Prolog

4 0 0
                                    

"Shit nggak di balas " umpat gadis itu kala pesan yang ia kirim tidak di balas. Erisha Ramona nama gadis itu yang kerap sekali di sapa Erisha. Gadis dengan kulit putih bersih,rambut sebahu dan memiliki wajah babyface membuat para kaum adam terpesona akan kecantikannya.

Erisha lagi-lagi mengumpat. Karena panggilannya tidak di angkat padahal statusnya online.

Ia menghembuskan napasnya. Ia melirik jam di ponselnya sudah menunjukkan 06.50 tinggal beberapa menit lagi bel akan berbunyi. Tapi ia masih berada di kosannya. Gara-gara perkara semalam dirinya begadang mengerjakan tugas biologi mengakibatkan dirinya kesiangan.

Erisha menepuk dahinya replek kala mengingat satu nama. Bahkan ia sampai memaki dirinya. Tanpa berlama-lama ia langsung menekan tombol panggilan. Berdering

"Kenapa hm"
"dimana" tanya Erisha berusaha sabar.
"Masih di markas"
"Ya udah buruan ke kosan gue"
Cowok di seberang sana mengerutkan keningnya "ngapain bukannya lo  udah disekolah"

"KESINI BURUAN LIMA MENIT UDAH DI KOSAN GUE" Teriak Erisha membuat cowok di seberang telepon menjauhkan ponsel dari telinganya. Mendengar teriakan Embun.

"Gue otw" kata cowok itu.

Akhirnya Erisha Bernapas legah lalu mematikan panggilan sepihak.
Tidak berbeda jauh dengan Albian Alvaro cowok yang baru saja Erisha telepon.

"Gue cabut duluan"pamitnya pada beberapa anggotanya yang masih stay di markas.

Dan di beri jempol oleh anggotanya.
Albian menuju motor sport.

****
Saat motor milik Albian melewati halte tempat biasa turun. Cepat-cepat ia memukul bahu Albian guna menghentikan motornya.

Albian yang merasa bahunya di pukul langsung menghentikan motornya lalu melirik ke arah Erisha. Erisha cepat-cepat turun dari motor Albian tidak lupa memberi helm yang ia kenakan tadi.

Alis Albian mengerut bukan kah tadi kekasihnya takut terlambat. tapi kenapa ia mala berhenti di halte dan pastinya membutuhkan waktu berapa menit sampai ke sekolahnya.

Akhirnya Albian mengeluarkan suaranya "kenapa berhenti disini"

Erisha seolah memikirkan alasan bukan apa-apa ia tidak mau seseorang melihatnya dengan Albian.

"Itu gue masih ada perlu sebentar" Erisha tampak gelalapan. Lebih baik ia terlambat dan di hukum daripada ketahuan.

Tanpa berlama-lama Erisha langsung beranjak pergi meninggalkan Albian yang tampaknya memikirkan banyak pertanyaan di kepalanya. Ia menancap gas motornya memasuki gerbang sekolah.

Erisha baru sampai di depan kelasnya XI IPA 4 dengan napas ngos-ngosan. Langsung saja ia melangkah masuk untungnya Pak Danial belum masuk.Ia bernapas legah.

Saat Erisha memasuki kelas pandangan murid  yang tadinya sibuk dengan aktivitas masing-masing  kini matanya mengarah Ke Erisha.

Erisha menggaruk tengkuknya untuk menutupi ke saltinganya. Tidak lupa dengan senyum nya.

"Tumben lo telat sa" ujar Ryan selaku ketua kelas XI IPA 4 ia hanya bingung karena temannya ini termasuk Siswi teladan dan tiba-tiba pagi ini datang sedikit terlambat.

Erisha menduduki bokongnya di bangku tepat sebelah Devara sahabatnya. "Biasa kesiangan gue"

dan dibalas anggukann dari Ryan. Lalu melirik ke arah sahabatnya yang ternyata dari tadi menatapnya seolah siap menerkam.

"Kenapa lo"

Devara  Membuang napasnya pelan lalu merogoh ponselnya dan memberi ke arah Erisha.

"Gue kesal sama dia" kata Erisha setelah melihat di ponsel milik Devara. Di sana hanya ada pesan WhatsApp yang membuat Erisha sedikit kesal pada pengirimnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gorgeous (revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang