Event Summer And Winter WGAverse
Gen7
************************************Bianca merapatkan mantel bulu tebal yang dipakainya. Di luar rumah salju turun dengan indah membawa aura dingin yang menenangkan. Tetapi itu hanyalah bagi sebagian orang, tentu saja itu tidak termasuk bagi Bianca. Mata coklatnya menatap dengan takjub ruang makan yang telah disulap menjadi tempat dinner oleh David suaminya.
Karpet merah dihadapannya bertabur dengan banyak kelopak bunga mawar dengan lilin dikedua sisinya. Bianca berjalan melewati itu dengan bahagia dan dada yang berdebar-debar. Senyum bahagia dan haru terpancar dari wajahnya yang cantik, bahkan matanya juga berkaca-kaca.
"Happy Anniversary, Sayang." Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Bianca, siapa lagi pelakunya kalau bukan suaminya, yang kemudian menarik kursi dan mempersilahkan dirinya untuk duduk terlebih dahulu.
Dua gelas anggur merah beserta steak daging sapi telah tersaji dengan rapi di atas meja. Begitu tampak menggugah selera, Bianca dapat mencium aromanya yang terbang bersama angin memenuhi ruangan itu. Selain itu ada juga setangkai bunga mawar yang berada dalam vas di hadapannya yang menambah suasana semakin romantis.
Meskipun diluar dingin tetapi hati Bianca menghangat. Dia tahu kalau David sangat menyayanginya. Senyum tak henti terkembang dari bibir manisnya.
"Terima kasih, Sayang. Kau memang sungguh pintar membuat kejutan untukku," ucap Bianca menatap lembut David.
"Kau istri dan wanitaku, tentu saja aku akan melakukan apapun untukmu." perkataan David semakin membuat Bianca tersipu malu.
Bianca menggengam erat tangan David di atas meja, matanya menatap penuh cinta pada pria yang telah menjadi suaminya selama lima tahun terakhir ini. Meskipun tanpa hadirnya seorang anak dikehidupannya, hubungan mereka tetap baik-baik saja selama ini.
"Maafkan aku, ya, karena sudah percaya dengan gosip miring di luaran sana dan aku juga meragukan cinta dan kesetiaanmu."
"Lupakanlah! Malam ini kita nikmati dinner ini, lagipula bagaimana mungkin aku bisa memikirkan wanita lain sedangkan ada wanita secantik dirimu yang menemani hariku," kata David sambil tersenyum. Bianca tertawa, pipinya menghangat, raut bahagia terpancar dari wajahnya wajar saja David memang jago merayu.
"Kau benar, kita harus menikmati malam ini, lagi pula ini adalah malam pertama dan terakhir kita, bukan," ucap Bianca yang membuat David mengangkat kepalanya sekali lagi untuk melihat istrinya itu.
"Maksudnya?"
"Ah? Kurasa aku terlalu lelah hari ini hingga berbicara dengan tidak jelas," jawab Bianca menundukan kepalanya.
"Jangan dipikirkan lagi. Dan ya, aku punya sesuatu untukmu." Senyum David mengembang, tangannya mengeluarkan kotak bludru berwarna merah dan menyerahkannya pada Bianca.
"Apa ini?" mata Bianca berbinar, dengan hati-hati dia menyentuh permukaan kotak yang diikat dengan pita berwarna merah muda, lalu mengalihkan perhatiannya pada David.
"Bukanlah, Sayang. Kuharap kau akan menyukainya."
Bianca melepas pita membuka dengan pelan, bertapa terkejutnya dia saat melihat apa yang ada dalam kotak itu. Sebuah cincin berlian limited edition dan hanya ada lima di seluruh dunia.
"Ya Tuhan! Ya ampun, sayang. Ini sungguh indah dan cantik sekali, i-ini benarkah untukku?" Bianca David melihat dengan tak percaya, lalu mengalihkan tatapannya pada cincin yang kini telah melingkar di jari manisnya.
"Mengapa melamun? Kau tidak menyukainya?" tanya David sedikit khawatir melihat sangat istri terdiam sesaat.
"T-ti-dak, bukan seperti itu. Aku sangat menyukainya, Terima kasih, Sayang. Tetapi maaf, aku tidak menyiapkan kado untukmu sama sekali. Aku tidak menyangka kau akan mengingat dan merayakan Anniversary kita kali ini," tutur Bianca merasa tak enak dihatinya.
"Tidak masalah! Bisa berdua dan menghabiskan sepanjang malam ini bersamamu merupakan kado teristimewa bagiku," ucap David sambil mengecup lembut tangan Bianca, membuat wanita itu tersipu lagi dan lagi.
"Mari nikmati malam ini, bersulang!" David mengambil gelas berisi anggur merah begitu juga dengan Bianca. Tring!... Bianca meminum anggur itu perlahan-lahan dengan nikmat, membiarkan aliran hangat melewati kerongkongannya dengan lembut.
"Bagaimana?"
"Apanya?"
"Anggurnya? Apakah itu enak, kau menyukainya?"
"Em…. Ini sangat enak dan aku menyukainya," balas Bianca sambil tersenyum.
"Baguslah kalau kau menyukai–,"
Aarrggg!
Belum sempat menyelesaikan ucapannya David suara erangan menyakitkan memasuki telinga Bianca yang menunduk. Dia mengangkat kepalanya sambil tersenyum cerah, matanya melihat David yang memegang lehernya dengan ekspresi kesakitan.
Melihat Bianca yang tak bereaksi sama sekali, David merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dengan susah payah dia mengeluarkan suaranya bertanya pada Bianca.
"K-ka-kau, apa yang kau lakukan padaku?"
"Aku? Melakukan apa padamu?" Bianca menatap David dengan heran. "Harusnya aku yang mengucapkan itu padamu. Bagaimana rasanya meminum racunmu sendiri?"
Mata David terbelalak. "Ja-ja-jadi, kau mengetahui semuanya?"
"Tentu saja. Kau kira aku wanita malang dan bodoh? Tidak, David. Kau salah orang jika ingin membunuhku dengan begitu mudah. Apa yang tidak aku ketahui tentang dirimu? Perselingkuhanmu dengan Stella sahabatku? Menaruh obat halusinasi pada susu yang menjadi minumanku setiap malamnya? Dan masih banyak lagi. Sayangnya aku tidak memiliki kesempatan untuk mengatakan semuanya. Ah! Dan ya, bagaimana rasanya anggur merah dengan racun yang kau minum? Enak bukan? Kau tahu itu terbuat dari apa? Darah kekasihmu, Stella." Bianca yang telah berpindah posisi mendekati David yang sedang sekarat.
"First and last adalah nama yang cocok untuk perayaan kita malam ini, Sayang," Bisik Bianca tepat di telinga David.
"K-k-kau kejam, Bianca." David memeras suaranya dengan sangat menyakitkan.
"Kejam? Apa aku tidak salah mendengar, David? Kau yang kejam, selama lima tahun menikah apa kau pernah memperlakukanku sebagai seorang istri? Apakah kau pernah menyentuhku? memenuhi semua tanggung jawabmu sebagai suami? Bulshit! Omong kosong. Bahkan kau tak pernah menyentuh setiap hidangan yang kubuat hingga berakhir di tempat sampah karena basi."
"Hari ini adalah hari pertama kau berbuat baik padaku. Membiarkan aku menghabiskan waktu di luar rumah untuk shopping, ke salon dan lainnya agar kau bisa berduaan dengan Stella, menghabiskan waktu bersamanya? Lalu pada malamnya kau menyiapkan dinner romantis seolah kita adalah pasangan yang bahagia, begitu? Tapi pada kenyataannya kau ingin membunuhku. Namun, sangat disayangkan kau kalau selangkah dariku, semua yang ada di rumah ini adalah milikku, berada dalam kendaliku, tidak ada yang disembunyikan sedikitpun." Bianca mengelus pipi David yang kini bernapas dengan tersengal-sengal dengan darah yang merembes keluar melalui mulutnya.
"Pergilah menyusul kekasihmu ke neraka, Sayang," ucap Bianca lembut saat melihat David mengejang hebat dan mengembuskan napas terakhirnya.
Bianca berjalan menuju perapian dia melepaskan mantel bulu tebalnya. Di luar salju turun semakin lebat, dia mengistirahatkan tubuh serta jiwanya yang lelah. Kini dia bisa tidur dengan damai setelah menyelesaikan tugasnya menghabisi para penghianat.
~TAMAT~
KAMU SEDANG MEMBACA
(ꂵꏂꌦꋪꌦꂵ97_) WGAVerse TOUR JOURNAL
Historia CortaIni merupakan kumpulan cerita pendek berbagai Genre. Semua cerita yang ada berada di bawah naungan @wga_academy dan diperuntukan untuk setiap Event yang diadakan oleh WGA 🥰