Bab.1a

11K 330 14
                                    

Anya dengan umur dua puluh satu tahun yang sekarang berada di semester tujuh, memiliki kakak tingkat yang ia taksir sedari setahun lalu. Berada di sebuah tim tenis universitas nya, ia merasa Bagas seorang pria tampan yang menurut nya baik hati itu adalah malaikat yang harus ia miliki.

"Kak Bagas, aku punya hadiah untuk kakak." Ujar Anya yang baru saja sampai di tempat dimana club tenis latihan, ia bahkan masuk ke dalam tim tersebut.

Anya tersenyum sembari mengulurkan tangan nya, namun coklat yang ia buat sendiri itu malah direbut oleh teman Bagas yakni Noah. "Kak Noah!" Kesal Anya kepada sahabat Bagas tersebut yang memang selalu berada di samping pria yang ia sukai.

Noah tersenyum simpul. "Kenapa, gak suka?" Tanya Noah dengan smirk meledek kepada Anya.

Anya menggengam kesal tangan kanan nya melihat sikap Noah yang selalu begitu ketika dirinya menggoda Bagas. "Aku bikin untuk kak Bagas." Ujar Anya membuat Noah mengambil tangan Anya dan di bawa nya menjauh dari tempat tersebut.

"Lepasin, Anya mau ketemu kak Bagas." Ujar Anya merasa kesal sekaligus kesakitan karena cengkeraman tangan Noah yang terasa cukup kasar.

"Kakak udah bilang kan, kalau Bagas itu udah suka sama orang lain. Kamu seharusnya menyerah dari sekarang dan jangan ganggu Bagas lagi, lalu lupakan tentang memberikan hadiah kedepan nya." Ujar Noah membuat Anya kesal setengah mati.

Seorang Anya yang keras kepala tidak akan mungkin mau menuruti perintah Noah yang juga terlihat menyebalkan bagi nya. "Masa bodoh, aku gak peduli." Ujar Anya berbalik dan pergi meninggalkan Noah.

Noah sebetulnya merasa kesal karena sahabat nya selalu saja di ganggu oleh orang itu, Anya si wanita keras kepala itu tidak bisa sama sekali di kasih tau baik-baik. "Aku yakin dia pasti akan menganggu Bagas lagi." Gumam Noah karena sebetulnya ia tahu bahwa Bagas telah menyukai orang lain dan itu bukanlah Anya.

Sore hari nya, Anya mencoba untuk bertemu dengan Bagas kembali. Saat berada di club tenis, ia berhasil bertemu dengan pujaan hati nya namun Noah ikut berada disana. "Anya ingin mengobrol sebentar sebelum latihan, apa boleh?" Tanya Anya pada Bagas yang diam kala itu, namun Noah maju dan hendak mengusir Anya.

"Noah, aku akan ikut nanti malam. Kamu bisa pergi sekarang dan biarkan Anya bicara padaku." Ujar Bagas membuat bibir Anya tersenyum dan mengejek Noah yang akhirnya pergi meninggalkan mereka.

"Silahkan, kamu boleh bicara Anya." Ujar Bagas sembari memberikan senyuman kecil.

"Kak Bagas harusnya bisa menebak apa yang ingin aku katakan, selama ini aku memandang kagum kakak dan merasa bahwa jantung ku terus berdetak kencang untuk kak Bagas." Ujar Anya membuat ekspresi wajah Bagas berubah.

"Aku menyukai kakak, sudah cukup lama. Bisakah kita menjalin sebuah hubungan lebih dari sekedar kakak dan adik?" Tanya Anya sembari menatap Bagas yang terdiam cukup lama.

Anya menelan saliva dengan berat seraya menunggu jawaban dari Bagas. "Anya, selama ini aku hanya menyukai satu orang dan itu bukan kamu. Maaf aku gak bisa terima pernyataan cinta ini, kakak akan melupakan dan pura-pura tidak pernah dengar tentang ini." Ujar Bagas membuat Anya menunduk merasakan rasa sakit yang begitu dalam.

Ia pikir kebaikan Bagas selama ini kepada nya adalah murni karena ada nya sebuah perasaan spesial, namun Bagas sama sekali tak memberikan nya kesempatan untuk mereka bisa saling mencintai. "Kalau kakak bersama ku, aku akan membuat kakak bahagia setiap hari nya. Aku bisa membuat kak Bagas jatuh hati dan berusaha setiap hari nya, apa kak Bagas bisa menerima nya?" Ujar Anya tak mau menyerah.

Bagas menggeleng. "Aku tidak bisa menerima perasaan mu Anya, kakak minta maaf." Ujar Bagas sebelum pergi meninggalkan Anya yang mengerjapkan mata nya berkali-kali sebelum air mata nya terjatuh cukup deras.

Malam hari nya, Anya sendirian menuju ke sebuah club dan minum tanpa adanya seorang teman di samping nya. Ia seakan tidak peduli pada dunia nya dengan air mata yang terus mengalir, ia merasa sangat sedih ketika di tolak oleh orang yang ia cinta selama ini. Belum lagi kebersamaan Bagas dan seorang wanita cantik dari jurusan keperawatan membuat Anya harus semakin sadar diri.

Ia seperti tidak memiliki kesempatan berada di samping Bagas, Anya merasa sudah begitu mual karena mabuk bahkan tak sadar adanya beberapa pasang mata yang memihat ke arah nya.

Di meja lain. "Bagas katanya tidak enak badan, dia gak bisa datang malam ini." Ujar salah satu pria kepada Noah yang baru saja meminum segelas alkohol dari tangan nya sembari memihat ke arah Anya yang minum sendirian.

"Jangan bilang Bagas gak bisa kesini karena dia?" Gumam Noah sembari memperhatikan Anya disana yang terlihat baru saja di dekati oleh beberapa orang pria dalam keadaan mabuk.

Anya nampak di bopong oleh satu orang pria yang Noah pikir tidak pernah melihat salah satu nya dari mereka di kampus. "Sial." Kesal Noah sembari menggepalkan tangan nya.

"Noah, mau kemana?" Tanya teman teman nya disana ketika memihat Noah kebelakang.

"Mau bawa dia kemana?" Tanya Noah ketika berada di belakang dekat kamar mandi kepada beberapa orang yang membawa Anya saat itu.

"Kamu siapa?" Tanya salah satu dari mereka membuat noah tersenyum miring dan memberikan tatapan jijik saat itu kepada ketiga pria cabul di depan nya.

"Dia pacarku." Ucap Noah sembari menatap Anya yang seperti nya benar-benar tidak sadarkan diri.



Iseng banget buat cerita iniii, mau komen vote atau sebaliknya terserah kalian.

Broken Heart Before Making Love! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang