unforgotten night ( REVISIII)

lanjutan bab 6

Maaf guys tadi kepencet 😭 karena buru buru mo pergi.
Ini lanjutnya ygy

"Day...kau tidak perlu memaksakan apapun padaku sekarang, kumohon. Aku mohon padamu. Aku berjanji jika aku siap Aku akan memberitahumu semuanya." Kim berkata, Day masih menatap Kim.

"Kau pasti dalam masalah...maaf aku mengganggumu," kata Kim lembut. Seiring dengan menatap wajah Day dengan tak percaya Sekarang, Kim merasa benar benar tidak berdaya. Tetapi pada akhirnya, Day mengizinkan Kim untuk tinggal dengan dirinya sendiri, tetapi terpaksa pergi ke rumah Day di mana hanya Night yang dicurigai. Setelah kesepakatan diselesaikan, Daybrick dan Kim datang ke rumah Day. Malam memungkinkan Kim untuk tidur di kamarnya sendiri. karena Malam harus menginap di rumah orang tersayang Day kemudian membawa Kim ke kamar Night untuk mengumpulkan barang-barang."Terima kasih banyak, Day," kata Kim saat memasuki ruangan. Saat ini, hanya ada dua Kim dan Day bersama. Hari mengangguk. sebelum Kim berjalan ke Day dan memegang tangan Day Day sedikit mengernyit. Kim menatap tangan Day dan dengan paksa menelan ludah ke tenggorokannya.

"Aku sangat iri dengan batu bata itu.. yang dipegang tanganmu sepanjang waktu. Tangan yang dulu kugapai, aku ingin kau memegang tanganku," kata Kim dengan nada muram. Aku merasakan sakit yang tajam di hatiku. Tapi itu tidak sebanyak ketika saya pertama kali belajar tentang Day dan Brick.

"Tapi itu tidak mungkin," kata Kim, memandang Day dan tersenyum tipis. Sekarang, Kim tidak menginginkan apa pun dari Day selain merasa baik sebagai teman."Suatu saat kau akan menemukan tangan seseorang yang siap memelukmu seumur hidupmu, Kim," kata Day menyemangati temannya. dan hendak menarik tangannya dari tangan Kim. Tapi pintu kamar dibuka lebih dulu. Brick berhenti ketika dia melihat Kim memegang tangan Day. Kim juga buru-buru melepaskan dan memberi Brick senyuman.

"Uh..yah...aku akan bertanya apakah kamu ingin aku menaruh beberapa barang segar di lemari es dulu. Atau maukah kamu membuat makan malam?" Tanya Day.

"Lakukan saja, kamu lapar, kan?" Day bertanya, perlahan menganggukkan kepalanya."Kalau begitu mari kita turun dan membuat makan malam. Anda dapat berbaring atau mengemasi barang-barang Anda untuk saat ini, Kim. Dan kemudian turun." Day berbalik dan berkata pada Kim lagi. sebelum keluar dari kamar tidur Brick berpura-pura berjalan di belakang Day. Menyebabkan Kim dengan cepat memutuskan untuk memanggil batu bata terlebih dahulu.

"Uh... batu bata," Kim memanggil

batu bata.

"Ya," jawab Brick."Baru saja.. tidak apa-apa... aku tidak ingin Brick terlalu banyak berpikir," kata Kim. dengan perasaan prihatin tentang perasaan batu bata yang nyata

"Aku tidak berpikir apa-apa...Kim hyung, jangan khawatir tentang itu," katanya kepada Kim sambil tersenyum. dan segera keluar Kim tenggelam dan duduk di tepi tempat tidur. sambil berpikir bahwa kamu datang untuk menyesatkan kekasihmu Dan memikirkan kata-kata Day sebelum meninggalkan ruangan, bahwa suatu hari Kim akan menemukan seseorang yang siap untuk memegang tangan Kim selama sisa hidupnya. "Siapa yang mau memegang tangan Guwaday?" Kim berkata pada dirinya sendiri dengan lembut. sebelum bayangan Kamol muncul di kepalanya.

"Tidak mungkin, itu bukan kamu, Kamol," kata Kim menegur dirinya sendiri sebelum turun untuk membantu Day memasak. Saat batu bata berjalan untuk mengantarkan Malam dengan perlengkapan di dalam mobil. Kim kemudian pergi ke dapur untuk membantu Day memasak. karena aku tidak ingin hidup sendiri selama persiapan Kim meminta Day untuk berbicara. untuk menciptakan suasana persahabatan yang sama Kim merasa lebih nyaman berbicara dengan Day dengan perasaan yang sama seperti saat dia masih berteman.

___&_______&_____&&_&___&__&_&___&____________
"Apa yang kamu lakukan?!! untuk membiarkannya hilang dari pandangan Anda sudah memberi perintah, bukan?" Sebuah suara tajam tiba-tiba terdengar. saat menerima telepon dari bawahannya di Thailand yang menelepon untuk melaporkan bahwa Kim telah kehilangan pandangannya Aku pergi ke kondominium dan tidak bisa menemukannya. Tanya siapa saja, tidak ada yang tahu.