6. Perasaan di balik persahabatan

1.1K 109 6
                                    

"Apa ini?" Tanya Jeno mengambil sebuah kertas lebih tepat nya undangan yang berada di atas nakas, samping ranjang. Dia bertanya pada Hana yang baru keluar dari kamar mandi. Gadis itu baru saja selesai mandi, masih mengenakan jubah mandi berwarna putih, dan handuk berwarna senada membukungkus rambut nya yang masih basah di atas kepala.

Pulang dari liburan mereka yang gagal, Jeno bukan nya kembali ke rumah nya sendiri tapi ke rumah Hana. Sebenar nya Hana yang mengajak. Gadis itu tau kalau Jeno masih dalam amarah nya, kalau pulang dengan emosi seperti itu akan menjadi bom bagi nya. Karna itu Hana mengajak Jeno untuk bersama nya.

"Undangan pertemuan G Club." Hana melihat sebentar yang di tunjukan Jeno, lalu pergi membuka lemari nya mencari baju.

"Kau akan pergi? Tertulis kalau hari ini" Jeno memperhatikan undangan itu.

"Kau gila?! Kenapa aku harus pergi ke perkumpulan sialan itu? Aishh! Gadis-gadis disana sangat menyebalkan" Hana sudah menatap Jeno dengan berkacak pinggang. Tertulis jelas di wajah nya kalau sedang kesal, mengingat kembali kenangan lama.

"Kenapa? Mereka merudung atau mengucilkan mu?" Jeno yang berbaring sudah memposisikan tubuh nya duduk, dia juga sudah melihati Hana. Perhatian penuh. Undangan di tangan nya, di buang begitu saja.

"Iya, aku di tindas disana. Mereka benar-benar luar biasa." Jawab Hana membuat darah Jeno langsung naik mendengar nya.

"Siapa? Katakan pada ku siapa yang melakukan nya pada mu? Aku akan mencari nya sekarang" Jeno bahkan sudah bangkit berdiri, siap pergi. Melihat itu Hana terkekeh.

"Aku hanya bercanda. Para jalang itu berusaha menjilat ku, karna ingin dekat dengan kalian. Woah! Tak ku sangka kalian bertiga sangat populer ternyata" Hana sibuk mencari baju nya kembali di lemari.

"Tck! Kau membuat ku khawatir sia-sia" Jeno menjatuhkan kembali tubuh nya di kasur. Tidur terlentang sambil menatap langit kamar.

"Kau tidak berpacaran dengan siapapun sekarang?" Tanya Hana.

"Tidak." Jawab Jeno.

"Kau?" Jeno bertanya balik.

"Aku? Di tolak"

"Apa?!" Jeno langsung bangun duduk, menatap Hana dengan mata terbelak karna terkejut.

"Berbalik, aku akan berpakaian." Hana mengakhiri pembicaraan itu, dan memberi perintah. Dia sudah menemukan baju yang akan di kenakan.

Jeno pun menurut, dia sudah memposisikan tubuh nya berbalik membelakangi Hana. Tanpa ragu ataupun khawatir Hana mulai mengenakan baju nya, dia tidak tau kalau pria yang berada dalam ruangan yang sama dengan nya ini tengah menahan diri. Jeno pria normal, bagaimana pun juga. Dia menutup mata sambil menahan nafas nya, bertahan. Tapi tak lama dia menghentikan itu, tak tahan lagi.

"Yoo Hana!" Jeno tiba-tiba langsung berbalik dan menyerukan nama gadis itu.

"Yakk!!" Hana langsung memekik karna terkejut dengan perbuatan Jeno. Dia belum selesai berpakaian, tapi untung nya memakai dress dan hanya perlu menaikan rest nya saja di bagian belakang.

"Aishh! Sial! Kau membuat ku terkejut brengsek! Apa kau sudah gila?" Cercah Hana.

"Kau yang gila disini! Kenapa kau tidak menyuruh ku keluar? Bagaimana bisa kau berganti pakaian dengan ada aku disini? Kau pasti tidak punya akal" Jeno balas dengan nada suara yang membentak. Setelah mengatakan itu, dia pergi keluar dari kamar. Bahkan dengan membanting keras pintu kamar.

"Apa dia sudah gila? rasa nya aku ingin membenturkan kepala nya di dinding" geram Hana yang di tinggal.

"Awhh! Amarah nya adalah yang terburuk."

Bad AttitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang