pelukan

1.1K 72 2
                                    

Diatas kasur itu sepasang kekasih sedang meringkuk satu sama lain, memadu kasih ditemani cahaya bulan yang melewati jendela.

Ling menyandarkan Kepalanya ke dada kekasihnya. Menciumi bagian apapun yang bisa dia jangkau dari posisinya. Zilong tersenyum lembut menerima.

Keduanya saling menikmati momen bersama karena terpisah akan pertengkaran mereka. Saling menghirup aroma masing-masing dan berharap waktu berhenti disana.

" Zilong aku suka baumu. " Kata Ling yang kini telah berpindah posisi menciumi leher Zilong.

"Ahahaha Ling ayolah. Kita baru selesai sparing, aku berbau keringet bodoh. " Balas Zilong mencium pipi Ling sekarang.

"Malah kupikir seharusnya kita mandi sekarang bukan? " Zilong melepaskan pegangan pada Ling dan segera keposisi duduk.

Namun dia terbaring kembali karena tarikan Ling. Dia membuka mata dan Ling sudah ada diatas nya, mengekangnya agar tidak bisa kemana-mana.

Kemudian menjatuhkan dirinya dan memeluk kekasihnya erat, sangat erat sehingga mantan rivalnya sesak. Mungkin seharusnya dulu cara ini saja yang ia gunakan untuk memenangkan pertarungan.

" Diamlah Zilong. Biarkan kita seperti ini sebentar lagi. " Ling mendengus. Zilong yang mendengar itu hanya tersenyum kemudian memeluk kepala Ling erat ke dadanya.

Zilong mengerti, ia sangat mengerti perasaan rindu Ling kepadanya. Dia juga merasakan hal yang sama. Membayangkan dulu mereka terpisah tidak hanya jarak tapi sampai menjadi musuh sangat menyakitkan, mungkin karena itulah Ling ingin membayar waktu yang terbuang itu.

Zilong melihat kearah bulan, sangat indah dilangit tanpa awan dengan bintang menemani. Sayang pikirannya tidak mengarah kesana tapi mengingat kembali apa saja yang telah terjadi.

Keadaan kacau balau di istana. Serangan naga hitam yang kembali dari "tidur" Nya membuat kacau semua pertahanan. Bahkan penerus great dragon bisa merasakan kengerian itu.

Perasaan menyakitkan itulah yang ia rasakan saat melihat seseorang yang dia cintai mengacungkan pedang padanya. Ia tahu apa yang membuat teman seperguruannya begitu benci padanya, tapi dia tidak berhak atas apapun dari keputusan sang guru.

Tapi seperti pagi yang selalu datang setelah malam, begitu pula perasaannya. Kekasihnya memutuskan kembali ke pihaknya. Karena mereka bersatu kembali lah tempat ini menjadi damai kembali.

Zilong terbawa kembali ke kenyataan setelah merasakan ada air menetes ke lehernya, dia tau apa itu pasti.

"Ling jangan menangis. "

Ling melihat ke mata Zilong kemudian menyatukan bibir mereka lembut. Tidak ada nafsu pada ciuman itu, hanya rasa menyesal dan rindu yang dalam.

Mereka berdua tidak ada yang ingin menarik diri, saling menikmati momen ini. Ling mencengram pinggang Zilong erat bagai orang itu akan langsung hilang jika dia lengah sedikit saja.

Zilong juga tidak mau kalah. Ia menggunakan kedua tangannya menjaga Ling terap disana. Keduanya malah meneteskan air mata bersama dan ciuman mereka terlepas.

" Aku mencintaimu Zilong. "

linglong OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang