1. The Wife's Friend

3.4K 31 2
                                    

"Mas sebenarnya keberatan ada perempuan lain tinggal disini Sayang."

"Rena gak lama kok Mas, ketika keuangannya cukup stabil dia akan sewa apartemen kok."

"Kenapa gak cari indekos atau apa pun itu yang lebih terjangkau?"

"Mas... Apa salahnya kita bantu? Rena lagi kesusahan, apalagi kamu sering lembur dan ke luar kota, aku di rumah kesepian jadinya Setidaknya kalau ada Rena, aku punya teman."

Yoga mengusap wajahnya gusar, sudah dari kemarin pria berusia 32 tahun itu menyampaikan keberatannya akan kehadiran Renata, sahabat Desi, istrinya yang akan ikut tinggal di sini selama beberapa waktu.

Namun apa daya, menolak keinginan Desi tentu menjadi hal yang sangat sulit dilakukan oleh Yoga. Apalagi melihat bagaimana wanita itu sangat kukuh untuk mengajak Rena tinggal disini.

"Lagipula apa Mas gak kasihan sama Rena? Dia gak ada orangtua, sendirian, dan sekarang sedang dapat musibah. Percaya lah Mas, sesuatu yang kita lakukan bisa jadi adalah penyelamat tersebar bagi orang lain."

"Ya sudah lah, terserah kamu. Asal dia tidak banyak bertingkah aja."

Desi tersenyum senang, hatinya menghangat membayangkan sahabatnya Rena yang pasti teramat bahagia mendengar kabar ini.

"Makasih Mas, Mas Yoga memang suami terbaik!" Desi mengecup pipi kanan suaminya.

"Tapi ingat peraturan tak tertulis yang Mas buat."

"Siap, Sayang."

"Mas menghargai kamu yang ingin menolong temanmu, dan tolong hargai Mas yang kurang nyaman berdekatan dengan wanita lain. Rena boleh tinggal disini asal dia bersikap sopan, gak menyusahkan, dan gak banyak tingkah."

"Rena perempuan baik, aku kenal dia. Mas bisa percaya denganku."

"Mas percaya kamu."

Suami istri tersebut saling mengecup dan akhirnya berbaring dengan saling berpelukan. Desi tidur di lengan Yoga, tangannya mengusap-usap rahang tegas suaminya.

"Aku ingat dulu ketika sedang jaya-jayanya, keluarga Rena banyak sekali membantuku Mas. Dia memberi keluargaku tempat tinggal, makanan, dan tidak menuntut balas apa pun. Jadi sekarang aku ingin membalas perbuatan baiknya." Desi berbicara lirih, sekali lagi mencoba menerangkan maksud dari niatnya.

"Iya Mas mengerti."

"Aku gak lupa kewajibanku sebagai istri yaitu menghargai dan menghormati Mas, tapi aku senang sekali karena Mas Yoga juga mengerti keinginanku. Aku akan sebisa mungkin membuat Mas maupun Rena sama-sama nyaman. Aku janji. Ini juga gak lama, aku yakin dengan kecerdasan Rena, dia tidak akan sulit mendapat pekerjaan baru."

Renata, wanita single berusia 26 tahun itu adalah sahabat Desi sejak kanak-kanak. Tapi sudah lama sekali mereka dipisahkan jarak dan akhirnya kembali bertemu dengan keadaan yang bisa dibilang terbalik.

Dulu Rena adalah anak dari seorang terpandang di daerah mereka, wanita itu bagaikan princess. Sementara Desi adalah anak buruh biasa. Dahulu sekali ketika rumah Desi mengalami kebakaran, keluarga Rena dengan baik hati memberikan ruang dirumah mereka dan tak lama kemudian memberikan sepetak rumah sederhana agar keluarga Desi bisa tinggal.

Tapi sekarang, keadaannya sangat berbeda.

Dimana Desi hidup mewah bersama suaminya yang adalah seorang direktur perusahaan, sedangkan Rena yang ternyata kehilangan kehidupan glamornya hingga harus bekerja dan kini wanita itu kehilangan pekerjaannya.

Sungguh menyesakkan dan disini Desi tengah berusaha untuk membalas budi.

"Sekali lagi, Mas percaya sama kamu Sayang. Kebaikan kamu juga membuat Mas semakin jatuh cinta."

Desi tersenyum dan sepasang suami istri tersebut berpelukan diranjang besar mereka. Terlihat begitu harmonis dan penuh cinta.

••••

"Besok saya ada jadwal apa saja, Gina?"

"Jam sembilan pagi Bapak ada pertemuan dengan klien, Pak Hutama. Lalu siangnya Bapak ada undangan lunch dari PT. Elang Angkasa yang sudah Bapak minta untuk saya acc."

"Sorenya?"

"Kosong, Pak."

"Thank you."

Akhirnya Yoga bisa sedikit melonggarkan dasinya yang sedari tadi sudah seperti mencekik. Lelaki dewasa dengan tubuh tinggi kekar menawan yang dilapisi setelan kemeja itu berjalan mantab, mengabaikan mata-mata yang menatapnya dengan berbagai macam tatapan.

Begitu sampai di lift khusus, Yoga segera memencet lantai yang ingin dia tuju. Pria itu sungguh tidak sabar segera pulang dan bertemu istri tercintanya. Membayangkan di rumah Desi sudah menyiapkan berbagai macam makanan lezat membuat pusing dikepala Yoga sedikit berkurang.

"Yok, cepat."

"Langsung rumah Pak?"

"Ya."

Setelah supir pribadinya menjalankan mobil, Yoga menyandarkan kepala. Akhir-akhir ini dia cukup stress. Bagaimana tidak jika tangan kanan yang selama ini amat sangat dia percaya akhirnya mengundurkan diri? Ibaratkan tangan kanan hilang, ada banyak sekali hal yang susah dia pegang dan kerjakan, Yoga yakin dia pasti akan banyak keteteran sebelum akhirnya menemukan pengganti yang belum tentu seloyal Haris.

Tidak terasa perjalanan yang biasa memakan waktu hampir satu jam karena macet itu kini bisa ditempuh dengan waktu yang relatif cepat.

Yoga segera keluar dari mobil dan tak menunggu lama, bergegas masuk ke rumah.

"Desi Sayang, Mas pulang."

"Oh, itu Mas Yoga udah pulang. Kamu belum kenalan kan? Yuk aku kenalin."

Yoga mendengar sayup-sayup istrinya yang bercakap dengan orang lain dan Yoga yakin sekali jika itu adalah Rena.

Dugaannya benar karena tak berselang lama Desi hadir menyambutnya disusul seorang wanita yang sejenak membuat Yoga terpaku.

Itu kah Rena?.

My Friend's Husband (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang