Sepertinya aku sudah benar-benar gila. Aku merasa diriku sangat aneh dan tidak normal. Aku tau menyukai sesorang itu adalah hal biasa dan lumrah. Tapi tidak denganku. Perasaanku memang normal dan juga tidak aneh jika menyukai seseorang. Namun objek yang kusukai lah yang sangat tidak normal yakni Tokoh fiksi.
Bagaimana mungkin aku bisa menyukai tokoh fiksi tersebut?. Dia bukan makhluk hidup. Dia hanyalah karakter buatan penulis yang tak memiliki wujud apalagi perasaan.
Aku kacau. Aku bahkan bisa menangis dengan sangat menyedihkan hanya karena kenyataan dia tak bisa kumiliki.
Tidak tau mengapa Aku sangat-sangat menyukainya. Seperti memiliki suatu ikatan yang kuat dengannya. Dia hanyalah tokoh fiksi yang bahkan bukanlah seorang tokoh utama. Melainkan seorang antagonis. Semua orang membenci tokoh tersebut. Tapi tidak denganku.
Aku mencintainya. Aku tersenyum disaat dia tertawa bahagia. Aku menangis sangat pilu disaat dia sedih. Aku bahkan merasa depresi saat ini melihat dia seseorang yang kusukai memiliki akhir tragis di dalam cerita.
GILA. Ya sepertinya itu kata yang cocok untuk keadaanku saat ini. Aku tak makan apapun sejak kemarin. Aku tak memiliki nafsu makan setelah menyelesaikan membaca novel tersebut .
Tidak, novel tersebut tidak sad ending. Malah sebaliknya yakni happy ending. Ya bagi semua orang itu adalah happy ending dengan kedua tokoh utama yang berakhir bersama dan hidup bahagia.
Namun bagiku? Itu akhir yang menyedihkan. Itu akhir yang kejam. Bagaimana mungkin mereka dengan antusias dan bahagia melihat akhir dari tokoh yang sangat kucintai tersebut berakhir tragis seperti itu?. Dia tidak mendapatkan tokoh utama wanita saja sudah hal yang menyedihkan baginya. Namun bagaimana bisa penulis membuat dia harus memiliki takdir yang sangat buruk. Kehilangan satu-satu nya orang yang ia miliki di dunia ini. Satu-satunya keluarga tersisa yang ia miliki. Satu-satunya penyemangat hidupnya. Sang adik tercinta. Mereka membuat takdir yang menyedihkan untuk adiknya. Yakni diperkosa dan membuatnya depresi hingga bunuh diri akibat mentalnya yang terguncang.
Tak sampai disitu mereka membuat hidupnya yang sudah hancur bertambah hancur lebur dengan membuat nya kehilangan hartanya, penglihatannya bahkan nyawanya. Dan semua itu dilakukan oleh kawan yang sangat dia percayai.
Dia berakhir.
Itu adalah akhir hidupnya. Tidak dapat memiliki orang yang dianggap cintanya. Kehilangan satu-satunya keluarga yang dimiliki. Dan dikhianati oleh orang yang ia percaya.
Hancur.
Hatiku sangat hancur melihat hidupnya yang setragis ini. Apa salahnya? Dia hanya memperjuangkan cintanya. Memperjuangkan wanita yang ia cintai. Mengapa balasan yang sangat kejam harus ia terima. Ini tidak adil sangat tidak adil.
Kutelan beberapa butir obat penenang, lagi. Aku sangat depresi. Aku tak mengerti ada apa denganku?. Mengapa aku sampai seperti ini hanya karna seorang tokoh fiksi suatu novel. Sepertinya aku benar-benar sudah tak waras.
Ah mataku terasa berat. Apakah kini aku akan pingsan? Perutku sangat sakit sekali. Apa magh ku kambuh karena sedari kemarin tidak makan sesuap pun?. Dan hanya menelan obat penenang terus menerus. Apakah kini aku mengalami over dosis?. Apakah aku akan mati?.
Yah tak apa, lagi pula di Dunia ini aku hanya hidup seorang diri. Tak akan ada yang menangisi kepergianku. Dan tak ada pula tujuan hidup. Mungkin perjalanan hidupku cukup disini.
Ah. Aku sudah tak bisa menahan berat mataku. Gelap sangat gelap dan terasa dingin. Namun entah mengapa terasa menenangkan bagiku. Apakah kini aku berada di akhirat?.
--------------
Hangat. Mengapa sekarang terasa hangat. Rasa dingin tadi menghilang. Seperti ada sesuatu yang menarikku . Aku tak bisa membuka mataku. Badanku terasa tertarik ke suatu arah.
Sakit. Kepalaku terasa sangat sakit dan perutku juga sangat sakit. Tidak, bahkan seluruh badanku terasa remuk.
Aku masih memejamkan mata. Namun aku merasa kini aku sudah tak lagi di tempat yang gelap nan dingin. Sepertinya kini aku di tempat yang bercahaya.
Aku merasa bisa menggerakkan jariku. Setelah usaha keras beberapa menit usahaku sedikit berhasil. Perlahan namun pasti aku dapat membuka kelopak mataku yang terasa berat. Perlahan nampak cahaya menghampiri retina mataku. Namun buram, aku masih tak terlalu bisa melihat dengan jelas.
Setelah beberapa saat, dapat kulihat dengan jelas.
Dimana ini?.
Aku bingung. Namun,
Aku tak sebodoh itu untuk mengatakan ini adalah akhirat. Sangat jelas ini adalah sebuah ruangan di Rumah sakit. Apakah aku tetap hidup dan tidak jadi mati?. Sangat disayangkan sekali. Padahal aku sudah sedikit bahagia mengira diriku akan pergi dari dunia ini.
Tapi siapa yang membawaku kemari? Setauku aku tak memiliki tetangga yang akrab denganku. Meski bertetangga namun kami tak pernah bertegur sapa satu sama lain. Kami hidup bagai orang asing.
Teman? Jangan bercanda dan mengatakan omong kosong. Aku tak memiliki manusia jenis itu. Tak pernah ada yang benar-benar tulus berteman denganku. Mereka hanya datang di saat butuh. Dan akan menjadi orang asing seakan tak kenal disaat tak membutuhkanku. Manusia sampah.
Namun aku merasa diriku jauh lebih buruk. Meski tau dimanfaatkan Aku tak melakukan pembelaan apapun. Dan malah dengan sukarela dimanfaatkan oleh mereka. Hah sangat BODOH. Benar-benar bodoh dan idiot.
----------
Ceklek (pintu terbuka)
Mendenger derit pintu yang mulai terbuka aku segera menoleh kearah pintu dan segera setelahnya mengernyitkan dahi bingung.
Nampaklah seorang wanita paruh baya menghampiriku dengan wajh terkejut.
"Adek udah sadar? Syukurlah akhirnya adek sadar juga. Ada yang sakit? Atau haus? Sebentar ya sayang bunda panggilkan dokter dulu ya!". Ucap nya dengan raut wajah yang khawatir? Apakah itu wajah seseorang ketika khawatir?. Baru kali ini aku melihat seseorang melihatku dengan raut wajah seperti itu. Tapi tunggu
Bunda? Siapa? Bunda siapa? Aku?
Apa maksudnya? hmm namun sudahlah. Aku tak memiliki tenaga untuk bertanya. Lagipula tenggorokanku terasa kering dan sakit. Sepertinya tak memungkinkan untuk berbicara saat ini.TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA !!!
Klik bintang dan komen jika kamu menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Extras For Antagonists
FantasyAku sudah mati namun hidup kembali tapi di dunia yang berbeda. Yaitu dunia novel Apakah boleh jika Aku yang hanya seorang figuran memiliki perasaan terhadap dia si tokoh antagonis? Aku tak perlu balasan. Melihatmu bahagia sudah cukup sebagai imbalan...