HS.1 : Me-nye-bal-kan

1K 95 27
                                    

Hallo semua, ini adalah cerita yang sudah di janjikan untuk menganti cerita 'Forbidden Relationship'.

Book ini collab dengan eskado000 jangan lupa untuk memfollow akun dia, Thank you all.

Happy Reading.

***

JULIAN POV:

Menyebalkan, itu adalah kata yang cocok setiap aku melihat senior sombong itu. Ia baru saja memasuki semester 1 namun, satu sekolah sudah mengenalnya sehebat itu.

Hanya berkat kecerdasan dan memasuki organisasi OSIS, ia bisa semudah itu jadi terkenal. Melainkan aku? Sudah nyaris berkali-kali mengikuti beberapa lomba olahraga, dan meraih kejuaraan.. tetap saja tidak ada yang menghargaiku.

Untung saja teman-teman ku masih berada disisi ku, menyemangati ku walau di keadaan yang menjengkelkan.

Haruskah ku perkenalkan teman-teman geng ku ini? Rata-rata dari mereka adalah anak bermasalah, dan ada juga anak cerdas disini. Entah mengapa kami bisa menjadi sebuah perkumpulan, yang sering terkena masalah dengan OSIS.

"Yahh.. sangat payah sekali, kali ini para guru mulai memperketat pengawasan kembali. Perkara ada tawuran di kantin kemarin," salah satu dari temanku membuka topik kali ini.

Hanzo, merupakan murid dan kakak kelasku. Sudah suatu kewajaran jika ia kembali ke kelas dalam keadaan berantakan total, kerjaannya hanya berantem ataupun membuat masalah baru dengan murid lain.

Temanku yang menggunakan kacamata hitam khasnya, terkekeh geli mendengar ucapan kak Hanzo. "Dasar bodoh, lu gak sadar apa? Karena lu, makanya jadi diperketat?" Balasnya, panggil saja X-Borg.

Kak Hanzo seangkatan dengan X-Borg, terkadang mereka lebih sering bergaul berduaan ketika kami sibuk dengan tugas masing-masing. Hanzo memutar malas matanya sebagai reaksi jawaban, lalu mengambil tusuk gigi di meja kantin.

Tuk!

Kami serempak menengok kearah buku yang ditutup kasar, "Ada apa kak?" Tanyaku kepo. Pria dengan rambut putih pucat, dengan tatapan tajam andalannya tampak berpikir sejenak. "Sepertinya gw lupa ada rapat osis." Gumamnya.

Kak Hanzo menghela nafas berat, menatap malas kearahnya. "Lu sebenernya osis apa bukan si Mon? Pikun mulu perasaan," tanyanya kepo, ya... Namanya Aamon. Seangkatan juga dengan kak Hanzo dan X-Borg, namun yang membuatnya berbeda adalah..

Dia anggota OSIS.

Walaupun aku pembenci anggota OSIS, namun kak Aamon adalah sosok yang bisa ku terima. Terkecuali senior itu.

"Wajar aja gw lupa, gw aja bergaul ama sejenis lu pada.." balas kak Aamon sinis, ia kembali membuka buku novelnya. Kak Aamon gemar membaca, nyaris setiap hari ia membawa buku novel yang berbeda.

Sangat bertolak belakang dengan kak Hanzo ataupun X-Borg, mereka lebih suka melakukan interaksi ketimbang berdiam saja sembari membaca buku. Kata X-Borg, membaca buku itu membuang waktu.

Mungkin ini alasan juga mengapa aku jarang membaca buku di sekolah, tapi aku juga sedikit menggemari beberapa buku novel. Walau secara diam-diam.

X-Borg mengetuk-ngetuk jarinya di meja kantin, lalu celingak-celinguk mencari seseorang. "Btw, mana si Bruno?" Tanyanya, kak Aamon hanya bereaksi mengangkat pundak sekilas.

Kak Hanzo yang sibuk membersihkan kotoran di sela-sela giginya, cuek bebek dengan pertanyaan X-Borg.

Bruno merupakan anggota terakhir geng ku, dia seangkatan denganku. Murid yang sangat rajin mengikuti lomba sepak bola, eksul nya bisa dibilang cukup aktif.

Hey, Senior.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang