#4 Lantunan Sadajiwa pada Rabulane

36 3 0
                                    


Baru satu hari Rabulane mengarungi lautan, Sadajiwa sudah menanam rindu saja.

Di hari minggu seperti biasa, Sadajiwa akan bantu Mamanya penyuluhan. Membantu menyalurkan biskuit balita dan suplemen makanan juga, agar anak-anak di muka bumi sehat, kata Mamanya.

Jam 2 siang waktunya pulang, Mama minta antar ke minimarket untuk beli susu coklat titipan Seayara, anak perempuan Mama.

"Selamat siang kembali lagi dengan saya Naru, reporter dari CNN Indonesia mengabarkan bahwa kapal Senggala yang mengangkut 186 penumpang rute Yogyakarta-Lampung yang berangkat Sabtu pagi hari, yang di perkirakan akan sampai pada tujuan pada Minggu jam 12 siang telah hilang di perairan. Relawan dan Basarnas telah menemukan beberapa barang yang di perkirakan milik korban yang mengambang, seperti koper dan barang-barang yang akan di identifikasi. Daftar korban penumpang akan kami siarkan. Sekian terima kasih, saya Naru mohon pamit undur diri."

Televisi yang siarkan berita terkini itu sampai juga ke telinga Sadajiwa. Ia berdiri kaku, tak peduli mamanya memanggil Ia untuk bantu bawa keranjang susu. Di dalam pikiran Sadajiwa kini hanya harapan kalau itu bukan kapal yang di naiki Rabulane. Telepon berbunyi, Mama yang angkat.

"Halo, Ranemima. Iya ini saya Mamanya Sada." Mamanya membesarkan volume handphonenya, agar Sadajiwa juga mendengar, niatnya.

"Mamanya Sada, Sadanya ada? Nak Sada... Ibu tau kamu mendengar berita yang di siarkan Jam dua. Kapal Senggala bawa Rabulane juga, Nak. Pihak pelayanan kapal menghubungi Ibu dan Ayah tadi. Mereka bilang, Rabulane Karunaya jadi korban yang hilang. Relawan memperkirakan, tidak ada yang selamat. Karena kondisi air laut dan cuaca saat kapal berlayar sangat tidak mendukung, tapi entah bagaimana bisa tetap berlayar. Ibu sama Ayah juga berduka, Nak. Sada... kamu yang kuat ya?"

Sadajiwa untuk Rabulane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang