29||DIRGANTARA

7.2K 389 26
                                    

Pagi gengs awali hari kalian dengan senyum yang cerahh, seperti masa depan kalian masing"

up lagi sesuai omongan kemarin malem, tapi jan lupa di kasih bintanggg...

tengkyu gengs yang dah pencet bintang di bawah, temgkyu juga yang dah mau baca , dannn yang terkahir tengkyu buat yang komen trus bikin ngakak , lup lup deh buat kalian (muach)

btw selamat datang untuqq pembaca baruu.. semoga kalian suka saama ceritanya

maaf semisal ada kata atau kalimat yang typo, gak nyambung dan lain-lain.. boleh diingetin gengs biar kedepannya aing bisa lebih baik lagi nulisnyaa

jangan lupa sarapan pagi men temen, trus yang lagi sekolah semangat sekolahnya 😁

dah segitu dulu basa basinya

happy reading ❤️❤️

Bel istirahat berbunyi membuat para murid memasang wajah girangnya, tak terkecuali Jena dengan semangat 45 ia langsung berdiri dari tempat duduknya padahal masih ada guru mapel di depan kelas, Dirgantara yang menyaksikan hal tersebut hanya geleng-...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat berbunyi membuat para murid memasang wajah girangnya, tak terkecuali Jena dengan semangat 45 ia langsung berdiri dari tempat duduknya padahal masih ada guru mapel di depan kelas, Dirgantara yang menyaksikan hal tersebut hanya geleng-geleng kepala. Ia menopang dagunya menatap setiap inci tubuh Jena, baginya itu terlalu sempurna. Tak terasa tangan Dirgantara sudah memegang pinggang kecil tersebut, mengukurnya dengan tangan. Jena berjengkit geli, ia menatap heran dengan Dirgantara. Kenapa tiba-tiba memegang pinggangnya?

"Ngapain lo?" tanya Jena bingung, si empu yang ditanya tak menjawab, ia masih fokus pada pinggang ramping gadis yang sedang berbicara dengannya saat ini.

"Gue mau ke kantin, ikut gak?" tanya Jena lagi.

Tanpa sepatah kata Dirgantara segera berdiri, ia merangkul gadisnya keluar dari ruang kelas. Sindi, Deo dan Rizqi hanya diam, mengikuti gerak gerik mereka berdua.

"Mau gue rangkul juga?" goda Deo pada Sindi yang langsung mendapat tolakan mentah. Rizqi terdiam sejenak karena baru saja mendengar pertanyaan tersebut.

"Gue bilangin pacar lo, kalo lo genit sama cewe lain" cicit Rizqi membuat Deo menoleh ke arah samping.

"Loh kenapa? cemburu nih ceritanya?" kini Deo mengoda Rizqi.

Spontan mata Rizqi melirik sebentar ke arah Sindi, mata mereka berdua bertemu membuat rasa cangung tiba-tiba muncul. "Iya lah" jawab Rizqi seadanya.

Sindi yang baru saja mendengar ucapan Rizqi bibirnya langsung terkatup rapat, matanya sedikit melotot.

"Wah kalian berdua pacaran?" tanya Deo kaget, ia menatap Sindi dan Rizqi secara bergantian.

Sindi menggelengkan kepalanya kuat."Enggak kok"

Sedangkan Rizqi mendengus kesal. "Pertanyaan lo aneh aneh, bikin males" setelah mengatakan kalimat tersebut Rizqi berjalan mendahului mereka berdua, tak mau ambil pusing dan menanggapi Deo bisa-bisa moodnya hari ini berantakan.

DIRGANTARA: Vol 01Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang