💫Shooting Star (014)💫

307 44 0
                                    

Macau, China

"Tuan Sombop, senang rasanya anda bisa hadir disini." Ucap seorang pria dengan setelan jas rapih berwarna senada dengan pria paruh baya itu.

"Bukankah memang itu yang harus dilakukan oleh seorang besan?" Kekeh Tuan Sombop pada partner kerjanya saat ini.

Pagi ini, Tuan Sombop telah tiba di Macau untuk perjalanan bisnisnya bersama keluarga Hoorne. Bahkan dalam skenario pria paruh baya itu, dia akan menjodohkan putranya, Jumpol Adulkittiporn dengan putri tunggal keluarga tersebut yang bernama Davikah Hoorne.

"Kau bisa saja, Tuan Sombop. Oh ya, ngomong-ngomong apakah Jumpol tidak bisa hadir kesini?" Tanya pria bernama Danny Hoorne tersebut

"Putraku sedang pergi untuk perjalanan ke Paris. Mungkin, jika dia sudah kembali aku akan meminta kepala staffku menerbangkannya ke Macau." Ucap Tuan Sombop.

"T-tunggu, Paris katamu Tuan Sombop?" Tanya Tuan Danny.

Tuan Sombop mengangguk,

"Astaga, apakah ini suatu kebetulan atau tidak tetapi putriku juga sedang berada di Paris untuk mengurus bisnis kami disana." Ucap Tuan Danny.

"Ahh...mungkin ini yang dinamakan takdir, Tuan Danny." Ucap Tuan Sombop sambil berjalan merangkul bahu rekanan bisnisnya.

"Kalau gitu, marilah kita bicarakan bisnis kita saja. Mungkin sekaligus menentukan kapan waktu pernikahan untuk putra-putri kita." Ucap Tuan Sombop.

Paris, Perancis (Pasca Pernikahan Namtan)

"Apa kini kau sudah lega?" Tanya Bright sambil merangkul bahu sahabatnya.

Tay mengangguk dengan mantap,

"Tidak ada lagi kisah masa lalu yang belum selesai kan?" Ucap Singto kali ini yang berada disebelah Bright.

Tay menggeleng,

"Tidak ada lagi kabur-kaburan seperti kemarin. Tidak ada lagi menyiksa perasaan sendiri terlebih perasaan orang lain yang menyukai kita." Ucap Off kali ini.

"Kau sedang menyindirku?" Tanya Tay pada Off.

"Hanya jika kau merasa kok." Jawab Off sambil tersenyum.

"Apa kau benar-benar yakin untuk pulang ke Bangkok kali ini, Tay?" Tanya Bright.

"Tidak ada lagi alasan yang menahanku terus disini." Ucap Tay.

"Bagaimana soal New?" Tanya Off kembali.

"Aku harus meyakinkannya kembali. Aku sudah melukainya satu kali, dan aku tidak akan melukainya kembali. Harusnya aku tau sejak awal bahwa memang dia orangnya, hanya saja aku menyangkal perasaanku sendiri." Jawab Tay.

"Tiap orang pernah gagal kok, ya gakpapa. Tinggal dicoba lagi." Jawab Off sambil merangkul bahu sahabatnya.

"Terimakasih ya." Ucap Tay.

"Untuk apa?" Tanya Off.

"Ya karena kalian tidak pernah meninggalkanku." Ucap Tay.

"Sebenarnya opsi meninggalkan selalu ada, tapi masalahnya temannya Off gak ada, Peng selain kita." Ledek Singto.

"Sialan." Ucap Off sambil menggeplak kepala Singto.

"Hahh...rasanya lega. Kini kak Nam sudah bahagia dan sudah sewajarnya aku juga harus ikut bahagia." Ucap Tay seakan menyemangati dirinya sendiri.

"Kalau mau bahagia, jalan-jalan aja yuk. Sekalian beli barang atau main kasino." Ajak Bright kali ini.

"Yukk | "Ide Bagus" | "Ah...Setuju."  Ucap ketiganya bersamaan.

(My) Shooting Star🌠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang