2

11 1 0
                                    

Aya gugup. Di depannya ada seorang laki- laki yang wajahnya tidak familiar baginya. Banyak pertanyaan yang berputar di kepala Aya. Mulai dari bagaimana dia bisa tau namanya? Tapi, Aya berfikir mungkin saja laki laki di depannya ada urusan dengan siswa di kelas XII MIPA 1 yang lain.

"Oh iya, ada apa ya?" Kuning menjawab.

"Bener kan namanya Aya?"

Kuning menganggukkan kepalanya. Lalu tangan laki laki didepannya terulur di depan Aya. Hendak bersalaman.

"Kenalin, nama gue Rabian Heksantara. Dari kelas XII IPS 5."

Aya mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan laki laki di depannya. Apakah ini adalah laki laki yang dibicarakan oleh Citra dan Bulan tadi? Pikir Aya.

"Ada urusan apa yah?" Tanya Aya to the point.

"Engga, cuma mau kenalan aja."

Aya mengeryit heran, aneh sekali laki- laki di hadapannya ini. Selama ini hidup Aya hanya diisi oleh teman- teman yang itu- itu saja. Kenal teman laki- laki juga teman sekelasnya atau kebetulan memang kenal atau sudah kenal. Jadi agak aneh saja menurut Aya ada laki laki yang mengajaknya berkenalan padahal tidak mempunyai kepentingan dengannya.

"Gue mau kenal seorang Athena Kuning Faraya lebih dekat boleh?" Laki laki di depan Aya atau panggil saja dengan Heksa? dengan tiba- tiba mengucapkan kata tersebut. Mana ngomongnya santuy banget lagi. Gak tahu aja Aya udah deg-deg an karena kata yang diucapkan oleh seorang Heksa.

"Boleh kan?" Pertanyaan tersebut membuyarkan lamunan Aya yang masih berfikir apa dia salah dengar atau apa. Dia benar- benar bingung. Oke, mungkin ini terdengar lebay. Tapi seumur-umur Aya hidup baru kali ini ada laki- laki yang mengajaknya kenal dekat. Aya tahu dari maksud kata kenal lebih dekat. Oleh karena itu, Aya benar- benar menimang banyak hal untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Gimana maksudnya yah? Kita aja baru kenalan tadi. Terus tiba tiba ngomong kaya gitu. Pasti lo lagi gabut yah tanya- tanya kaya gitu. Kalau lo cuma mau kenalan kan udah nama gue Aya nama lo Heksa kan? Jadi ya udah gue mau pulang nih udah sore. Kalo lo mau -"

"Hussst"

Perkataan Aya terhenti karena Heksa mendekatkan jari telunjuknya ke bibir tanda agar Aya berhenti berbicara. Heksa mendekatkan jari telunjuknya ke bibir Aya? Ya enggaklah. Dia mendekatkan ke bibirnya sendiri. Mana bilang Husst nya keras lagi. Jadi ada beberapa siswa yang sedang berjalan di koridor mengalihkan oenglihatannya ke kami. Aduh, malunya Aya. Soalnya dia yang di depan Heksa jadi otomatis mereka juga ngeliat Aya.

"Ngapain sih lo, sat sut sat sut." Aya berucap.

"Eh maaf ya kalo bikin lo malu, gue cuma mau memotong anggapan yang tadi lo ucapin. Gue serius kok kalo gue mau kenal lo lebih deket. Kamu tahu kan maksudnya?" Heksa berujar dengar nada sok cool nya.

"Tapi gimana gue bisa percaya sama lo yang bahkan kita baru kenal tadi." Aya berujar dengan nada cepat karena gara- gara cowok di depannya dia mau pulang tapi gak jadi- jadi.

"Ya, jalanin aja dulu. Gue bisa pegang ucapan gue. Gue udah dewasa untuk bisa tahu apa yang gue ucapin kok." Kata Heksa.

"Alah, anak kecil juga bisa kok ngucapin kata itu." Aya berujar setelah itu dia berjalan menuju parkiran dengan Heksa mengikutinya.

"Tapi niat gue tulus. Gue suka sama lo!" Kata itu memang lirih namun Aya masih bisa mendengarnya.

"Oke gue kasih kesempatan lo buat kenal lebih deket sama gue asal jangan macem macem ya lo." Aya berucap setelah membalikkan badannya melihat sosok Heksa yang tingginya lebih jauh darinya.

"Oke, makasih Aya." Heksa berucap sambil tersenyum.

"Cakep juga." Batin Aya

"Yaudah gue mau pulang dulu." Aya berucap sambil melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.

"Mau dianterin ngga" Heksa bertanya kepada Aya uang dibals gelengan oleh Aya.

"Gak gue nebeng adek gue."



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KuningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang