1

23 2 0
                                    

"Athena Kuning Faraya"

"Hadir bu"

Aya berpikir mengapa dulu ibunya memberi nama depan dengan huruf A. Sungguh menyebalkan.

Aya fokus dengan materi yang disampaikan oleh guru di depan kelas. Angka- angka yang tertulis di papan tulis membuat tangannya gatal untuk mencari jawaban dari soal yang sedang dijelaskan oleh guru di depan. Ya, seperti itulah seorang Aya jika menyangkut matematika. Kalau mata pelajaran lain, boro-  boro ikut mencari jawaban. Fokus aja engga bisa. Bawaannya ngantuk kata Aya.

"Ya, ini gimana sih. Kok dari tadi dihitung jawabannya gak ketemu sih."

Aya menoleh ke samping. Wajah teman sebangkunya kelihatan frustasi karena sudah menghitung beberapa kali, namun jawabannya tidak ada dalam pilihan. Padahal dia sudah mengikuti cara yang sudah diajarkan oleh guru di depan.

Aya melihat buku Sera, teman sebangkunya itu.

"Gimana bisa ketemu kalau kamu nulis sin 400° aja diganti jadi 900°?"

"Hah emang iya yah?" Sera yang sedang melihat jawaban di buku Aya menoleh dan memastikan bahwa dia salah menulis soal. Dan ternyata memang benar. Maklum saja, Sera ini anaknya agak minus.

Lalu mereka pun kembali mengerjakan soal yang diberikan dengan tenang, dengan teman- teman lain yang bertanya pada Aya jawaban dari pertanyaannya. Karena mereka tau Aya selalu mendapat nilai bagus di mata pelajaran ini. Hingga tak terasa bel istirahat berbunyi membuat guru yang mengajar undur diri.

"Aya, Sera, kuy ke kantin."

Aya dan Sera menoleh ke belakang dan mendapati Citra dan Bulan yang mengajak mereka ke kantin.

"Kuy lah", jawab Aya dan Sera.

Mereka pun pergi ke kantin membeli beberapa camilan lalu kembali ke kelas. Iya, mereka makan di kelas karena terlalu malas di kantin yang selalu ramai.

"Eh Ya, kemaren kamu tuh dicariin sama anak kelas sebelah." Bulan membuka percakapan sambil memakan makanan yang dibelinya.

"Hah, siapa?"

"Tra,kemaren siapa yah namanya. Kan lo lihat."

"Ya mana gue tahu orang dia anak kelas IPS 5 kita IPA 1 jauh banget jarak kelasnya,jadi jarang lihat gue." For your information, jadi gedung kelas IPA sama IPS memang dipisah. Tapi kalo kantinnya tetap satu.

"Tapi kalau lihat nametag nya namanya itu serabi serabi gitu kalo gak salah."

"Hahahaha" tawa keluar dari mereka yang mendengar ucapan Citra. Mana ada nama orang pake nama serabi. Serabi itu kan nama makanan. Ah, Aya jadi pengin makan serabi. Ada ada aja emang si Citra ini.

Mereka pun meneruskan makan lalu mengikuti pembelajaran seterusnya sampai tidak terasa bel pulang sudah berbunyi.

Kelas mulai sepi karena mereka terburu- buru untuk pulang. Ya, sudah jam setengah empat siapa juga yang tidak mau pulang. Sebenarnya sekolah mereka pulang jam 2 siang, tetapi karena sudah memasuki kelas 12 semester akhir jadi diadakan les tambahan sampai jam setengah 4 dikarenakan beberapa bulan lagi sudah ujian.

Aya keluar paling akhir, karena dia melakukan piket kelas. Sebenarnya yang piket bukan cuma Aya, mereka juga sudah piket kok. Tapi Aya sengaja menyuruh mereka keluar lebih dulu karena Aya harus membersihkan sampah di loker mejanya sehingga lama.

"Hah, akhirnya udah bersih."

Kelasnya memang sepi namun di koridor masih banyak anak kelas lain yang sedang berjalan. Aya keluar kelas dan menutup pintu. Berbalik badan dan Aya kaget.

"Halo Aya", sapa seseorang di depan Aya.








KuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang