Prolog

347 70 28
                                    

Gelap... Dimana?

Membuka mata, Rok Soo disambut oleh kegelapan.

Melihat ke sekeliling. Hanya ada kegelapan.

Semuanya penuh dengan kegelapan.

Apa dia buta?

Mencoba meraba, Rok Soo berhasil merasakan tekstur logam. Memutar tangannya untuk meraba lebih jauh, hanya tekstur logam yang dia rasakan.

Mencoba menggenggam logam-logam tersebut. Rok Soo dapat berasumsi bahwa dia sedang dikurung.

Oleh siapa? Dia tidak bisa menebaknya.

Seingat Rok Soo, dia baru saja selesai mengunjungi makam kedua teman dekatnya.

Lalu........

Rok Soo tidak tau.

Dia tidak tau apa yang terjadi setelah itu. Dan kenapa dia berada di tempat gelap ini. Kim Rok Soo tidak tau.

Meringkuk, Rok Soo memutuskan untuk menutup matanya.

Mungkin, kegelapan itu akan menghilang ketika Rok Soo membuka matanya nanti.

"Cepat! Buka tirainya!"

"Hah! Keluarkan Siren itu!"

"Biarkan dia segera menyanyi!"

"Keluarkan!"

"Suruh dia bernyanyi!"

"Cepat!"

Berisik. Rok Soo mengepalkan tangannya.

Dia hanya ingin menutup mata dengan tenang... Kenapa suara-suara asing itu terus saja berisik?!

Srakk..

Suara tirai terbuka menggelitik telinga Rok Soo. Matanya yang tertutup perlahan terbuka.

Silau.

Cahaya yang menyilaukan membuat mata Rok Soo perih.

Heh. Baru saja kegelapan yang mengisi sekeliling digantikan oleh cahaya super terang.

Rok Soo membuat senyum tipis. Akhirnya, cahaya...

"Cepat bernyanyi!"

"Siren! Bernyanyilah!"

"Bernyanyi!"

"Nyanyikan seribu lagu!"

"Bernyanyilah!"

Senyum tipis Rok Soo luntur. Melihat sekumpulan orang asing yang mengenakan topeng dan setelan abad pertengahan.

Mereka dengan kompak meneriakkan satu kata. 'Bernyanyi'.

Siapa yang mereka suruh bernyanyi? Begitu berisik. Kenapa mereka tidak bernyanyi sendiri saja?. Menyebalkan.

Memicingkan matanya, Rok Soo melihat seorang pria membawa cambuk kearahnya. Kearah dirinya.

Mengerutkan kening, Rok Soo berpikir lagi. Apa... yang terjadi?

Sebelum pria yang membawa cambuk sampai kearahnya. Rok Soo meraba lehernya, ada rantai disana.

Pantas saja, rasanya sangat sesak. Mencoba membuka rantai itu, gagal. Rantainya malah terasa mengencang.

Pria yang membawa cambuk telah berada di luar kurungan besi tempat Rok Soo berada.

Kriettt...

Kurungan itu terbuka.

Harusnya Rok Soo merasa senang. Tapi dia malah merasa ketakutan.

Instingnya menyuruh Rok Soo untuk lari. Tapi dia tidak bisa.

Red In DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang