9. Not Normal

128 9 0
                                    

"Lo ada masalah sama bang Mark?" Tanya Renjun, yang baru saja duduk di samping Haechan.

"Sekentara itu ya?" Tanya Haechan, di iringi deruan nafas beratnya.

Renjun mendecak, tangannya langsung memasukkan chiki yang baru saja ia beli ke dalam mulutnya. "Bisa-bisanya lo tanya kayak gitu, sementara sikap lo belakangan ini keliatan menjauh, padahal lo berdua deket banget kayak biji dikotil." Ujar Renjun, yang tak habis pikir akan pertanyaan Haechan.

"Muka lo kenapa kusut banget dah? Galau karena jauhan sama Mark?" Tanya Renjun lagi, begitu melihat wajah Haechan yang tidak bersemangat akhir-akhir ini.

"Gue bingung banget Njun." Gumam Haechan, yang masih bisa di dengar Renjun.

"Mau cerita sekarang, atau nanti?" Tanya Renjun, yang paham kalau saat ini Haechan masih ragu. Maka dari itu dia gak maksa Haechan buat cerita. Ia itu tipikal teman yang gak harus cerita semua masalahnya sama dia. Setiap orang punya privasinya masing-masing, walaupun dia sama Haechan udah dekat dari lama.

"Lo tau gak pas jam pelajaran olahraga, yang waktu itu lo pengen ganti baju dulu, sementara gue ke kantin?" Tanya Haechan, yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Renjun.

"Tau. Terus kenapa?" Dusta Renjun. Padahal mah Renjun gak ingat. Renjun itu orangnya lupaan. Jadi maklumin aja.

"Nah pas gue lagi makan, Mina dateng. Dia minta bicara berdua sama gue." Jelas Haechan.

"Hah? Lo di labrak sama Mina? Terus lo gak kenapa-napa kan?" Tanya Renjun, yang terlihat khawatir dan juga kaget dari nada bicaranya.

"Yeuh si anjing! Gak di labrak juga! Cuma ngomong berdua doang. Dia juga gak ngapa-ngapain gue. Cuma minta sesuatu doang." Jelas Haechan.

"Minta lo buat jauhin Mark ya?" Terka Renjun, yang sukses membuat kedua bola mata Haechan membola, bibirnya sedikit terbuka, karena tebakan Renjun.

"Kok lo bisa tau sih?" Tanya Haechan dengan tatapan polosnya, yang langsung di toyor oleh Renjun, dan membuat Haechan meringis kesal.

"Cuma orang bodoh yang gak bisa nebaknya Chan! Ya lo pikir aja sendiri! Lo yang tadinya deket banget sama Mark kayak biji dikotil, kayak lem sama pranko, tiba-tiba jauh-jahuan kayak orang gak kenal satu sama lain. Pasti ada penyebabnya lah." Seru Renjun, yang hanya di balas helaan nafas kasar oleh Haechan.

"Terus kenapa muka lo lesuh kayak gini? Gak terima jauh-jauhan sama Mark?" Tanya Renjun, yang di balas anggukkan sama Haechan.

"Yaudah, gak usah jauh-jauhan lagi. Lagi gegayaan banget sih anjing! Pake jauh-jauhan segala." Seru Renjun yang kesal.

"Gak bisa Njun. Gue udah terlanjur janji sama Mina. Gegara gue, hubungan dia sama Bang Mark jadi ruyam." Ujar Haechan, yang mulai bercerita semuanya kepada Renjun.

Bercerita semua yang di ucapkan Mina kala itu, kepada Renjun. Haechan menceritakan semuanya, tanpa di tutupi, dan terlewat sedikit pun.

"Ya gimana ya. Kalo di liat siapa yang salah? Dua-duanya salah sih. Mina seharusnya gak boleh ngejauhin kakak-beradik yang udah tumbuh dari kecil sampai sekarang, hanya karena dia kekasihnya. Tapi kalo di liat-liat, lo sama Mark juga salah. Mark yang gak bisa ngasih space antara kekasih dan adiknya sendiri. Serta lo yang gak peka sama keadaan sekitar." Jelas Renjun.

"Nah makanya itu! Gue jadi ngerasa gak enak sama kak Mina." Ujar Haechan.

"Tapi lo yakin cuma ngerasa gak enak doang? Dan gak bisa jauh dari Mark, karena status lo kakak-adik yang udah bareng-bareng dari kecil? Bukan ada perasaan lain yang ngeganjel di hati lo? Perasaan gak ikhlas gitu?" Tanya Renjun, yang membuat Haechan semakin membisu.

Jujur saja, ia gak ikhlas melihat kedekatan Mina dengan Mark. Katakanlah Haechan jahat. Tapi emang itu kenyataannya.

Semenjak Mark mengatakan cinta, Haechan jadi gak jelas kayak gini. Ia uring-uringan selama beberapa hari belakangan ini, hanya karena menjauh dari Mark.

Padahal selama ini Mark berusaha untuk mendekat dan berbicara kepada Haechan. Tapi Haechan selalu menghindar dan menjauhi Mark. Kalau mereka ngobrol juga karena ada orang tuanya Haechan. Gak mungkin kan Haechan diam di depan orang tuanya. Bisa-bisa orang tuanya tau kalau dia tengah menjauhi Mark, padahal sikap dan ucapan Mark masih biasa saja.

Dia juga ngomong ke Haechan, kalau ada sesuatu yang salah dari perkataan dan tindakannya? Jangan sungkan untuk bilang kepada dia. Supaya dia bisa memperbaiki sikapnya. Bukannya malah ngejauh kayak gini. Tapi yang Haechan lakukan malah diam, dan pergi dari hadapan Mark gitu aja.

"Gatau Njun. Kayaknya gue harus cari pacar lagi deh, biar gak  bersikap gak jelas kayak gini." Ujar Haechan, yang mendapatkan decakan kesal dari Renjun.

"Lo gak butuh pacar baru Chan. Yang lo butuhin tuh cuma Mark Lee." Jelas Renjun.

"Kayaknya sih iya. Gue butuh sesosok kakak yang gue rinduin selama beberapa hari belakangan ini." Seru Haechan.

"Terus aja denial." Sahut Renjun, yang sudah sangat jengah dengan tingkah Haechan yang terus-terusan denial sama perasaannya sendiri.

"Denial gimana sih?" Tanya Haechan yang entah kenapa kesal akan penuturan Renjun.

"Lo cinta sama Mark, anjing!" Seru Renjun yang udah tidak bisa menahan rasa kesalnya.

"Cinta? Jangan konyol!" Sentak Haechan tang terkejut akan penturan Renjun. Entah antara terkejut, atau tidak terima kalau Renjun tau isi hatinya.

"Ck! Terserah lo ya monyet! Mau sampai kapan lo denial kayak gini?! Mau sampai Mark beneran cinta sama Mina, supaya fokusnya Mark bener-bener ke Mina, dan berakhir mengabaikan lo, dan benar-benar menganggap lo sebagai adik?!" Sarkas Renjun, yang sudah tidak bisa bersikap biasa saja kepada Haechan.

"Lo kenapa jadi kayak gini sih Njun?! Kenapa lo-nya yang malah emosi?!" Balas Haechan.

"Ya lo pikir aja deh ya Anjing! Mark itu udah baik banget Chan ke lo. Baik sebagai seorang pria kepada seorang wanitanya. Bukan baik sebagai seorang kakak kepada adiknya. Gue yakin lo sendiri udah sangat paham akan tingkahnya Mark kepada lo. Bagaimana caranya mark ngetreet lo. Dia yang selalu ada waktu dan selalu nemenin lo di setiap situasi. Dia yang selalu mementingkan lo di banding yang lainnya. Dan lo masih berpikir kayak gitu, setelah semuanya yang Mark lo lakuin ke lo?" Tanya Renjun.

"Hubungan kakak-adik tuh gak seromantis itu Chan. Seorang kakak laki-laki gak pernah bersikap romantis kepada adik perempuannya. Dia juga gak pernah mendahulukan adiknya di banding kekasihnya. Kakak beradik juga sering berantem satu sama lain. Bukannya cuddle berduaan, atau saling cium antar pipi dan kening satu sama lain." Sambung Renjun.

"Gue gak tau lo ini emang beneran gak tau, atau emang sebenarnya tau, tapi pura-pura gak tau?!"

FROM DENIAL - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang