Before Midnight

1.2K 157 96
                                    


Note : Book ini resmi di revisi. Penulis secara garis besar tidak mengubah alur yang ada. Penggunaan panggilan Daddy terpaksa diganti. Cause papa sounds better 🥲

Listening Middle of The Night by Elley Duhe 🎶


Jadi, mana yang harus aku pilih? Lari atau mati?

(Yeonjun)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dalam hening malam, netra sekelam jelaga sedang menatap sosok seseorang yang tengah tertidur pulas di atas ranjang. Ia menelisik pada ranum kedua pipi makhluk yang tengah ia pandangi. Matanya bergulir pada dua belah bibir yang berwarna merah alami. Ah, sedikit terbuka karena dengkuran halus.

Jemari dinginnya meraih sudut bingkai wajah yang sedang terlelap.

Hangat. Sangat kontras dan bertabrakan dengan miliknya.

Tinggal sebentar lagi,

Makanannya siap dipanen.

----------

Seorang remaja menuruni anak tangga dengan girang. Rambutnya bergoyang lembut. Ia tersenyum cerah pada seseorang yang tengah duduk menunggunya. Dengan riang ia bubuhkan satu kecupan pagi di pipinya.

"Selamat pagi papa!!"

Pria yang menunggunya-sang ayah- tersenyum. Pria dewasa itu terlihat menawan. Belum terlalu tua namun juga tidak begitu muda. Ia terlihat seperti seorang pria dewasa di pertengahan kepala 3.

"Selamat pagi, Yeonjun."

Yeonjun duduk di kursinya, mengayunkan kedua kakinya dengan bahagia. Seorang pelayan nampak membawa sarapan untuknya dan sang ayah.

"Papa...sebulan lagi aku akan berusia 17 tahun. Menurut papa aku akan minta apa?"

Tatapan hangat Yeonjun berikan pada sang papa. Remaja itu ingin ayahnya menebak apa yang ada di benaknya. Sang papa terlihat memikirkan sesuatu, "Entahlah, memangnya Yeonjunnie ingin apa?" Pria itu menjawab seraya membersihkan sisa remah roti gandum dari bibir mungil Yeonjun.

Yeonjun tersenyum. Ia meminum segelas susu lalu membersihkan bibirnya dengan sapu tangan. Ia dengan yakin berjalan menuju ke arah ayahnya dan bermain dengan kancing kemeja yang dikenakan sang ayah.

"Aku tidak mau apa-apa kok, pa. Hanya ingin bersama papa selamanya."

Yeonjun tertawa menggemaskan. Sang ayah mengusak rambutnya. Dapat Yeonjun lihat wajah ayahnya masih sama, dingin. Seolah senyum yang ayahnya perlihatkan tak pernah sampai ke matanya.

"Tentu saja. Mari berangkat."

Remaja itu mengangguk lalu menggandeng telapak tangan ayahnya yang lebih besar menuju mobil di garasi mereka.

'Ah, selalu sedingin ini.'

-------------

Sekolah yang mereka tuju tak terlalu jauh, sekitar 15 menit dan mereka bisa sampai kesana jika naik kendaraan.

Before MidnightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang