3

2 0 0
                                    

Ia berusaha turun dari atas badan Dita, namun wanita itu mencegahnya. Dita menggenggam tangan An. Pondasi An mulai roboh. Jika seperti ini terus ia tidak akan bisa mengontrol dirinya. Melihat gadis itu seperti sekarang saja membuat miliknya berkedut minta dikeluarkan.

Pikiran An sudah kacau. Ia juga menginginkan Dita. Lelaki bodoh mana yang mau menolak jika ada gadis cantik seperti Dita dengan situasi sekarang.

"Aku menginginkanmu Dit." Ucap An lembut tepat di telinga Dita, membuat bulu kuduk gadis itu langsung berdiri

***

An sudah melepaskan semua pakaian Dita, kini gadis itu benar-benar telanjang tanpa sehelaipun kain yang menutupi. An memandangnya kagum. Sungguh betapa sempurnanya Dita dimatanya.

Ia melepas jas dan kemejanya, lalu kembali menciumi Dita. Saat ini bukan lagi bibir milik Dita yang menarik perhatiannya. Tengkuk wanita itu. Mungkin besok pagi akan banyak sekali bekas keungungan yang tertinggal disana. Tapi tak apa, ia akan membuatnya indah, ia akan menandai Dita menjadi miliknya, satu-satunya.

Dita mengerang ketika ciuman Anan mulai turun. Apalagi saat lelaki itu memainkan putingnya dengan lidahnya. Sentuhan An, ia sangat menginginkannya.

Dita menjambak lembut rambut An, yang malah membuat pria itu makin bersemangat. Kepalanya mulai turun, menciumi setiap jengkal tubuh Dita yang terekspos sempurna di depan matanya. Hingga akhirnya wajahnya berhenti pada inti milik gadis itu.

"Cantik," Puji An tulus lalu menciumnya lembut

An kembali ke atas, mencium bibir Dita lagi dengan lembut. Sementara tangannya bermain dengan milik Dita. Mencoba memasuki milik Dita perlahan dengan satu jarinya. Sempit. Itu yang An rasakan. Ia menghentikan aktifitasnya. Mencoba bertanya pada Dita, "Are u virgin, honey?" Tanya An memastikan

Dita mengangguk, mengiyakan.

Ini adalah pengalaman pertama bagi Dita. Dan An lah yang akan melakukannya. Sifat posesifnya lebih kuat dari sebelumnya, hanya dia, dia satu-satunya yang boleh menyentuh Dita.

An melepaskan celananya. Kini mereka berdua sudah sama-sama naked.

"Dit, aku akan melakukannya perlahan. Apa kamu yakin? Karena aku tidak akan menghentikannya saat kita sudah memulainya." Ucap An serius

"I want you, An."

An kembali mencium bibir gadis itu, membuat gadis itu rileks terlebih dahulu. Ini juga pengalaman pertama An bermain dengan wanita yang masih virgin, apalagi ini Dita. Kesayangannya, miliknya.

Ketika dirasa Dita sudah rileks, An pun membelai rambutnya halus, sembari memasukkan miliknya secara perlahan. Sempit, milik An serasa diremas disana.

Dita mengerang kecil, An tahu gadis itu pasti merasa kesakitan.

"It's ok. Kau akan menyukainya nanti." An mencoba menenangkan

Dalam satu kali hentakkan ia memasukkan miliknya

"Ahhh..." Dita mengerang keras, sakit, itu yang Dita rasakan

Namun tak lama ia mulai mengikuti ritme An. Dita mengalungkan tangannya di leher An, lalu menariknya perlahan agar tak ada jarak di antara keduanya. Ia menjambak rambut An kasar tat kala merasakan kenikmatan yang An berikan.

"Ahhhhh..." Dita mengerang lagi saat ia sudah merasa di puncak

Sementara An yang berada di atasnya terus melanjutkan permainan, tangannya tak tinggal diam, meremas payudara Dita gemas.

Saat merasa miliknya sudah dipuncak ia memeluk gadis itu ke dekapannya. Mengerang kenikmatan tepat di daun telinga Dita.

An tersenyum, ia mengecup kening Dita baru perlahan turun dan tidur di samping gadis itu.

Kini keduanya tidur berhadapan, An mendekap Dita dalam pelukannya. Sementara Dita yang berada tepat di depan dada An merasa nyaman, apalagi dengan suara jantung An yang sangat terdengar baginya. Entah sejak kapan keduanya sudah tertidur pulas. An tersenyum dalam tidurnya. Hari ini tak akan ia lupakan. Ia bahagia, sangat.

-

Don't forget to vote and coment :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang