chap 1

155 10 4
                                    

welcome!

happy reading y'all~

kalau kalian suka jangan lupa votementnya!

ayo dukung demi kelanjutan cerita ini~

𓆩𓆪

Brak!

Dipta mendobrak pintu gudang yang menjadi markas geng Marcal. Dengan penuh emosi dia berjalan tergesa menuju tempat Marcal duduk santai.

Dengan kasar ia menarik kerah seragam sekolah Marcal dan melempar satu bogeman di pipi ketua geng-nya itu.

Nafas Dipta memburu, sedangkan Marcal hanya diam. Dan yang lainnya tercengang dengan apa yang baru saja Dipta lakukan pada Marcal.

"Bangsat! Lo kenapa si Dip?" tanya Nakanta heran. Ia membantu Marcal yang sempat limbung akibat pukulan Dipta yang tak main-main. Pinggir bibirnya berdarah.

"Ketua Lo yang bangsat itu tanyain kenapa gue kayak gini."

Dipta melempar tatapan tajam pada Marcal. Emosinya masih ada, namun ia tahan sebisa mungkin. Bernafas perlahan, Dipta berusaha menenangkan dirinya.

"Masuk kelas Lo semua! Bolos bakal gue catat, anak-anak osis juga bakal gue suruh catat siapapun yang bolos, termasuk kalian. Kali ini, Lo pada gak dapat kesempatan dari gue buat bolos!" ucapan yang dilontarkan Dipta membuat teman-temannya terdiam.

Nakanta ingin protes sebelum Joniar menghentikannya lewat gerakan mata.

Dipta melenggang pergi dari markas tanpa kata apapun lagi. Ia pergi begitu saja dengan meninggalkan banyak tanya diantara teman-temannya. Terutama akan tindakannya barusan.

"Mending kita ke kelas aja, gue males berurusan sama osis. Apalagi kata Dipta dia gak mentolerir tindakan kita kali ini." ujar Jefrian.

Yang lain menganggukkan kepala sekilas.

"Are you okay, bang?" tanya Erlang pada Marcal.

Marcal hanya mengangguk pelan.

"Ditonjok sekali mana tumbang, tapi serius si Dipta serem euy kalau marah." sahut Nakanta yang membuatnya mendapat pukulan pelan di kepala dari Joniar.

"Balik bangsat, ngoceh mulu." ujar Joniar yang langsung merangkul Marcal pergi dari markas bersama yang lain.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

"Kenapa?" tanya Jerrion pada lelaki manis yang duduk disampingnya itu.

Jenanta hanya menggelengkan kepalanya pelan. Masih senantiasa dalam lamunannya. Yang buat Jerrion hela nafas berulang kali. Bingung.

"Lo kenapa anjing bengong mulu?" Haegan dengan mulut biadabnya datang sembari memaki temannya itu.

Jenanta mengernyitkan dahinya.

"Sopan Lo begitu Ratmaja?"

Haegan melotot, "Bangsat! Marga keluarga gue tolol!" teriaknya sambil menyentil dahi temannya itu.

TARUHAN [MARKMIN - NOMIN - CASMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang