmud, si bapak kostnya yang sering memilih genit dan sering menjurus kurang ajar terhadap dirinya. Kejadiannya tadi saat dia pulang kantor berpapasan dengan Pak Mahmud yang sedang berusaha memaku sesuatu di dinding.
"Sakit pak .. lagi ngapain pak ..?" Sapa Mona demi kesopanan.
“Eh .. mba Mona dah pulang ..” sahut Mahmud dengan mata berbinar. "Kebetulan aku mau minta tolong bisa?"
Mona yang mau buru-buru ke kamar lolos langkahnya dan menoleh. “Apaan pak?” Tanyanya sekenanya, kembali ia kesal melihat mata pak tua itu yang jelalatan ke arah dadanya.
"Ini loh..kamu bisa pasangin lukisan ini ga kepaku yang dah saya pasang itu, takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya, maklum agak gendut gini ribet jadinya" katanya sambil cengengesan dan kembalinya menyantap kulit leher Mona yang terlihat mulus. saya pegangin tangganya ”.
Mona menyanggupi dan dia menaiki tangga yang memang sudah goyang itu, gadis itu baru sadar naik ke pijakan kedua itu tangga yang memiliki jarak yang cukup lebar antara pijakan-pijakannya, sehingga saat naik ke pijakan kedua, saat ini menggunakan rok span cepat agak kesulitan dan roknya menjadi tertarik ke atas sehingga pahanya menjadi terbuka. Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan tiga, bahkan jaraknya makin jauh jadi pahanya makin lebar makin lebar.
Mona mengutuk dalam hati, saat melirik Pak Mahmud yang dengan senyum genit dan mesumnya menikmati pahanya yang jenjang dan berkulit mulus bersih itu. Melihat pemandangan indah ini, Pak Mahmud puas nafasnya sama bersemangatnya dengan penisnya yang jadi menegang. Sungguh indah bentuk paha gadis ini dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat, ingin merasakan paha montok nan halus itu, tetapi ia memegang diri.
Ia mengirimkan lukisan ke Mona untuk dipasang, tetapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat setinggi mungkin, ia tidak mengerti maksudnya karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke mana saja mencari kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dadanya. Bokep Barat
Dengan sengaja Pak Mahmud menggoyangkan tangganya jadi memperlengkapi Dia untuk bisa menikmati pemandangan berkulit mulus gadis itu. Setelah selesai terpasang, Mona turunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yang seharusnya tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya.
Sambil terus menikmati paha Mona yang dibuka kembali, Pak Mahmud siap-siap. "Eiiihh ... eiihh .."
Merah muka gadis itu karena satu tangan yang memegang memegang tepat ke pantatnya dan demikian ia memegang tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari "pelukan" Pak Mahmud yang mengambil kesempatan itu.
“Waduh, untung sempet aku pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh ..” ucap Pak Mahmud cengengesan yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya. “Mmm..iya pak, makasih..udah kan pak ya ..” tukas Mona sambil ngeloyor pergi dengan mengikuti pandangan Mahmud yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu. “Hmmm..tunggu aja ntar ya..lo bakal kena ama gua” pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati.
Sudah banyak perencanaan yang kotor, genit darinya yang memang punya sedikit kelainan seks ini. Di dalam kamar, Mona masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu.
Tapi ia berusaha mempertahankan diri mengingat tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat dengan tempat kerja atau mau ke mana-mana. Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan asalkan si mesum itu tidak terlalu hubungan intim.
Bila ketemu pasti Mona beresih dan agak ngeri ngeliat mata Mahmud yang suka menelanjangi sekejar, tapi ditayangkan selain ngeri dan risih gadis itu juga dapat membantu dan meningkatkan keindahan dan menikmatinya seperti walau Mahmud bukan levelnya untuk bisa dinikmati.