20 Juni 2022, jadwalku untuk mendaftarkan diri di ppdb jatim 2022 tahap 1. Di mulai dari jam satu malam sampai berakhir pada waktu yang telah ditetapkan. Di sepertiga malam terakhir, tepatnya pada jam dua. alarm ku berbunyi kencang, aku terbangun dari tidur ku dan bergegas menuju toilet untuk mengambil air wudhu. Setelah sholat tahajud, malam itu juga aku mengisi data diri dan login.
"Selamat! Anda telah melakukan pendaftaran ppdb tahap 1". Alhamdulillah tinggal menunggu hasilnya.Empat hari setelah pendaftaran, tepatnya pada tanggal 24 Juni 2022 adalah hari yang sangat di nantikan. Dimana pada hari itu tepatnya jam 08.00 pagi adalah waktu untuk membuka pengumuman.
"Anda tidak diterima pada ppdb jatim 2022 tahap 1". jajaran kata yang langsung membuat pikiranku berantakan tak karuan entah seperti apa. GAGALKU JATUHKU!kok gagalku jatuhku sih? iya, aku jatuh di saat aku gagal. sungguh tak tenang rasanya. mulut selalu saja mengucap sholawat. hati selalu minta untuk dikuatkan. otak selalu memikirkan "akan kemana kah aku jika tidak diterima di sekolah ini?". mata rasanya sudah ingin mengekspresikan rasa emosional nya saja.
"Tak apa masih ada tahap selanjutnya", ucapku dalam hati sambil menenangkan pikiran ku sendiri.25 Juni 2022, waktunya pendaftaran tahap 2. Sejarah terulang kembali. Aku ketolak di tahap ini. Rapuh? Pasti. Tapi aku berusaha menguatkan diri.
"Tak apa masih ada tahap selanjutnya", ucapan itu terulang kembali setelah tertolak di tahap 1.Selanjutnya adalah tahap tiga, jalur zonasi smk. Sengaja aku tak ikut daftar di tahap ini karena selain daerah ku jauh dari smk, aku juga tak ada minat sama sekali untuk masuk di smk.
"Ya Allah, jika memang bukan takdirnya, aku hanya ingin dikuatkan hatinya. dan jika memang disitu jalannya, tolong jangan jadikan aku orang yang sombong, tapi jadikan aku orang yang paling bersyukur", doa dan pinta ku selalu sama.
Peluang terakhir. Tahap 4 jalur zonasi sma. "Bismillah keterima ya Allah", ucapku dengan yakin karena rumahku dekat dengan sma itu. Tapi ternyata tidak, ekspektasi ku yang terlalu tinggi. Sejarah terulang kembali ketiga kalinya aku tertolak. tiga kali menaruh harapan, tiga kali itu juga terluka. It's okay ya Allah, I trust you.
Sembari menguatkan diri sendiri, aku menangis tersedu-sedu sampai air mataku menganak sungai. serta mataku yang sembab berwarna merah tak rupa. Tapi aku yakin, kegagalan adalah bagian dari proses dan kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Detik demi detik, menit berganti menit, dari hari ke hari–kulalui dengan penuh rasa kecewa akan kejadian itu. Mungkin yang kecewa bukan aku saja, tapi orang-orang terdekat ku juga.
"Harusnya aku tidak terjatuh sedalam ini jika aku tak menaruh harapan lebih. harusnya aku tak tergores separah ini jika aku tak berekspektasi tinggi.", Jelasku dalam hati.
Otak berantakan, hati kecewa tak karuan. Tapi tetap ingin terlihat baik-baik saja di depan khalayak. Berusaha untuk tetap positif thinking dengan semua yang telah usai, dengan semua yang telah terjadi.
"Mungkin bukan jalannya, mungkin bukan takdir yang terbaik, mungkin juga bukan porsiku untuk sekolah disitu.", Ucapku dalam hati. sambil menenangkan diri sendiri. Seketika teringat firman Allah subhanahu wa ta'ala yang artinya:
"...boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" QS. Al-Baqarah 216.
Menghayati, meresapi dan memahami. hanya dengan satu ayat, aku yakin aku bisa membuat diri sendiri tenang karena firman Allah tak pernah salah.
"capek ya? Lelah ya? Lelahmu ini baru permulaan, fisik dan mental mu tolong dikuatkan. Jangan di buat beban, setiap lelah akan menjadi lillah. Kalau lelah istirahatlah, jangan berhenti di situ saja. Keluarlah, di depan rumah, sudah ada secangkir teh hangat dan sepotong roti yang antre untuk di nikmati disana. Refresh sejenak. Mencermati indahnya swastamita, mendengarkan album pamungkas, dan menikmati udara sejuk serta angin yang terus berlarian tak bisa diam.", itu kata Lycoris.
Yang sudah, yaudah.
Cukup di buat pelajaran saja bahwa menaruh harapan kepada manusia adalah seni sederhana untuk menderita. jangan pernah berekspektasi tinggi pada apa saja dan siapa saja, pada pendidikan terutama. Ingat! Kalau jatuh, sakit nya naudzubillah.melupakan itu tidaklah mudah. apalagi melupakan suatu hal yang sangat amat aku harapkan dan ternyata tidak terealisasi kan.
"sabarrr...", ucapku selalu di dalam hati untuk menenangkan pikiran ku sendiri.
Terkadang jika diingat-ingat kembali akan kejadian itu, cukup bisa menguras air mata. merasa orang yang paling gagal. merasa menjadi orang yang tidak bisa membuat bangga orang-orang terdekat, terutama orang tua. tapi aku yakin jalan menuju kesuksesan bukan hanya tentang "keterima" di sekolah negeri, tapi tentang niat kita masing-masing untuk menimba ilmu. tentang rasa ikhlas untuk menjalani nya. karena percuma saja jika sudah sekolah negeri tapi tidak niat menjalani nya
"Sedih, tapi gapapa tetep semangat tetep bersyukur, mungkin emang belum rezeki. Kecewa boleh, tapi jangan keterusan.", Ujar Rheva, teman baikku.
"Sabar ya", kata Nadin.
"Allah pasti kasih yang terbaik buat kamu", Ketik Nazwa.
"Tetep semangat!", Tegas Rafa.
"Dibalik ini semua pasti suatu saat nanti ada hikmahnya. jadi jangan sedih, lakukan dengan ikhlas." Ujar guru terbaikku, Bu. Lilis.
"Doa terbaik untukmu, Tyara. semoga sukses dunia dan akhirat aaaminn", imbuh Bu. Lilis.
Mungkin itu adalah secuplik lontaran dari puluhan kata-kata semangat dari mereka. Bersyukur Alhamdulillah, Allah menempatkan aku dilingkungan yang baik dan dikelilingi orang-orang baik juga. they are an excellent support system for me. thank god!
"Tidak ada kata gagal buat orang yang terus berupaya, kegagalan hanya ada pada orang yang berhenti berusaha" - R
KAMU SEDANG MEMBACA
ceritaku dalam tulisan
Non-FictionCerita nyata seorang remaja yang dituangkan dalam tulisan dan aksara.