YET 03

82 12 4
                                    

Sudah hampir mendekati jam pulang kantor, Joohyun masih menyibukkan diri dengan berkas-berkas yang akan digunakan untuk meeting besok.

Gadis itu menegapkan dan merenggangkan punggungnya yang terasa begitu pegal juga lelah. Ingin rasanya ia beristirahat, namun pekerjaan yang ditinggalkan Seulgi tak sedikit. Ia harus segera menyelesaikan sebelum jam pulang kantor.

Kepala mendongak. Menatap jam dinding yang tertera. "Jam 5 sore lebih 37 menit," gumamnya.

Kemudian ia menatap berkas-berkas yang berantakan di mejanya. Tersisa 23 menit lagi dan pekerjaannya harus segera terselesaikan. Ia mendengus sebal.

Ceklek

Mendongak cepat dikala pintu ruangannya terbuka pelan. "Eoh? Oppa? Ada apa?" Bingung melihat sang kakak menghampiri ruang kerjanya.

"Sudah?" tanyanya singkat.

Joohyun menggeleng. "Masih ada banyak berkas yang harus aku revisi. Oppa tahu sendiri, bukan? Kim Sajang-nim baru saja memberikan posisi Sekretaris dari Seulgi padaku," terangnya.

"Ya, kau benar." Melirik sejenak pada langit yang mulai menggelap. "Kau bawa mobil?" Kembali ia bertanya.

"Tidak. Pagi tadi aku berangkat dengan Taehyung. Mungkin sebentar lagi Taehyung akan menjemput."

Tatapan datar mengarah pada sang Adik. "Masih menjalin hubungan dengannya?" Bisa dikatakan sang Kakak memang tak menyukai kekasih Joohyun itu.

"Oppa, jangan membahasnya di jam kerja. Aku harus segera menyelesaikan proposal dan materi untuk meeting besok." Pada akhirnya Kakak Joohyun pergi tanpa berkata apapun.

Sepeninggalan sang Kakak, Joohyun kembali berkutat dengan laptop dan kertas-kertas yang berserakan di meja. Kening berkerut begitu melihat beberapa kalimat yang salah di sana. Lalu direvisinya.

Di depan ruangannya masih ada banyak karyawan yang berlalu lalang. Mereka tengah bersiap-siap untuk pulang ke rumah dan bertemu dengan keluarga. Lain halnya dengan Joohyun. Gadis itu tinggal sendirian di Apartemen yang lumayan mewah. Orang tuanya bahkan hanya pasrah melihat kegigihan Joohyun yang tetap ingin hidup mandiri. Meski sering dipantau sang Kakak.

Hingga waktu menunjukkan pukul 7 malam. Meja kerja yang awalnya berantakan kini telah kembali rapi. Joohyun baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan kertas-kertas langsung ia rapikan.

Joohyun tersenyum lebar dan menepuk kedua tangannya. "Selesai!" Bergegas ia bereskan semua barang yang akan ia bawa pulang. Dengan hati yang gembira.

Tangannya meraih ponsel dan belum juga di masukkan ke dalam tas. Dering pesan masuk menghentikannya. Senyumnya semakin lebar. "Pasti Taehyung."

Lalu membuka pesan tersebut. Detik itu juga senyum lebar Min Joohyun luntur.

Taehyungie 💕

| Noona, mian.
| Aku tidak bisa menjemputmu.
| Ada kerja kelompok di rumah Jimin dan tak bisa aku tinggal.
| Noona pulang naik taksi saja, ya?
| Sekali lagi maafkan aku.
| Love you 💕

Menghembus lelah. Akhirnya Joohyun tidak bisa berharap banyak dijemput oleh kekasihnya sendiri. Ternyata Taehyung juga memiliki kesibukam sendiri. Kedua ibu jemari lantas mengetikkan pesan balasan untuk Taehyung.

Baiklah. |
Selamat mengerjakan tugas 💕 |

Menunggu hingga 5 menit tak dibalas, akhirnya Joohyun memilih untuk memasukkan ponsel ke dalam tas selempang. Tablet dan beberapa berkas yang perlu diselesaikan sudah masuk ke dalam totebag. Diperiksanya tas dan totebag yang akan ia bawa pulang. Takut beberapa barang miliknya tertinggal dan masih berada di atas meja.

Your Eyes Tell || Jinrene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang