2. Once Again.

7 3 1
                                    


Beberapa hari kemudian


Winda berangkat bersama Ningsih. wajahnya yang dingin dan datar namun memiliki pesona tersendiri bagi yang bisa melihatnya, contohnya Naresh.

"morning, Tata.." sapa nya dengan senyuman anehnya seperti biasanya. sedangkan Tata hanya diam kemudian menunduk untuk melanjutkan jalan dengan Ningsih.

"heh anjir, kok diem aja sih.. Tata!!" oke Winda berhenti berjalan kemudian menoleh menghadap Naresh

"hm?" Winda baru tersadar jika panggilan itu hanya di berikan untuknya dari Naresh, temannya yang menghilang dulu. dan saat lagu di earphone nya mati.

tapi ya semenjak Tata menjauh darinya karena suatu hal, ia tak mau mengingat Naresh dan memutuskan untuk fokus pada dirinya sendiri.

"kenapa lo lupain gue? kenapa lo berubah?" tanya Naresh sambil menahan pergelangan tangannya.

"because my life is none of your business." Tata menghempaskan tangan Naresh kemudian berjalan ke kelas bersama Ningsih

"kamu gak seharusnya jawab gitu, Win. i know he is your friend since childhood," oke Ningsih memilih diam karena tidak mau membuat mood Tata rusak.

-----------------------------------------

mata kuliah di mulai, Tata benar-benar menyimaknya dengan seksama walau moodnya sedang rusak

"mau ke kantin?" tanya Ningsih

"ya." Tata memasukkan bukunya kedalam tas kemudian berjalan keluar mendahului Ningsih

"gini amat nasib gue punya temen macem kulkas." ia berlari keluar menyusul Tata. 

brukkk

"sorry." ucapnya kemudian membantu Ningsih untuk berdiri dan lanjut berjalan meninggalkannya di koridor. Ningsih tersenyum tipis melihat Sekar, jarang ia membantu orang jatuh karena tertabrak tubuh bongsor nya.

ia lanjut berlari mengejar Tata yang sudah duduk di kantin bersama Rey.

"sorry ges gue telat hahh hahh" ia sibuk mengatur nafasnya usai berlari

"iya gapapa, abis ngapain dek kok ngos-ngosan gitu?" Rey menggeser piringnya ke depan Ningsih

"makasih kak, btw kak Sekar gak kesini?" tanya Ningsih

"engga tau,"Tata hanya makan dengan tenang membiarkan human-human di depannya berbicara.

"hai manis," Tata melotot kaget saat Naresh duduk tepat di sampingnya. 

"itu punya kak Sekar, jangan sampai lo di gibeng sama tu orang." ucap Tata lalu mencoba mengabaikan lelaki itu. tapi Naresh tidak peduli dengan omongan Tata.

"i didn't see her." ucap Naresh

"heh, minggir lu. itu kursi Sekar."

"diem lu, orangnya gak ada." Tata mencubit lengan Naresh

"dia kakak tingkat lo anj" hampir saja mulutnya berkata kasar. untung dia ingat kalau ini kantin

"ish ishh Winda, mulut kau," ucap Ningsih

"salahin ni orang. kalo gak makan jangan ngeliatin gue please, gue risih." Naresh malah tersenyum membuat Tata semakin risih dengan tingkah nya yang tidak jelas

--------------------

jam makan siang sudah selesai, Tata buru-buru pergi untuk menghindari Naresh yang sikapnya semakin hari semakin aneh. ia terkadang berpikir jika itu bukanlah Naresh yang ia kenal dulu. dulu ia adalah anak yang pendiam dan terkadang menyendiri, disaat yang lain menganggapnya monster, Tata menganggapnya sebagai anak kecil yang kesepian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love SickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang