Alea vs Evan

590 14 0
                                    

"Dion," bisik Aura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dion," bisik Aura. Dikala pagutan bibirnya dan Dion terlepas. Nafasnya tersengal karena Dion tidak memberikan ia waktu untuk bernafas.

"Ya, sayang?" balas Dion tak kalah dengan suara lirihan Aura. Suaranya terdengar berat dan serak. Kental akan hasrat yang telah menggebu hingga ubun-ubun.

"I love you, Sayang." Mengecup sekilas bibir Dion.

“I love you too, sayang. Terimakasih,” Dion memperberat pelukannya kepada Aura. Perlahan, Dion membawa tubuh Aura berbaring. “Sayang ....”

“Mmm.” Gumam Aura, sambil menyembunyikan wajahnya di dalam ceruk leher Dion.

“Apa yang membuatmu jatuh cinta kepadaku. Padahal, usiaku jauh lebih muda darimu?”

Tidak tahu kenapa, pertanyaan itu tiba-tiba saja keluar dari mulut Dion.

“Aku tidak tahu, Dion. Tetapi, yang aku tahu saat ini, aku sangat nyaman dan bahagia berada di dekatmu. Dan aku merasa kesepian dan rindu di saat kamu jauh dariku.”

“Benar, kah?” Dion menatap sayu kepada Aura.

“Iya,” ucap Aura, sambil mendongakkan wajahnya untuk melihat wajah Dion.

“Berjanjilah kepadaku, kamu harus selalu setia dan menjaga cinta ini.”

“Aku berjanji, Saysbhy.” Balas Aura.

Dion tersenyum senang, dan meraih tengkuk leher Aura. Perlahan, Ia melumat bibir Aura dan menyusupkan tangannya ke dalam blouse yang di gunakan oleh kekasihnya itu. Mata Aura membesar saat merasakan tangan besar Dion yang telah menyentuh dadanya. Meskipun ini bukan yang pertama, tetap saja rasanya aneh dan selalu menggetarkan.

Aura kembali menutup kedua matanya saat Dion memainkan ujung dada miliknya dan sesekali meremas dengan lembut. Sungguh pandai Dion dalam mencari titik kenikmatan di tubuh Aura.

“Sekarang, sayang ... aku ingin. Cepatlah. Aku milikmu, dan akan selalu begitu."

“Aku juga milikmu, sayang. Kamu bisa memiliki aku seutuhnya.” Ucap Dion setelah melepaskan tautan bibirnya pada bibir Aura. Dion bangkit dan membuka pakaiannya sendiri. Ia hanya menyisakan satu helai kain tipis untuk menutupinya di bawah sana.

“Hari ini, aku ingin membuktikan bahwa aku hanya untukmu. Dan kamu untukku, sayang.” Dengan cepat, Dion menindih tubuh Aura dan kembali mengulum bibir istrinya itu.

“Mmhhh.” Aura melenguh, saat Dion memasukkan tangannya ke dalam celana yang ia gunakan. Jari telunjuk Dion langsung memainkan tonjolan kecil yang ada di dalam sana, tanpa melepaskan tautan bibirnya pada Aura tentunya.

Lenguhan Aura semakin terdengar nyaring, saat Dion memasukkan jarinya kedalam sumber hasrat yang Ia miliki. Tidak tahu belajar darimana. Yang jelas ini sangat nikmat.

Disana Dion bisa merasakan Aura yang telah mencapai puncak kenikmatan. Cairan licin sudah membasahi Aura membuat Dion tidak sabar untuk saling menyatu dengan wanita yang kini telah menyerahkan diri secara utuh padanya.

Marry Me, Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang