HS.2 : Olimpiade

541 69 25
                                    

"Pengumuman!..

Para Murid-murid sekalian, akan ada olimpiade Matematika mendatang sekitar nyaris 2 hari lagi. Pendaftaran telah dibuka, tidak memungut biaya apapun karena semua sekolah juga mengikuti ajang olimpiade tersebut. Para peserta diharapkan saat hari H, datang tepat waktu dengan membawa alat tulis masing-masing..

Hadiahnya merupakan piagam penghargaan, sertifikat dan uang sejumlah 500 ribu.."

Hanzo berkacak pinggang, menatap kearah X-Borg yang sedang membacakan isi pengumuman baru sekolah. "Ada hadiah uang? Itu sangat untung." Komen Aamon menutup buku Novel, Julian mengangguk setuju.

Mereka bertiga menatap kearah Julian, "Gak ada niatan daftar cil? Mayan 500 rb loh.. gratis lagi pembiayaannya." Tanya X-Borg. "Yaelah, kalau gw pinter mtk.. gw juga udah daftar kali." Saut Hanzo tertawa diakhiran.

Julian tampak berpikir, ia bingung harus mengikutinya atau tidak. "Hmm.. entahlah, gw masih bingung kak." Balasnya, Aamon menatapnya. "Santai aja, pikirin dulu baik-baik." Sarannya. Julian mengangguk.

"Eh, eh ada yang denger gak?"

Geng Julian reflek menengok ke perkumpulan anak IPS, yang asik bergosip. "Katanya, kak Natan langsung ambil pendaftaran pertama loh!" Ucap salah satu dari mereka, Julian mengerutkan keningnya.

"Kerennya, dia pasti bakalan juara lagi gak sih??"

"Jujur, aku nge fans banget ama kak Natan!"

X-Borg dan Hanzo tampak tukar pandangan sekilas, lalu memunculkan senyum licik. "Cil, yakin gak mau ikut?" Tawar X-Borg, Hanzo terkekeh ejek. "Ini waktu yang tepat buat lo, Jul." Ucapnya. Julian menatap mereka.

'Sesat.' pikir Aamon.

X-Borg merangkul sok akrab Julian, "nih nih, kalau lu ikut ya. Otomatis lu bisa bersaing dengan Natan itu kan? Nah! Kalau menang.. bisa aja lu yang jadi terkenal cil." Ucapnya. Julian seketika langsung tersadar dengan ucapan X-Borg barusan, "..ya, tampaknya gw harus ikut kak." Balasnya.

Julian langsung berjalan kearah ruang pendaftaran, melainkan Hanzo dan X-Borg tos ala mereka. Aamon hanya menggelengkan kepala, "nontonin Bruno tanding lah." Ajaknya, "gass!" Saut Hanzo.

Melainkan dengan Julian..

Cklek!

"Permisi." Julian memasuki ruang pendaftaran, langsung disambut Cecillion. "Ah,, apakah kau juga mau mendaftar olimpiade??" Tanya Cecil tersenyum, Julian hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban.

Cecillion mengeluarkan kertas pendaftaran, lalu meletakkannya di meja. "Silahkan disini." Ucapnya, Julian langsung duduk lalu mengambil pulpen. Ia mengisi daftar formulir olimpiade dengan lengkap.

Cecillion bertopang dagu, menatap kearah Julian. "Hei, namamu Julian 'kan?" Tanyanya. Julian melirik kearah Cecillion, "..ya." balasnya.

"Aku mendengar beberapa kali namamu saat di ruangan OSIS loh, ternyata kau lumayan terkenal." Ucap Cecillion tersenyum.

Julian langsung menatapnya serius, "benarkah?" Tanyanya memastikan. Cecillion mengangguk sebagai jawaban, "apa yang mereka bicarakan?" Lanjut Julian bertanya.

"Hm.. tentang prestasi mu dalam olahraga, sangat keren." Puji Cecillion.

Ekspresi Julian masih sama, datar. Ia menyelesaikan dengan isi kertas pendaftaran. "Begitu ya, terima kasih banyak kak." Balas Julian memberikan kertas itu, lalu langsung keluar ruangan.

"Hahh.. cuek sekalii.." gumam Cecillion.

***

X-Borg menyipitkan, menatap ke lapangan sekolah yang telah di tutup karena keramaian para murid. "Yaelah, gimana kita mau nonton coba." Ucap Hanzo jengkel, ia kembali berkacak pinggang.

Hey, Senior.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang