Author's POV
"Christy... Bangunlah... Kita sudah sampai." Nicho mencoba membangunkan Christy yang tertidur nyenyak di dalam mobil. Kelihatannya gadis mungil itu sangat kelelahan. Nicho kembali mencoba membangunkan Christy namun kali ini disertai dengan tepukan halus di pipi gadis itu, "Chris... ayo bangun."
Merasakan ada sesuatu yang dingin menyentuh pipinya, Christy menggeliat. Ia pun mulai membuka matanya. Damn! Entah kesadarannya yang belum sepenuhnya pulih atau memang seperti itu kenyataannya, Christy melihat Nicho ada di hadapannya. Namun bukan itu yang membuat Christy terhentak, melainkan wajah Nicho yang baru kali ini ia lihat dengan seksama. Wajahnya sangat tampan namun pucat. Dan bola matanya yang biru mengantarkan gelenyar aneh ke dalam tubuh Christy.
Christy mencoba mengerjapkan matanya berkali-kali untuk mengetahui apakah wajah Nicho yang kini ada di hadapannya benar-benar setampan itu. Namun, berapa kali pun Christy mengerjapkan matanya wajah lelaki itu tetap sama, tampan.
"Nic... Nicho"
"Hmm"
"Ini benar-benar kau?" tanya Christy tak percaya.
"Iya. Memangnya siapa lagi. Kau kenapa?" Nicho heran melihat gadis di hadapannya. Ia menatap lekat mata gadis di hadapannya, lalu tersenyum simpul.
Nicho melirik jam di dashboard mobilnya, 23.50 PM. Sudah hampir tengah malam, dan itu artinya sebentar lagi waktunya untuk berburu. Ia harus menyuruh gadis di hadapannya itu untuk segera pergi sebelum wujud vampirnya muncul.
"Christy, masuklah. Ini sudah larut malam. Kau harus istirahat, bukan?"
Christy tersadar lalu memandangi jam yang melekat di lengan kirinya.
"Oh, astaga! Kalau begitu aku masuk dulu, Nicho. Terima kasih sudah menjagaku hari ini." Christy tersenyum kemudian membuka pintu mobil Nicho. Namun, sebelum ia keluar, 'CUP' ia mengecup pipi Nicho sekilas. Dingin. Itulah yang dirasakan oleh Christy namun segera ia berlari masuk ke dalam rumahnya dengan pipi yang memerah.
Nicho tersenyum kecil ketika mendapatkan kecupan dari gadis itu. Ia melirik punggung Christy yang berlari ke arah rumahnya. Setelah Christy masuk ke dalam rumahnya, Nicho pun melesatkan mobilnya ke arah hutan.
-***-
"Your Highnees, apakah Anda yakin dengan semua ini?" Seorang Vampir bertubuh tinggi dan wajah yang tampan dengan jambang halus di sekitar pipinya yang menambah keseksiannya bertanya kepada Nicho.
"Tentu saja, apapun akan aku lakukan untuk menjaga gadis itu. Hanya gadis itu harapan kita untuk mengembalikan kejayaan kerajaan ini. Ingatlah, sudah berapa lama kita menunggu untuk gadis itu. Kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Dan ingat satu hal, jangan sampai kerajaan lain mengetahui tentang gadis itu. Kau mengerti, Mike?"
"Iya, aku mengerti," ujar Mike.
"Kalau begitu, ayo kita berburu malam ini!" titah Sang Pangeran, Nicho.
Nicho dan para vampir lainnya mulai berburu mangsanya. Sudah hampir satu minggu mereka tak meminum darah segar. Dan kini waktunya mereka untuk membasahi tenggorokan mereka yang haus akan darah itu.
-***-
Christy terjaga dari tidurnya saat mentari yang menembus jendela kaca kamarnya terasa menusuk di matanya. Ia melirik ke arah nakasnya, mencari jam untuk mengetahui jam berapa ia bangun karena tak biasanya ia bangun dengan cepat.
07.15 AM
Masih cukup pagi. Ia mencoba untuk tidur kembali namun gagal. Ia pun mengambil handphone-nya yang tergeletak di nakas kemudian membuka daftar nomor telepon. Ia berhenti pada satu nama, Bodyguard Jelek. Kemudian ia menekan tombol call.
"Halo." terdengar suara Nicho dari seberang telepon.
"Ha... Halo. Mm, Nicho antar aku keluar yah hari ini." Christy sangat gugup untuk berbicara.
"Tentu. Aku pasti mengantarmu. Bukankah sudah tugasku untuk mengantarmu dan menjagamu? Aku kan bodyguard-mu."
"Oh, eh iya aku lupa. Ya sudah, jemput aku dua jam lagi. Bye."
"Bye." Tanpa sadar, Christy mengecup ponselnya saat Nicho memutuskan panggilannya. Entah mengapa ia sangat merindukan pria itu. Apa mungkin aku jatuh cinta sama Nicho? -batin Christy. Ah, ia tidak boleh berpikir sembarangan seperti itu.
Christy pun segera bersiap-siap untuk pergi dengan Nicho. Ia terlihat sangat antusias ingin bertemu dengan pria itu.
Ia mengenakan kaos polos putih yang panjangnya sedikit di atas pinggang sehingga memperlihatkan perut yang langsing dan putihnya itu serta celana jeans setengah paha. Kemudian ia mengenakan make-up natural serta lip gloss agar bibir ranumnya terlihat basah.
Tokk!! Tokk!! Tokk!!
"Iya mom, ada apa?" Teriak Christy dari dalam kamarnya yang berpikir bahwa ibunya yang mengetuk pintu kamarnya.
"Ini aku, Nicho."
Deg!
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
VampireTak pernah terpikirkan oleh orang-orang, bagaimana seorang Christy R. Dinburgh jatuh cinta pada seorang pria berdarah vampire, Nicholas M. Pitcher. Cinta tumbuh di antara mereka, namun kenyataan hidup memaksa mereka untuk saling melupakan :)