7. Gabriel and her problem

1.5K 110 36
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIK BELAKA






























|7 Tahun Lalu|

Naruto merasa lebih buruk, hatinya diliputi kesedihan yang tak berujung. perasaannya berubah seratus delapan puluh derajat dalam beberapa hari.

Dia menghindari orang-orang.

["Naruto, dengarkan ibu, sayang. tetaplah hidup, untuk ibu. jaga Kanade baik-baik. ibu menyayangimu"]

Naruto mengepalkan tangannya erat, bibirnya terkatup rapat. lagi-lagi dia harus mengingat kenangan pahit itu.

Seharusnya dia bahagia bersama keluarganya. Naruto sudah berusaha keras masuk ke sekolah impiannya. tapi keadaan berbalik begitu cepat.

Tanpa sadar setetes liquid bening mengalir melewati pipinya. wajah Naruto mengeras, dia hendak menghapus air yang membuatnya terasa lemah. namun...

"semua orang juga bisa menangis, kok. termasuk kamu, jangan menganggap kalau menangis itu hanya orang lemah"

Seorang gadis cantik menyondorkan sapu tangannya pada Naruto sambil tersenyum manis.

Naruto terkejut, padahal dia sudah memastikan kalau tidak akan ada orang yang ada datang ke belakang sekolah.

"aku juga sering kesini jika sedang ingin menyendiri, ini menjadi rahasia antara kita"

Gadis itu meletakkan jarinya di bibirnya. Naruto terpaku.

Gadis itu menjulurkan tangannya ke depan, "aku Gabriel"

Naruto membuang wajahnya, menolak tawaran Gabriel. dia masih merasa kesal dan malu karena seseorang melihatnya menangis.

Melihat sambutannya tidak di terima, tidak membuat Gabriel marah, dia hanya tersenyum tipis. tanpa menunggu respon Naruto, dia duduk di sampingnya.

"kamu marah, yah" Gabriel mencondongkan sedikit tubuhnya pada Naruto, mengintip ekspresi laki-laki itu.

"bukan urusanmu" jawab Naruto dingin, dia memejamkan matanya dan semakin menjauhkan wajahnya dari Gabriel.

"ah, sepertinya kamu marah. maafkan aku, yah"

Naruto tidak menjawab.

"aku rasa wajar kok kamu marah. aku juga tidak suka juga orang lain melihatku menangis" Gabriel tidak lagi tertarik melihat Naruto, dia memperbaiki posisi duduknya. "aku hanya takut orang lain beranggapan aku orang lemah, makanya jika menangis aku selalu mencari tempat untuk menyendiri"

Meski Naruto tampak tidak peduli, tapi dia mendengar Gabriel bercerita. gadis itu kurang lebih menceritakan bagaimana gambaran perasaannya.

"tapi menurutkan orang yang bisa menangis itu keren"

Naruto membuka matanya, sedikit terkejut dengan pernyataan gadis itu. dia meliriknya.

"maksudku, mereka bisa jujur pada dirinya sendiri. anggapan bahwa orang yang menangis itu orang yang lemah itu salah, pada dasarnya mereka peka dan lebih mengerti dirinya sendiri. termasuk kamu"

DefendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang