Hari...

38 4 0
                                    

.
.
S
E
L
A
M
A
T

M
E
M
B
A
C
A
.
.

Saat ini Lesti tengah di sibukan dengan pekerjaannya yang padat. Cafe tempat kerjanya sangat ramai sehingga membuat para pekerja kelelahan.

Namun tanpa di duga dari arah berlawanan terlihat 5 orang pemuda yang asik bercerita berjalan kearah Lesti yang sedang membawa pesanan dengan terburu - buru sehingga...

Bruk!!

Prang!!

Jatuh sudah dua orang itu dan pesanan yang di bawahnya berhampuran ke mana mana.

"Eh maaf - maaf saya enggak sengaja," ucap Lesti sembil membereskan makanan dan minuman yang berhamburan.

"Eh iya gak papa. Kita juga salah, karna gak liat ada mbaknya. Biar saya bantu," ucap pemuda yang jatuh tadi.

Sedang keempat pemuda itu masih asik bercerita tanpa memperdulikan sekitarnya.

"Woy lo pada bantuin kek, malah ngobrol doang," seru pemuda yang masih membantu Lesti itu.

Sontak keempat pemuda itu menoleh kearah suara tadi.

"Lah lo kan yang nabrak Har, Kenapa jadi kita yang ikut bantuin," ujar salah satu pria dari keempat pemuda itu.

"Lo semua salah, kalo lo gak ngajak gue ngobrol sambil jalan. Gak mungkin kejadiannya begini kali," ucap pria yang mereka sebut Har.

"Ck, tinggal bantuin apa susahnya sih. Kita semua salah disini, jangan debat deh," ucap salah satu pria itu dengan jengah saat melihat kedua sahabatnya berdebat hanya karna hal sepele.

"Betul tuh yuk lah kita bantu," ujar pria lainnya.

Akhirnya mereka pun membantu membereskan kekacauan yang mereka buat tanpa sengaja itu.

Setelah beres Lesti pun hendak pergi namun tangannya langsung dicegah oleh pria yang menabraknya tadi.

"Eh tunggu, maaf ya yang tadi kita bener - bener gak sengaja," ucap pria tadi.

"Iya gak papa kok, saya maklumin," ucap Lesti sambil tersenyum manis lalu hendak beranjak lagi namun lagi - lagi lengannya di cegah.

"Gue Nasuntion Hari Saputra panggil aja Hari," ujar pria bernama Hari sambil mengulurkan tangannya.

Karna bingung, Lesti pun mengangguk sebagai jawaban. Karna tangannya masih memegang nampan.

"Lesti," ucap Lesti dengan senyuman.

"Ekhm kenalin gue Adipta Ridwan, cowok paling ganteng dari mereka berempat," ujar pria bernama Ridwan dengan percaya diri.

"Biasa aja kali, kalo gue Nafaul Mevrano. Cowok paling bijak dari mereka berempat," ucap pria dengan kulit putih bersih itu.

"Kalo gue Randa Pratama, Cowok yang nurut aja apa kata yang bener," ucap pria bernama Randa dengan rambut gondrongnya itu.

"Gue Gavin Gunawan Lingga," ucapnya datar.

"Oh iya Lesti Ayudia, panggil Lesti aja," ucap Lesti dengan senyum manisnya.

"Em lo masih sekolah atau kuliah," tanya Hari.

"Aku mas..."

Ucapan Lesti terpotong kalah namanya di panggil dari arah belangkang tepatnya di bagia dapur.

"Em maaf aku kerja dulu ya, permisi," ucap Lesti lalu pergi begitu saja.

"Eh eh Les tapi lo belum nyebut masih sekolah atau kuliah," Seru Hari ingin tau.

"Udahlah Har kalo jodoh gak kemana," ucap Nafaul atau Faul.

"Iya bro,"

"Heh kita kesini mau makan bukan nyari gandengan atau pacar," sahut Ridwan sambil berjalan menuju meja yang kosong.

"Ck biasa banget sih dia," gerutu Hari.

"Yuklah makan," sahut Randa.

"Menarik, gimana pun caranya gue harus dapetin dia,"

"Lesti Ayudia nama yang cantik seperti orangnya," batin Hari dengan raut wajah yang sulit diartikan.

.
.
.
.
.
.

Halo aku balik lagi. Makasih yang udah vote dan komen. Maaf gaje ya.

See You semuanya.

Oh iya jangan lupa baca cerita satunya judulnya Seterang Mentari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tak Ingin UsaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang