Badai

999 57 5
                                    

[Build]

Aku menatap datar pemandangan di depanku, menghela nafas kembali menutup pintu kantor ruangan suamiku. lagi dan lagi aku melihatnya dengan mataku sendiri, orang yang aku cintai bercinta dengan pria lain

Aku mengenalnya, setidaknya pernah berteman. dia adalah teman atasanku dulu dan sekarang berganti menjadi selingkuhan suamiku. haha betapa lucunya

Melangkah pelan memasuki mansion, aku memilih pulang ketimbang semakin sakit. memilih melupakan dan pura-pura tidak tau demi penerangku, semangatku, putri kecil yang begitu aku cintai

"Pa..."

"Dari mana?" Aku tersenyum memeluk putri kecilku. buah cinta hasil pernikahanku bersama bible 10 tahun ini

Gadis kecil berusia 8 tahun dengan rambut hitam lurus sepinggang, kulitnya putih dengan mata tajam sama seperti bible. senyumnya indah persis diriku namun sifatnya hampir sama lagi-lagi dengan ayahnya

"Bagaimana sekolahmu venisia?"

"Not bad, juga tidak ada yang sepesial" Jawabnya dengan wajah yang terkesan datar

Venisia namanya, memasuki sekolah dasar kelas empat. namun sifat dan tingkahnya lebih dewasa ketimbang anak seumuran. dulu aku bahkan sempat berpikir jika venisia mengidap bipolar karna perilaku dan moodnya selalu berubah setiap waktu. aku membawanya ke dokter tapi kenyataan memang begitulah sifat venisia, mirip sekali dengan bible

Venisia dan bible tidak pernah akur layaknya seoarang anak dan ayah. sifat pemarah bible dan sifat dingin venisia sangat tidak cocok di satukan hingga yang terjadi seperti sekarang ini contohnya

"Venisia makan!! bukan bermain ponsel!" Ucap bible dengan tajam menatap venisia namun putriku malah balas menatap datar

"Kerja!! bukan tidur dengan pria lain dan menyakiti pa!" Jawab venisia tak kalah angkuh

Aku tersedak nasi yang sedang ku makan. menatap putriku dengan pandangan terkejut. bagaimana bisa venisia tau soal perselingkuhan daddy nya? apakah dia bahkan mengerti arti dari perselingkuhan

"Apa maksudmu venisia?!" Bible meletakkan sendoknya kasar berniat menghampiri venisia. aku mencegahnya, aku tau apa yang akan terjadi

"Tidak ada pertengkaran. kita sedang makan" Ucapku menekan kata agar bible tidak menyakiti putriku

"Apa yang kamu ajarkan pada anak ini biu? tidak bisakah ajarkan dia sopan santun?! semakin hari semakin kurang ajar!" Amuk bible menatap aku dan venisia marah

Aku menghela nafas menatap venisia merubah pandanganku selembut mungkin "Venisia, minta maaf pada daddymu" Ucapku pelan

Venisia mendengus lalu meminum susunya, beranjak dari kursi tanpa menggubris perkataanku. dia menarik big selaku pengawal yang biasa mengantarnya ke sekolah untuk keluar. sudah ku bilang bukan anak itu mirip sekali dengan bible?

"Kamu lihat itu? wataknya menurun siapa sih.. aku tidak yakin dia anakku?"

Aku menatap bible dengan pandangan tajam. enteng sekali mulut bajingan ini mengatakannya. tak ingatkah setiap malam dia selalu memukulku saat mabuk atau bertengkar dengan selingkuhannya dan itu di lihat langsung oleh anaknya. tuhan jika saja aku tidak mencintai bajingan ini terlalu dalam, aku pastikan sudah membunuhnya dari lama!

"Ngaca ya? biar kamu tau!"

Aku pergi meninggalkan bible sendirian memilih masuk dalam kamarku sendiri. jangan heran karna aku sudah pisah ranjang dengannya sejak satu tahun lalu. bajingan itu hanya kesini jika ingin melampiaskan nafsunya padaku selebihnya tidak pernah!

Aku terdiam menatap mobil hitam yang kini berlalu meninggalkan pekarangan rumah. air mata kembali menetes di pipiku. rasa sesak makin menyeruak kala asap nikotin memenuhi isi paruku. aku lelah menangis dan aku lelah dengan pernikahan ini

Aku ingin mengakhiri penderitaan ini tapi aku terlalu mencintainya. aku juga takut venisia tumbuh tanpa sosok seorang ayah meski aku tau kalau bible memang tidak pernah ada untuk venisia

Aku mematikan rokok, menutup balkon dan kembali ke dalam kamar. membuka laci nakas, ku raih suntikan kecil berisikan obat tidur lalu menyuntikannya sendiri dalam tubuhku. perlahan mataku tertutup menyisakan luka penderitaan yang selama ini ku alami. aku butuh tidur karna aku lelah untuk menangis

                      *****

"Ada apa denganmu bib?"

"Biasalah, biu dan anak itu membuatku muak pagi-pagi"

Bibir manis itu terkekeh, perlahan mengusap dagu bible memberikan kecupan singkat hingga pria bermarga sumettikul itu mendongkak

"Ada aku di sini... aku akan membuatmu merasa lebih baik" Ucapnya seraya mengedipkan mata nakal, naik ke pangkuan bible mengalungkan tangannya di leher sang dominan. bible menyeringai

"Hm, puaskan aku Us"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku bahkan tidak tau mengapa aku masih bertahan ketika dengan jelas cinta itu sudah lenyap dari hatimu"

"Mengapa harus ku rasa? sepenting itukah hadirmu? kita memulai karna cinta biarlah cinta yang mengakhiri."

[KAU BUKAN RUMAH]

KAU BUKAN RUMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang