playground

562 75 0
                                    

cekrek--

Suara flash dari kamera terus terdengar, rumah yang sunyi itu sekarang berisik karena suara langkah kaki beserta suara dari sebuah kamera.

Jeongwoo mendapat hadiah kamera polaroid dari Haruto agar si manis tidak kesepian saat dia pergi ke sekolah.

"aku bosen,"

Jeongwoo menatap jendela yang terbuka itu, dia memandang hutan yang ada di sekeliling rumah besar Haruto. Suasana tenang, rumah besar dan diri nya sendiri yang ada disana, di keliling hutan membuat Jeongwoo bergidik ngeri.

"kalau aku di hap sama beruang kan gak lucu nih, Haruto kok lama sih sekolahnya?"

Merasa benar - benar bosan, Jeongwoo merebahkan tubuhnya di sofa empuk lalu menutup matanya menggunakan bantal sofa.

"Woo?"

Suara yang Jeongwoo tunggu - tunggu akhirnya terdengar, dia menyingkirkan bantal sofa itu dan menyambut Haruto dengan senyuman manis.

"hahaha, kenapa? seneng banget keknya?" Jeongwoo hanya menggeleng lalu kembali duduk di sofa, menunggu Haruto yang berganti baju.

Setelahnya Jeongwoo mulai menunjukan semua hasil foto nya, membuat Haruto lagi lagi di buat gemas oleh tingkah Jeongwoo.

"woo, ntar sore kita ke taman yok?" yang paling muda hanya mengangguk, kapan lagi akan di ajak bermain?

Dia menyadari perubahan sikap Haruto, awal pertemuan mereka dan tawaran mendadak dari Haruto membuatnya berfikir bahwa orang yang sekarang sudah dekat dengan kehidupannya akan sangat cuek, tapi ternyata sebaliknya.



[don't take mine !]



"Watanabe Jeongwoo,"

"gausah lari gitu ntar jatoh nangesss"

dugg--

"aduhh!!"

Jeongwoo memutar matanya malas, dia sangat kesal karena Haruto terus mengubah marga nya menjadi Watanabe.

"si sumpit kok ngeselin yak? udah bagus nama ku Park Jeongwoo, malah di ganti.."

Walaupun menyebalkan, sebutan itu mampu membuat detak jantung Jeongwoo tak karuan.

Setelah sampai di tempat tujuan mereka, Jeongwoo memiringkan kepala nya, terlihat tidak asing baginya. Perasaan aneh terus muncul dan membuatnya hampir menangis.

Haruto yang melihat itu sontak melepaskan barang barang yang mereka beli dan memeluk si manis dengan erat. "kenapa?"

Pemuda Park itu menggeleng lemah dan mendorong dada Haruto, lalu menariknya pelan dan duduk di salah satu bangku yang ada disana.

"kenapa, Jeongwoo? Kok tadi tiba - tiba mewek?"

Jeongwoo menempelkan jari telunjuknya di bibir Haruto dan mengisyaratkan agar Haruto memakan makanan yang ia beli tadi. Ice cream, air mineral, dan beberapa camilan lainnya.

Sembari makan dengan tenang, mata cantik Jeongwoo menatap sekeliling dan kembali merasakan perasaan aneh itu. Melihat Jeongwoo gelisah dan mengerti apa yang sedang terjadi pada si manis, Haruto mendekatkan mulutnya ke telingan Jeongwoo.

"do you get dejavu?"

"Haruto, kamu ini sebenernya siapa?"

Mata cantik bak serigala itu mulai berkaca - kaca, memori dari masa kecilnya muncul dan berputar bak film.

Mulai dari kecelakaan yang membuat nya kehilangan kedua orang tuanya, keluarga nya yang tidak menginginkan nya dan membuangnya ke panti asuhan, saudara baru, dan anak laki - laki berusia 4 tahun yang berdiri di depan cermin bersama sahabat baiknya.

Dia dapat melihat Haruto yang sedang menatap dalam matanya, namun semakin memburam hingga..

BRUKK--

"JEONGWOO"


























[don't take mine - hajeongwoo]

to be continued...

don't take mine ! ; hjw. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang