#1 Lantunan Sadajiwa pada Rabulane

23 4 0
                                    

Hari selasa waktu itu, Rabulane diam seribu bahasa ketika Sadajiwa marahi Ia yang tertangkap basah berpelukan bersama teman satu organisasi relawan.

"La, kenapa pelukan sama Marka? La, kamu enggak denger aku?"

Sadajiwa coba kontrol emosi, di genggamnya tangan Rabulane hari itu, sambil berkata

"La, kenapa? kenapa bisa?"

Rabulane diam, Ia masih mencerna kejadian yang baru saja hampir merenggut nyawanya jika Marka tidak menarik pergelangan tanggannya saat itu.

"Enggak, Sada. Kamu enggak berhak tau semuanya yang terjadi di kehidupan aku, termasuk yang tadi. Jadi, lepasin."

Gadis itu lepas tautan keduanya, melaju ke arah kantin fakultas, meninggalkan Sadajiwa yang terluka hatinya.

Sadajiwa enggan berpasrah begitu saja, Ia temui teman perempuan yang satu organisasi juga dengan Rabulane, kemudian bertanya banyak hal.

Tentang bagaimana Marka dan Rabulane berkerja sama ketika di dalam organisasi relawan.
Bagaimana Rabulane bisa mengenal dekat Marka yang satu tahun lebih tua darinya.
Bagaimana... jika Rabulane suka kepada Marka?
Pertanyaan itu silih berganti mengisi pikiran yang berantakan karena rasa cemburu yang buatnya semarah ini.

Sada, jangan banyak tanya ke Calista. Aku butuh waktu, jangan ganggu. Pikiran negatif kamu harus kamu hapus. Itu semua enggak bener, Sa. Tolong, sekali aja. Ya?

Notifikasi Whatsapp dari Rabulane muncul di layar handphonenya, melirik Calista yang sudah 18 menit duduk di depannya.

"Cal, enggak jadi. Lo balik aja, maaf ya gue ngerepotin lo begini."

Sadajiwa untuk Rabulane Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang